KAK
PENGANTAR
Apakah klinik kesehatan dan puskesmas Bapak/ Ibu sudah pernah terdampak bencana? Apakah chaos terjadi sangat lama. Klinik kesehatan dan puskesmas merupakan lini terdepan yang memegang peranan utama untuk kesiapan bencana dan penanganan korban bencana. Hal ini menjadi sangat penting bagi klinik kesehatan dan puskesmas menyiapkan fasilitas, tim ataupun strategi dalam menghadapi bencana baik alam maupun non alam. Strategi yang dibutuhkan tidak hanya dalam hal teknis medis tapi juga manajemen dalam mengatur situasi di klinik kesehatan dan puskesmas, bahkan mengubah desain ruangan ataupun alur pelayanan kesehatan.
Amanah puskesmas dan klinik kesehatan dalam kesiapsiagaan bencana tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 34 Tahun 2022 Tentang Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat, Klinik, Laboratorium Kesehatan, Unit Transfusi Darah, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi. Kesiapan puskesmas dan klinik kesehatan dalam menghadapi bencana masuk dalam elemen penilaian tata kelola fasilitas dan keselamatan. Selanjutnya fungsi manajemen koordinasi klinik kesehatan dan puskesmas dengan lintas sektor saat bencana diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2019 tentang Penanggulangan Krisis Kesehatan. Dalam operasi pembentukan klaster kesehatan pada tingkat pusat dan daerah untuk meningkatkan koordinasi, kolaborasi, dan integrasi dalam penanggulangan krisis kesehatan, klinik kesehatan dan puskesmas terlibat didalamnya. Prinsipnya klinik kesehatan dan puskesmas ikut berperan untuk menjaga sistem kesehatan tetap berjalan normal meski terjadi krisis kesehatan atau bencana.
Dengan latar belakang diatas, kami dari Divisi Manajemen Bencana Kesehatan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FKKMK UGM mengajak Bapak / Ibu bergabung dalam Pelatihan Dasar Klinik Disaster Plan dan Puskesmas Disaster Plan. Pelatihan ini akan membahas bagaimana upaya penyusunan rencana penanggulangan bencana di tingkat klinik kesehatan dan puskesmas, apa saja komponen, indikator penilaiannya dan siapa saja yang terlibat.
TUJUAN KEGIATAN
- Mendorong klinik kesehatan dan puskesmas dalam menyusun dan mempersiapkan rencana penanggulangan bencana dan krisis kesehatan
- Peserta memahami dan mampu menyusun rencana penanggulangan bencana dan krisis kesehatan
OUTPUT KEGIATAN
Klinik kesehatan dan puskesmas akan mempunyai tenaga yang terlatih dan memahami teknik penyusunan rencana penanggulangan bencana dan krisis kesehatan
PESERTA
- Klinik Kesehatan : bidang manajemen, tim penyusun akreditasi, tim yang menangani bencana dan bidang terkait lainnya
- Puskesmas : bidang manajemen, bidang kebencanaan dan krisis kesehatan, tim bencana dan bidang terkait lainnya
WAKTU PELAKSANAAN
Hari/Tanggal : Selasa-Rabu/ 25-26 Juni 2024
Pukul : 09.00-12.00 WIB
Link Zoom : *akan diinfokan kemudian
RUNDOWN KEGIATAN
Waktu |
Durasi |
Materi/Kegiatan |
Narasumber |
Pertemuan 1 : Selasa, 25 Juni 2024 |
08.00 - 08.45 |
|
Registrasi dan Pre Test di LMS |
1. Puskesmas Pangkah
2. Klinik Utama Mata "Dr. Yap" Magelang
|
08.45 - 09.00 |
