Jakarta - Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti Yayat Supriyatna mengatakan seharusnya Jakarta yang selalu dilanda banjir tahunan mempunyai tempat evakuasi untuk menampung para pengungsi.
"Idealnya pembangunan kota harus berbasiskan mitigasi bencana," kata Yayat di Jakarta, Jumat (18/1). Dengan demikian, tambahnya, jika terjadi bencana masyarakat tahu harus mengungsi kemana karena sudah mempunyai tempat evakuasi.
Kondisi itu berbeda dengan yang terjadi saat ini, ketika korban banjir banyak mengungsi di tempat yang tidak layak. "Tempat pengungsian yang ditempati pengungsi saat ini tidak layak, seperti di jalanan, sehingga mengganggu pengguna jalan lainnya," ujarnya.
Yayat menambahkan, tempat evakuasi bisa dibuat di tanah kosong ataupun lapangan. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam membuat tempat evakuasi adalah sanitasi.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan total pengungsi banjir di Jakarta mencapai 15.423 orang yang terswebar di 68 titik pengungsian. Banjir telah merendam 720 RT di 73 Kelurahan di Jakarta. Dari jumlah pengungsi sebanyak itu, 7.196 jiwa di antaranya di Jakarta Timur, 3.147 jiwa di Jakarta Selatan, 1.268 jiwa di Jakarta Pusat, 2.912 jiwa di Jakarta Barat, dan 900 jiwa di Jakarta Barat.