TOR Webinar
PENGANTAR
Setelah menyelesaikan webinar series kebijakan Januari hingga Maret lalu, Kami kembali menyelenggarakan webinar series mengenai kurikulum.
Sangat menarik untuk membahas perkembangan kurikulum bencana sektor kesehatan di Indonesia. Banyak profesi kesehatan yang terlibat di dalamnya, dokter, perawat, gizi, kesehatan masyarakat, kebidanan dan lain sebagainya. Lantas bagaimana perkembangan kurikulum tersebut di perguruan tinggi kesehatan atau fakultas kesehatan di Indonesia?
Untuk pertama kali, kami akan mengangkat tentang disaster nursing atau keperawatan bencana. Apa itu disaster nursing? Apa yang menjadi core competencies-nya? Bagaimana pembelajarannya bagi mahasiswa? Bagaimana perkembangannya? Hal-hal ini akan bersama-sama kita bahas pada webinar series Apri ini.
TUJUAN
Untuk menambah wawasan mengenai disaster nursing secara luas
Tempat, Waktu dan Tanggal Pelaksanaan
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada :
Hari, Tanggal |
|
: Kamis, 27 April 2017 |
Waktu |
|
: 12.00 – 14.00 |
Tempat |
|
: Lab Leadership Lt.3 Fakultas Kedokteran UGM |
Link Webinar: https://attendee.gotowebinar.com/register/8622158361422024450
Webinar ID: 908-405-299
PESERTA YANG DIHARAPKAN
- Kementerian Kesehatan (Pusat Krisis Kesehatan)
- BNPB
- BPBD
- Dinas Kesehatan
- Rumah Sakit
- Fakultas Kedokteran, Kesehatan, dan Keperawatan
- Group EMT Indonesia
- Mahasiswa
- Peneliti
- LSM
- Dsb
Agenda Acara
PENDAFTARAN DAN INFORMASI
Lelyana
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK UGM
Mobile : 081329760006
Ph : 0274-549425
Fax : 0274-549424
Reportase Kegiatan
Reportase Webinar Divisi Manajemen Bencana
Kurikulum: Disaster Nursing
Kamis, 27 April 2017
Laboratorium Leadership FK UGM
Webinar series dari Divisi Manajemen Bencana untuk April mengangkat topik Kurikulum: Disaster Management. Pertemuan ini dimoderatori oleh Sutono, S.Kp, M.Sc, M.Kep selaku dosen keperawatan FK UGM dan pembicara Syahirul Alim, S.Kp, PhD yang merupakan dosen keperawatan FK UGM.
Pemateri menjelaskan bahwa bencana kesehatan menurut WHO merupakan suatu gangguan serius terhadap fungsi komunitas atau masyarakat yang berdampak pada manusia, ekonomi, atau lingkungan yang melebihi kemampuan komunitas atau masyarakat itu sendiri. Sementara dari Internasional Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC) menyebutkan bahwa rumus bencana yakni kerentanan dan bahaya dibagi dengan kapasitas.
Fase bencana dibagi dalam 3 fase yakni pre insiden, insiden, dan post insiden. Perawat memiliki peran penting dari tiap fase bencana tersebut. Berdasarkan Internasional Council of Nurses (ICN) kompetensi perawat dalam bencana dibagi menjadi 10 kompetensi yang dibagi dalam beberapa fase yakni pada fase mitigasi yakni 1) pengurangan risiko, pencegahan penyakit, dan promosi kesehatan, serta 2) perencanaan dan pengembangan kebijakan. Fase kesiapsiagaan terdiri dari kompetensi 1) akuntabilitas, praktek etik dan legal, 2) komunikasi dan berbagi informasi, 3) pendidikan dan kesiapsiagaan. Fase respon terdiri dari 1) perawatan komunitas, 2) perawatan individu dan keluarga, 3) perawatan psikologis, dan 4) perawatan pada kelompok rentan. Sedangkan pada fase pemulihan dan rehabilitasi terdapat kompetensi kebutuhan perawatan jangka panjang.
Saat ini pada program studi ilmu keperawatan FK UGM sedang mengembangkan kurikulum keperawatan bencana, dimana untuk kurikulum ini mencakup 6 SKS. Diharapkan dengan adanya kurikulum ini maka tingkat kesadaran tentang keperawatan dalam bencana akan meningkat. Dalam kurikulum tersebut tidak hanya terdiri dari perkuliahan, namun juga praktikum, skills lab, tutorial, serta akan dimasukkan ke dalam kurikulum dalam pendidikan profesi dengan membuka stase khusus bencana.
Pertemuan webinar kali ini sangat interaktif, karena peserta banyak mengajukan pertanyaan kepada pemateri. Hal ini dikarenakan keperawatan bencana merupakan suatu hal yang belum banyak diimplementasikan baik dalam dunia pendidikan maupun dalam praktek di rumah sakit. Harapannya profesi dari perawat bencana yang tergabung dalam Himpunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia (HIPGABI) ikut berperan dan menjembatani untuk peningkatan kompetensi bagi seluruh perawat tentang keperawatan bencana dan dapat bergabung dalam Emergency Medical Technicians (EMT) pada saat terjadi bencana.
Reporter: Wisnu Damarsasi, MPH