SURABAYA— Pemerintah Provinsi Jawa Timur mulai mempersiapkan personel, untuk memberikan pendampingan bagi masyarakat menghadapi bencana alam.
Persiapan itu diberikan kepada Taruna Tanggap Bencana (Tagana) Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK).
Gubernur Jawa Timur Soekarwo pada apel siaga Tagana di Gedung Islamic Center Surabaya, Rabu (19/12/2012), mengatakan, bencana tanah longsor kemungkinan menimpa beberapa daerah di Jatim, karena jenis tanah umumnya campuran kapur putih. Maka ketika tergerus air akan menimbulkan longsor.
Potensi tanah longsor di Jatim sangat besar, terutama di daerah pegunungan dan pesisir pantai selatan. Soekarwo menambahkan, ada beberapa wilayah yang patut diwaspadai bencana alam, terutama tanah longsor di pesisir pantai selatan, banjir di wilayah Ponorogo, Trenggalek, Pacitan, dan Bojonegoro.
Untuk itu, perlu langkah antisipasi, seperti di Kabupaten Trenggalek sedang dibangun Waduk Tugu, Waduk Pitu di Kabupaten Pacitan, dan di Kabupaten Ponorogo dibangun Waduk Bendo. Pembangunan waduk tersebut sebagai upaya menekan bencana banjir di wilayah tersebut.
Pemprov Jatim, kata Soekarwo, sangat terbantu oleh kehadiran 1.719 personel Tagana, dan 654 personel TKSK yang dilatih untuk membantu mengatasi bencana alam dan masalah kesejahteraan masyarakat.
Tahun 2013, Pemprov Jatim akan mengajukan tambahan honor bagi personel Tagana dan TKSK ke DPRD sebesar Rp 100.000 per orang. Pemprov Jatim juga telah menyiapkan dana sebesar Rp 50 miliar, untuk penanganan bencana alam.
Kepala Dinas Sosial Jatim Sudjono mengatakan, kehadiran personel Tagana dan TKSK sangat membantu dalam penanganan bencana. Di Jatim, ada 14 titik yang perlu diwaspadai.