JAKARTA — Kementerian Luar Negeri RI akan mengirimkan sejumlah bantuan kemanusiaan untuk Nepal. Bantuan yang diberikan mulai dari tenaga medis, tenaga SAR, hingga peralatan darurat lainnya.
Dalam pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri, Pemerintah Indonesia telah menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya atas musibah gempa bumi berkekuatan 7,9 skala richter di Nepal yang menelan korban lebih dari 2.000 orang. Sebagai negara yang juga rawan akan bencana alam, Indonesia akan memberikan bantuan dan dukungan kepada rakyat Nepal dalam menghadapi bencana.
"Dalam kaitan ini, Menlu RI telah berkoordinasi untuk pengiriman bantuan Indonesia sesuai kebutuhan di Nepal, antara lain berupa tenaga medis, bantuan SAR, makanan siap saji, selimut, tenda, dan obat-obatan," demikian bunyi keterangan pers tersebut.
Kemenlu juga terus melakukan koordinasi dan berkomunikasi dengan KBRI Dhaka, Konsul Kehormatan RI di Kathmandu, serta berbagai pihak terkait informasi sehubungan WNI yang ada di Nepal. Dari data saat ini, terdapat 18 orang WNI yang menetap di Nepal dan 16 WNI tercatat sedang melakukan kunjungan, baik sebagai turis maupun kegiatan resmi, sehingga total WNI ada 34 orang. Dari jumlah tersebut, 17 orang telah berhasil dihubungi dan dalam keadaan baik.
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno LP Marsudi di sela-sela acara KTT ASEAN di Kuala Lumpur mengungkapkan, bantuan akan diberikan dalam waktu 3-4 hari lagi. Bantuan diberikan setelah memastikan bandara di Kathmandu bisa berfungsi dengan baik. Saat ini, kondisi bandara rusak akibat gempa tersebut.
Pemerintah Nepal, Minggu (26/4/2015), meningkatkan upaya untuk menyelamatkan orang-orang yang terjebak dalam reruntuhan bangunan yang ambruk setelah gempa bumi dahsyat menghancurkan lembah Kathmandu yang padat penduduk kemarin. Gempa itu juga memicu longsor mematikan di Gunung Everest.
Gempa berkekuatan 7,9 SR tersebut mengguncang pada Sabtu tengah hari pada jam sibuk. Korban tewas sejauh ini sedikitnya 1.800 orang. Jumlah korban tewas diperkirakan akan terus bertambah setelah penyelamatan semalam terhambat oleh sejumlah gempa susulan yang kuat, jalan raya yang terputus, dan kurangnya peralatan. Gempa bumi itu, yang berpusat sekitar 80 kilometer di sebelah timur kota Pokhara, kota kedua terbesar di negara itu, sangat merusak karena tergolong dangkal.
sumber: KOMPAS.com