Hari 1
Reportase
Bimbingan Teknis Penyusunan Hospital Disaster Plan (HDP)
Rabu, 6 November 2024
Dok. PKMK “Kunjungan ke RSA UGM”
PKMK-Yogyakarta. Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Penanganan Bencana di Rumah Sakit (Hospital Disaster Plan/HDP) dilakukan secara luring pada minggu pertama November selama tiga hari (6-8 November 2024). Kegiatan pada hari pertama dilakukan di dua lokasi yaitu di Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada (RSA UGM) dan Hotel Cakra Kusuma. Bimbingan teknis ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada peserta terkait penyusunan HDP yang disesuaikan dengan kebijakan dan karakteristik dari setiap rumah sakit dalam menghadapi bencana internal maupun eksternal. Agenda hari pertama dipandu oleh dr. Alif Indiralarasati selaku moderator. Saat melakukan kunjungan ke RSA UGM, peserta melakukan diskusi dengan Tim Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK UGM dan Tim HDP RSA UGM terkait penyusunan, prosedur, koordinasi, dan pengelolaan HDP di RSA UGM.
Dok. PKMK “Penyampaian materi Konsep Manajemen Kesehatan dan Hospital Disaster Plan oleh dr. Hendro Wartatmo, Sp.B-KBD”
Pada siang hari agenda dilanjutkan di Hotel Cakra Kusuma untuk penyampaian materi. Materi pertama disampaikan oleh dr. Hendro Wartatmo, Sp.B-KBD tentang “Konsep Manajemen Kesehatan dan Hospital Disaster Plan”. Hendro menekankan pentingnya penyusunan HDP sebagai bentuk rencana mitigasi yang dibuat rumah sakit untuk melakukan respons yang efektif dan efisien ketika terjadi bencana. Di dalam HDP kuncinya ada di kemampuan dari surge capacity, yang mana mencerminkan kesiapan dari rumah sakit dalam menerima dan mengatasi keadaan saat terjadinya bencana.
Dok. PKMK “Penyampaian materi “Akreditasi dan Strategi Penyiapan HDP di rumah sakit oleh dr. Bella Donna, M.Kes”
Dilanjutkan dengan materi kedua mengenai “Akreditasi dan Strategi Penyiapan HDP di Rumah Sakit”, yang disampaikan oleh dr. Bella Donna, M.Kes. Bella menyampaikan bahwa persiapan bencana tidak hanya bencana alam namun juga non alam sehingga perlunya strategi dalam penyiapan HDP. Belum semua rumah sakit memiliki HDP yang aman baik bagi staf, pasien, maupun pengujung rumah sakit. Berbicara terkait safe hospital tidak jauh dari kata SAFE (SDM, Alat, Fasilitas, Estimasi kebutuhan/logistik), yang mana rumah sakit dapat mengatasi dan memfasilitasi dengan aman sesuai dengan komponen Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) 1-10. Dalam strategi penyusunan HDP ada komponen (MFK 9) yang perlu disiapkan yang berfungsi dalam mempersiapkan surge capacity. Surge capacity dapat membantu dan meningkatkan kemampuan sistem pelayanan kesehatan untuk secara cepat memenuhi pelayanan yang meningkat seperti dalam keadaan krisis bencana, yang terdapat 4 komponen atau 4S sebagai tolak ukurnya. Narasumber menyimpulkan bahwa yang pertama harus kita harus lakukan adalah mengidentifikasi atau analisis risiko dan dampak untuk menentukan kebutuhan yang diperlukan disiapkan. Hal tersebut juga menjadi landasan dalam membentuk tim HDP sendiri untuk membantu dalam mempersiapkan diri agar lebih siap menghadapi bencana yang tidak diketahui datang kapan saja.
Dok. PKMK “Penyampaian materi Analisis Risiko HVA dan HSI dalam HDP oleh Happy R. Pangaribuan, MPH”
Materi terakhir di hari pertama yaitu materi ketiga yang disampaikan oleh Happy R. Pangaribuan, MPH mengenai “Analisis Risiko HVA dan HSI dalam HDP”. Tidak bisa dipungkiri sebagian besar kota di Indonesia memiliki risiko dalam kebencanaan, sehingga pentingnya analisis risiko untuk mengurangi dampak. HVA dapat meningkatkan kesiapsiagaan dalam bencana. Happy menekankan semakin tingginya kapasitas maka semakin rendah risiko yang diterima. Dalam HVA diperlukan skenario dalam berbagai keadaan untuk menganalisis setiap risiko dan dampak dalam berbagai keadaan yang dapat berpengaruh paling besar ke Kesehatan, sehingga dapat memprioritaskan mitigasi dalam panduan HDP yang akan di susun oleh setiap rumah sakit sesuai dengan karakteristik dan hasil analisis risiko yang dilakukan.
