Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua mengungkap rencana merelokasi warga yang tinggal di kawasan cagar alam Cycloop ke sejumlah daerah di Jayapura-Wamena. Relokasi dilakukan sebagai antisipasi banjir bandang akibat luapan Danau Sentani tidak terulang.
Seperti diketahui Pegunungan Cycloops terletak pada di wilayah administrastif Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura. Sekitar 2.415 titik yang semestinya menjadi daerah tangkapan air (DTA) digunakan sebagai permukiman dan pertanian lahan kering campur. Belum lagi terjadi pembukaan lahan untuk kebutuhan kayu dan galian tambang.
"Rencana ini (relokasi) sudah disampaikan ke Presiden Joko Widodo dan direspons positif, hanya saja mengenai lokasi pastinya belum ditetapkan," kata Gubernur Papua, Lukas Enembe, Kamis (21/3) dikutip Antara.
Namun demikian, Enembe memastikan rencananya para warga akan dipindahkan ke sejumlah wilayah di Jayapura-Wamena. Lokasi detailnya belum dapat dipastikan.
Korban banjir bandang Senatani. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
|
Pemprov Papua, kata Enembe, juga ke depan akan mendirikan fasilitas pelayanan publik bagi warga yang direlokasi, seperti rumah sakit, sekolah, dan perumahan. Kendati demikian, rencana ini menurutnya masih harus lebih dulu disosialisasikan.
"Bencana seperti ini sudah terjadi berulang kali dalam kurun waktu tertentu, maka warga mau tidak mau harus direlokasi," ujarnya.
Sementara itu Wakil Gubernur (Wagub) Papua, Klemen Tinal mengatakan pihaknya meminta dengan tegas kepada masyarakat untuk tidak lagi melakukan aktivitas di kawasan cagar alam Cycloop.
"Masyarakat sudah seharusnya sadar untuk ke depan tidak melakukan aktivitas di kawasan Cycloop. Bencana banjir bandang tidak bisa dianggap biasa," katanya..
Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua, korban banjir bandang di kabupaten Jayapura untuk yang meninggal dunia sebanyak 101 jiwa, dilaporkan hilang 93 jiwa.
Sementara itu korban luka berat mencapai 107 orang dan 808 orang luka ringan. Banjir berdampak di tiga distrik yakni Sentani, Waibu, dan Sentani Barat. Total jiwa yang terdampak sebanyak 11.725 kepala keluarga.