JAKARTA - Banjir di Ibu Kota adalah masalah pokok yang solusinya sangat kompleks. Pemprov DKI Jakarta memilih normalisasi sungai dan pembangunan sheet pile di bantaran kali sebagai jalan keluar. Namun, meski hal itu sudah dilakukan banjir masih saja menghampiri Ibu Kota beberapa hari belakangan ini.
Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Yoga menjelaskan, jika ingin menyelesaikan masalah banjir di Jakarta, hendaknya juga melibatkan daerah-daerah penyangga. Terutama daerah yang dialiri 13 sungai yang bermuara di Jakarta. Revitalisasi waduk dan situ di Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) dinilai memiliki peran penting mengurangi banjir.
"Seandainya seluruh waduk dan situ, dari hulu sampai dengan hilir, dari puncak Bogor sampai ke ujung Jakarta itu dioptimalkan, artinya dikeruk, diperluas, artinya air hujan yang mengalir dari hulu ke hilir ditampung oleh waduk dan situ tadi, sehingga air yang terbuang (ke sungai) menjadi lebih sedikit," jelas Nirwono kepada Okezone, Jumat (24/2/2017).
Menurut Nirwono, ada 178 waduk dan situs di Jabodetabek yang bisa dioptimalkan dan dimanfaatkan untuk mengurangi banjir Jakarta. Karenanya, Pemprov DKI perlu membangun kerja sama dengan sejumlah pemerintah daerah.
Selanjutnya, tambah Nirwono, yang belum dilakukan adalah membuat rencana induk saluran air kota. Nirwono percaya bahwa banjir salah satunya disebabkan karena saluran drainase tersumbat.
"Jadi harusnya membuat rencana induk tadi, sehingga tahu bagaimana kemudian hubungannya, mulai dari saluran primer, sekunder, tersier sehingga kalau ada saluran yang mampet itu kita dengan peta tadi akan tahu persis di mana tersumbatnya kenapa dan sebagainya," ujarnya.
"Ini PR yang pertama, jadi rehabilitasi seluruh saluran air dengan didukung rencana induk saluran air kota," sambungnya.