logo2

ugm-logo

Hari I Pre-Konference APCEDM

Senin, 24 September 2012

Opening
Opening-Prof-LaksonoKegiatan dibuka oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc, PhD selaku Course Director pada kegiatan Pre-Conference APCEDM “Health Disaster Management: Guidelines for Research and Evaluation Workshop”. Pada sambutan pembukaannya beliau menyatakan bahwa kegiatan yang diselenggarakan diharapakn akan memacu munculnya penelitian-penelitian kebencanaan yang bisa memberikan masukan terhadap perbaikan program penanggulangan bencana di Indonesia.
Sambutan kedua oleh dr. A. Radjak selaku Presiden dari APCEDM ke-11, beliau menyampaikan bahwa kegiatan yang diselenggarakan ini adalah kerjasama dengan Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan (PMPK) FK UGM, dan merupakan bagian dari rangkaian kegiatan APCEDM dan terdiri atas 2 topik kegiatan.

Sesi Materi

Materi pertama yang disampaikan oleh Prof Marvin Birnbaum berjudul Health Disaster Management: Guidelines for Research and Evaluation. Dalam pemaparan materinya, beliau menjelaskan mengenai tujuan dari evaluasi bencana/penelitian, yaitu untuk mengenali kebutuhan struktur dalam evaluasi dan penelitian, memahami perbedaan antara penelitian intervensi dengan epidemiologi, memahami pentingnya definisi dan kerangka konseptual, kerangka longitudinal, kerangka transeksional, kerangka operasional dan kerangka kesiapsiagaan, serta menerapkan kerangka kerja untuk evaluasi bencana dan penelitian menggunakan metodelogi. Selain menyampaikan mengenai tujuan dari evaluasi/penelitian bencana, pada materi ini juga disampaikan mengenai beberapa masalah yang ditemukan dalam evaluasi dan penelitian bencana, yaitu tidak ada struktur untuk membandingkan informasi dari bencana, tidak konsistennya penggunaan terminology, informasi yang ada tersebar luas dan tidak terindeks, sulit untuk membuktikan penyebab. Masalah lain yang disebutkan adalah karena meskipun kadang bisa diprediksi, namun banyak peristiwa bencana yang tidak terduga terjadi, tidak ada dua bencana yang persis sama, perbedaan geografis, perbedaan populasi dan budaya, kurangnya pendanaan serta penelitian dan evaluasi yang masih menjadi prioritas yang rendah pada saat krisis. Sedangkan hambatan dalam penelitian Bencana adalah kurangnya penyeragaman dan standar definisi, kurangnya kerangka untuk menyediakan struktur serta kurangnya pengaturan yang mendukung untuk indicator evaluasi spesifik. Penelitian atau evaluasi bencana diperlukan untuk mencegah sebanyak mungkin kejadian bencana, mengurangi dampak peristiwa masa depan dan mengembangkan bukti untuk standar terbaik.

Materi kedua dilanjutkan dengan judul Kerangka Konseptual (The Conceptual Framework), yang membahas mengenai bencana dan penyebab bencana. Kejadian bencana adalah dimulai dari hazard -> event -> structural damage  -> functional damage -> needs -> emergency -> disaster. Hazard merupakan suatu fenomena berbahaya yang berasal dari substansi maupun akifitas manusia dan kondisi yang bisa menyebabkan hilangnya nyawa, cidera atau dampak kesehatan lain, kerusakan harta benda, hilangnya mata pencaharian, gangguan sosial ekonomi dan kerusakan lingkungan.

Event adalah sebuah kejadian yang memiliki potensi mempengaruhi makhluk hidup dan atau lingkungan mereka, aktualisasi bahaya dan terjadi akibat alam (natural), buatan manusia (human made) dan campuran. Structural damage adalah gangguan fisik dari struktur yang dihasilkan dari energy yang dilepaskan manusia dan makhluk hidup lainnya, struktur bangunan manusia dan lingkungan sedangkan fungsional damage adalah kerusakan yang menghasilkan perubahan atau hilangnya fungsi makhluk hidup atau system penting lain untuk fungsi sosial. Needs adalah perbedaan antara kebutuhan dan sumber daya yang tersedia yang terjadi sebagai akibat dari kerusakan fungsional. Emergensi adalah keadaan darurat yang terjadi ketika seorang individu atau masyarakat harus menggunakan kemampuan respon local untuk memenuhi kebutuhan yang disebabkan oleh perubahan atau hilangnya fungsi.

