JawaPos.com - Siklon Veronika telah bergerak menjauh dari Pulau Jawa. Namun potensi hujan lebat di Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ) masih tetap ada dalam beberapa hari ke depan.
"Siklon Veronika tidak terlalu berpengaruh, walaupun siklon itu mempunyai tekanan yang rendah yaitu 996 hPa dengan kecepatan pusaran maksimal 40 knot. Karena arahnya menjauhi Pulau Jawa, bergerak menjauh ke arah barat daya dengan kecepatan 8 knot," ujar Kepala Stasiun Klimatologi Mlati BMKG Jogjakarta, Reni Kraningtyas saat dihubungi JawaPos.com, Kamis (21/3).
Dikatakan Reni, potensi hujan lebat masih ada karena sering muncul Low Pressure Area (LPA). Yakni tekanan rendah di perairan selatan Jawa dan suhu laut yang masih hangat. Sehingga masih memicu terbentuknya awan-awan hujan. "Masih bisa berpotensi hujan lebat, tetapi diperkirakan tidak se-ekstrem Minggu (17/3) dan Senin (18/3) kemarin," ucapnya.
Pada Minggu (17/3) malam curah hujan cukup tinggi. Yakni 148 milimeter per hari. Sedangkan kategori hujan ekstrem itu hanya 50 milimeter per hari curah hujannya.
Akibat hujan lebat yang ekstrem itu setidaknya 5 orang warga Kabupaten Bantul nyawanya melayang. Karena longsor dan banjir, ribuan jiwa di Bantul, Kulon Progo, dan Gunungkidul juga sempat mengungsi ke tempat yang aman.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul, Edy Basuki sebelumnya menyebut, kerugian akibat hujan lebat pada Minggu (17/3) masih dilakukan pendataan. "Masih kami data total kerugiannya," pungkasnya.
Sementara, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bantul, Dwi Daryanto mengatakan terhitung sejak Senin (18/3) pihaknya menetapkan status Siaga Darurat. Dalam upaya recovery usai bencana