Reporter: Meliyana, SKM (Divisi Manajemen Bencana Kesehatan, PKMK UGM)
Hari 2
Kamis, 07 November 2024
Dok. PKMK FK-KMK UGM “Penyampaian Materi Sistem Komando dan Pengorganisasian” oleh dr. Bella Donna, M.Kes
PKMK-Yogyakarta. Kegiatan hari kedua Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Penanganan Bencana di Rumah Sakit (Hospital Disaster Plan/HDP) dilakukan secara luring di Hotel Cakra Kusuma. Acara pada hari kedua (07 November 2024), di pandu oleh dr. Muhammad Alif Seswandhana selaku moderator. Kegiatan hari ini dibuka dengan penyampaian materi dari dr. Bella Donna, M.Kes terkait “Sistem Komando dan Pengorganisasian”. Pada materi kali ini akan sedikit berteori, dr. Bella bertanya “Kenapa sih kita harus menggunakan sistem komando (Incident Command System/ICS)? Apa yang membedakan dengan sistem lainnya?”. Dalam pengembangannya, ICS dinilai lebih efektif sebagai sistem komando ketika terjadi bencana. Banyak bencana di Indonesia yang mana setiap rumah sakit memiliki sistem komandonya tersendiri, sehingga memerlukan pengorganisasian dalam penyusunan HDP yang disesuaikan dengan kebutuhan ketika terjadinya bencana. Dengan melihat skema dari ICS yang sudah disesuaikan dengan stakeholder dan struktur organisasi sehari-sehari maka akan lebih siap dalam mengurangi waktu respons dalam keadaan bencana dan membuat keadaan lebih optimal dan efisien.
Dok. PKMK FK-KMK UGM “Diskusi Terkait Pengorganisasian dan Pembagian Tupoksi” oleh dr. Bella Donna, M.Kes
Pada materi selanjutnya dengan topik “Penentuan Tupoksi dan Kartu Tugas Tim HDP” yang disampaikan oleh dr. Bella Donna, M.Kes. Pada materi ini dibahas mengenai tupoksi yang menjelaskan tugas dan siapa yang bertanggung jawab dari setiap unit yang terlibat dalam struktur. Pengorganisasian dan tupoksi dapat disesuaikan dengan bagan saat keadaan normal, akan tetapi paling perlu disesuaikan dengan bencana ialah bagian dari operasional yang berperan sebagai pelaku yang disesuaikan dengan kebencanaan sehingga tidak perlu merubah keseluruhan organisasi. Menjawab juga pertanya dari peserta mengenai “Mana yang lebih baik dalam penyusunan organisasi dan tupoksi, apakah disesuaikan dengan ICS atau MIMMS?”. dr. Bella menekankan bahwa tidak ada perbandingan mana yang lebih baik. Namun, dalam keadaan bencana bisa menjalankan tugas masing-masing yang sudah diatur dengan baik dan jelas saat kebencanaan. Di akhir sesi materi empat dan lima, dr. Bella beserta tim dari Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK melakukan bedah pengorganisasian dan tupoksi dari HDP di masing-masing rumah sakit peserta kemudian diberikan saran.
Dok. PKMK FK-KMK UGM “Identifikasi Fasilitas Saat Situasi Bencana di Rumah Sakit” oleh Happy R Pangaribuan, MPH
Materi berikutnya di sampaikan oleh Happy R Pangaribuan, MPH mengenai “Identifikasi Fasilitas Saat Situasi Bencana di Rumah Sakit”. Bu Happy menyampaikan bahwa penentuan fasilitas harus ditentukan dan disiapkan saat penyusunan HDP. Dalam mengidentifikasi diperlukan peta risiko untuk mengidentifikasi kebutuhan fasilitas saat situasi bencana di rumah sakit. Disampaikan bahwa tidak hanya fasilitas utama yang perlu disiapkan. Namun perlu juga mempersiapkan fasilitas penunjang yang sudah termaksud dalam management kit saat bencana. Seringnya terjadi gangguan dalam komunikasi saat kebencanaan, sehingga diperlukannya persiapan fasilitas terkait alat komunikasi dan informasi yang dapat berfungsi dalam keadaan apapun. Dalam menghadapi bencana internal maupun eksternal setiap rumah sakit dapat menyesuaikan fasilitas saat keadaan normal menjadi fasilitas saat kebencanaan. Seperti yang dilihat peserta dalam kunjungan di hari pertama ke RSA UGM.