Pada sesi selanjutnya, disampaikan materi tentang Risiko, Kemampuan dan Ketahanan (Risk, Capacities, and Resilience). Beliau menjelaskan bahwa risiko adalah kemungkinan bahwa sesuatu akan terjadi dan sering dinyatakan dalam kombinasi kemungkinan terjadinya dan konsekuensi dari suatu peristiwa. Dalam suatu kejadian (event), kalau seandainya hazard ditiadakan, maka tidak akan terjadi event. Oleh karena itu, perlu adanya hazard mitigation, yaitu pengentasan, pengurangan atau berkurangnnya. Dalam suatu kejadian, akan menimbulkan structural damage, sehingga diperlukan suatu absorbing capacity, yaitu kemampuan untuk mengurangi jumlah kerusakan structural yang dihasilkan dari kejadian. Sedangkan buffering capacity adalah kemampuan untuk penyangga atau mengatasi kerusakan berkelanjutan dari suatu peristiwa tanpa penurunan atau kehilangan fungsi termasuk dalam kemampuan untuk mempertahankan fungsi penting meskipun perubahan sumber daya yang tersedia. Ketahanan atau resilience adalah kemampuan sebuh system, komunitas atau masyarakat yang terkena bahaya untuk menahan, menyerap, mengakomodasi, dan memulihkan diri dari efek bahaya pada waktu yang tepat dan efisien. Dengan kata lain, ketahanan merupakan gabungan dari absorbing capacity, buffering capacity dan local response capacity. Local response capacity adalah kemampuan suatu system pada suatu daerah yang terkena bencana untuk merespon atau campur tangan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang terkena dampak pada daerah tersebut.
materi-4Materi selanjutnya disampaikan oleh Elaine Daily RN, BS, FAHA, FCCM mengenai The Longitudinal and Transectional Frameworks. Longitudinal (temporal) framework menggambarkan mengenai bencana dari waktu ke waktu (tahapan), transeksional framework menggambarkan mengenai komponen dari suatu masyarakat pada waktu tertentu. Fase longitudinal dari suatu bencana bersifat progresif dan kronologis, focus pada sifat daripada waktu absolut dan tumpang tindih antara fase. Sementara itu, transeksional framework dari masyarakat adalah metode untuk mengorganisir masyarakat dalam komponen fungsional atau system. Kebanyakan permasalahan dalam manajemen bencana berhubungan dengan koordinasi dan control. Sehingga diperlukan peran dan tanggung jawab koordinasi dan control seperti kontegensi plan dan kesiapsiagaan, surveilans dan monitoring, manajemen informasi, pembuatan keputusan, sasaran intervensi dan tanggapan

Agenda

Di dunia magis kasino online, Spin Gratis adalah salah satu bonus yang paling dicari, menawarkan pemain kesempatan untuk memutar gulungan permainan slot tanpa mempertaruhkan uang mereka sendiri. Pemain Austria memiliki berbagai pilihan fantastis untuk menikmati bonus ini, dan panduan komprehensif kami untuk https://smartbonus.at/freispiele/ Free Spins memberikan wawasan mendetail tentang penawaran Free Spins terbaik yang tersedia. Panduan ini dirancang untuk membantu pemain pemula dan berpengalaman menavigasi berbagai bonus Free Spins yang ditawarkan oleh kasino online top Austria. Panduan kami mempelajari mekanisme Free Spins, menjelaskan cara kerjanya dan cara memaksimalkan potensinya. Baik itu bagian dari paket sambutan atau penawaran yang berdiri sendiri, penting untuk memahami syarat dan ketentuan, seperti persyaratan taruhan dan batasan permainan. Perbandingan dan ulasan kami tentang berbagai penawaran spin gratis memastikan Anda memiliki informasi terbaru di ujung jari Anda. Kami juga memberikan tips ahli tentang cara mendapatkan hasil maksimal dari putaran gratis ini dan meningkatkan peluang Anda untuk mengubahnya menjadi kemenangan nyata. Dengan panduan kami, Anda akan diperlengkapi dengan baik untuk memanfaatkan penawaran spin gratis terbaik di Austria, menjadikan setiap sesi slot lebih menarik dan berpotensi memberi Anda hadiah.