Jakarta - BNPB memperbarui data korban terdampak erupsi Gunung Semeru, Jawa Timur (Jatim). Korban meninggal karena erupsi Gunung Semeru bertambah menjadi 34 orang.
"Data korban jiwa tercatat warga luka-luka 56 jiwa, hilang 17 jiwa, dan meninggal dunia 34 jiwa, sedangkan jumlah populasi terdampak sebanyak 5.205 jiwa. Terkait dengan jumlah warga yang dinyatakan hilang dan luka, posko masih melakukan pemutakhiran data dan validasi," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangannya, Selasa (7/12/2021).
Per pukul 12.00 WIB, jumlah warga mengungsi mengalami peningkatan menjadi 3.697 jiwa. Warga yang mengungsi sebagian besar berada di wilayah Kabupaten Lumajang, sedangkan di Kabupaten Malang hanya terdapat 24 jiwa.
"Sebaran titik pengungsian di Kabupaten Lumajang berada di Kecamatan Pronojiwo dengan 9 titik berjumlah 382 jiwa, Kecamatan Candipuro 6 titik 1.136 jiwa, Kecamatan Pasirian 4 titik 563 jiwa, Kecamatan Lumajang 188 jiwa, Kecamatan Tempeh 290 jiwa, Kecamatan Sumberseko 67 jiwa, Kecamatan Sukodono 45 jiwa," ujar Muhari.
Erupsi Gunung Semeru mengakibatkan 2.970 unit rumah terkena dampak. Pemerintah daerah masih melakukan pemutakhiran jumlah rumah terdampak ataupun tingkat kerusakan.
"Bangunan terdampak lainnya berupa fasilitas pendidikan 38 unit dan jembatan terputus (Gladak Perak) 1 unit," ucapnya.
Presiden Jokowi sudah meninjau lokasi terdampak yang berada di Kabupaten Lumajang. Jokowi tiba di Lapangan Desa Sumberwuluh, Lumajang, pukul 10.21 WIB.
Jokowi bertemu dengan para penyintas erupsi Gunung Semeru, melihat dapur umum dan meninjau pos kesehatan, serta menyerahkan santunan kepada para ahli waris korban meninggal akibat erupsi.
Sementara itu, Gunung Semeru terpantau mengalami 2 kali gempa letusan dan durasi gempa 55-25 detik. Di samping itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menginformasikan terjadi 7 kali gempa guguran dengan durasi 50-20 detik.