Dok. PKMK FK-KMK UGM “SOP dalam Hospital Disaster Plan” dan “Persiapan Logistik, Manajemen Relawan dan Alur Pelaporan Saat Bencana” oleh apt. Gde Yulian Yogadhita, M.Epid
Selanjutnya materi terakhir pada agenda hari kedua disampaikan oleh apt. Gde Yulian Yogadhita, M.Epid. yaitu “Pentingnya kebutuhan SOP dalam HDP” dan “Persiapan Logistik, Manajemen Relawan, dan Alur Pelaporan Saat Bencana”. Pak Gde menyampaikan bahwa dengan melihat kebijakan yang sudah ada, diharapkan rumah sakit dapat membuat peraturan dan SOP yang mengatur mengenai HDP di rumah sakit masing-masing. Dilanjutkan materi berikutnya, bahwa penggunaan ICS sangat efektif terutama dalam logistik, hal tersebut akan membantu dalam akuntabilitas. Ditekankan oleh Pak Gde bahwa prinsip dari triase bencana ialah tidak memindahkan bencana dari lokasi bencana ke lokasi lainnya, sehingga rumah sakit dapat segera menghubungi dinas kesehatan, BPBD atau BNPB untuk mempersiapkan tempat evakuasi dan mendirikan tenda sebagai posko di tempat terjadinya bencana.
Reporter: Meliyana, SKM (Divisi Manajemen Bencana Kesehatan, PKMK FK-KMK UGM)
Hari 3
Dok. PKMK FK-KMK UGM “Diskusi Pengembangan Skenario dalam HDP”
PKMK-Yogyakarta. Pada hari terakhir (8/11/2024) dari Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana di Rumah Sakit (Hospital Disaster Plan/HDP), dilanjutkan dengan penugasan terkait penyusunan dokumen HDP yang akan dibagi menjadi empat tim. Kemudian akan dilanjutkan diskusi dengan Tim dari Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK sebagai fasilitator. Untuk pembagiannya ada 4 tim terkait Pengorganisasian, Pengembangan skenario, Fasilitas saat bencana, dan yang terakhir pengembangan SOP dalam HDP. Masing-masing peserta dibebaskan untuk memilih bergabung dengan tim yang sudah ada. Happy R. Pangaribuan, MPH selaku fasilitator pada diskusi pengembangan skenario membantu peserta yang bergabung dalam diskusi tersebut dengan mengembangkan skenario yang disesuaikan dengan kebencaan yang sudah terjadi atau yang sudah diprediksi seperti megathrust. Skenario harus selalu diperbaharui dengan bencana-bencana yang terjadi beberapa tahun belakangan ini.
Dok. PKMK FK-KMK UGM “Diskusi Pengorganisasian dalam HDP”
Dari kelompok diskusi pengorganisasian, peserta melakukan pengembangan dan perbaikan dari organisasi yang sudah ada, menjadi lebih terarah agar lebih efektif dan efisien. dr. Bella Donna, M.Kes. menyampaikan baik menggunakan ICS ataupun MIMMS disarankan dalam pengorganisasian sebaiknya melebar ke samping bukan memanjang ke bawah. Ditekankan bahwa “rantai organisasi maksimal 7 ke bawah” itu saat keadaan normal terlebih dalam kebencanaan sebisanya diuraikan agar tupoksi dari masing-masing anggota tim menjadi jelas.
Dok. PKMK FK-KMK UGM “Diskusi terkait Penyusunan SOP dalam HDP”
Kemudian dari kelompok diskusi terkait SOP dalam HDP didampingi oleh apt. Gde Yulian Yogadhita, M.Epid. Dalam penyusunan HDP, Gde menekankan pentingnya penyusunan SOP untuk memenuhi standar-standar yang dibutuhkan dalam mitigasi bencana. SOP juga membantu dalam membantu arahan dan tindakan oleh tim HDP. Diskusi pun berlanjut dengan menyenangkan, setelah berdiskusi kurang lebih 2 jam. Dilanjutkan dengan presentasi dari diskusi yang diwakilkan oleh beberapa peserta. Penutupan dari acara Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana di Rumah Sakit (Hospital Disaster Plan/HDP), dilakukan foto bersama.
Dok. PKMK FK-KMK UGM “Foto Bersama dalam Penutupan Kegiatan Bencana di Rumah Sakit (Hospital Disaster Plan/HDP) ”
Reporter: Meliyana, SKM (Divisi Manajemen Bencana Kesehatan, PKMK UGM)