|
Pengantar dan Pembukaan |
|
09.00 – 09.45
09.45 - 10.00
|
60 menit |
Materi 1: Konsep dan komponen penyusunan dokumen disaster plan di Klinik Kesehatan dan Puskesmas
diskusi
|
dr. Bella Donna, M.Kes |
10.00 – 10.45
10.45– 11.00
|
60 menit |
Materi 2 : Standar Pelayanan Minimum dan Kapasitas
diskusi
|
Madelina Ariani, SKM, MPH |
11.00 - 11.45
11.45 - 12.00
|
60 menit |
Materi 3 : Sistem Komando dan Pengorganisasian
diskusi
|
dr. Bella Donna, M.Kes |
12.00 - 13.30 |
90 menit |
Penugasan Mandiri |
|
Sub Total |
270 |
|
|
Pertemuan 2 : Rabu, 26 Juni 2024 |
09.00 – 09.45
09.45 - 10.00
|
60 menit |
Materi 4: Logistik Medik, Manajemen Relawan
Diskusi
|
apt. Gde Yulian Yogadhita, M.Epid |
10.00 – 10.45
10.45– 11.00
|
60 menit |
Materi 5 : Analisis Risiko dan HVA
Diskusi
|
Madelina Ariani, SKM, MPH |
11.00 - 11.45
11.45 - 12.00
|
60 menit |
Materi 6 : Fasilitas dan SOP saat Bencana
Diskusi
|
Happy R. Pangaribuan, SKM, MPH |
12.00 - 12.05 |
|
Penutupan dan arahan syarat penerimaan sertifikat |
|
12.05 - 13.35 |
90 menit |
Penugasan Mandiri |
|
Sub Total |
270 menit |
|
|
Total |
540 menit |
|
|
BIAYA KEPESERTAAN
Biaya kepesertaan Pelatihan dan Pendampingan sebesar Rp 2.500.000 / instansi. Peserta pelatihan dikenai biaya sebagai tim (Anggota tim maksimal 5 orang/institusi)
Peserta akan mendapatkan sertifikat ber-SKP PAKKI, IDI dan IAKMI
Pembayaran peserta dapat dilakukan dengan melalui transfer ke rekening panitia dengan Kode Unik 41, contoh Rp. 2.500.041. No. Rekening sebagai berikut:
No Rekening : 9888807171130003
Nama Pemilik : Online Course/ Blended Learning FK UGM
Nama Bank : BNI
Alamat : Jalan Persatuan, Bulaksumur Yogyakarta 55281
Catatan:
pembayaran yang dilakukan dari beda Bank BNI,
mohon bisa menggunakan biaya transfer online sebesar Rp. 6.500,-
tidak bisa menggunakan biaya BI Fast sebesar Rp. 2.500,-
Pendaftaran peserta dapat dilakukan online melalui google form
https://bit.ly/Reg-PelatihanHDPKlinik-Puskemas
INFORMASI PENDAFTARAN
Narahubung
Pendaftaran :
Hagung Putra/ +62 813-2611-6064 / This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
Konten :
Happy R Pangaribuan, MPH/ 085325546433 / This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan
Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan keperawatan
Universitas Gadjah Mada
Gedung Litbang FK-KMK Jl. Medika Yogyakarta 55281
Website : www.bencana-kesehatan.net
Rerportase H_1
Selasa, 25 Juni 2024 | 08.45-12.00 WIB
PKMK – Puskesmas dan klinik sebagai garda terdepan dalam menerima pasien ketika bencana diharapkan harus selalu siap dalam segala kemungkinan yang ada. Apalagi, hidup di tengah wilayah dengan ancaman bencana alam dan non alam menjadikan pentingnya kesadaran akan hadirnya faktor tersebut dan menjadi pertimbangan penting dalam menyusun perencanaan dan program yang dimiliki. Kali ini, PKMK FK-KMK UGM melalui divisi manajemen bencana kesehatan mengadakan Pelatihan Dasar Penyusunan Dokumen Penanggulangan Bencana di Puskesmas dan Klinik (Puskesmas Disaster Plan dan Klinik Disaster Plan) secara daring. Kegiatan diikuti oleh Puskesmas Pangkah, Tegal, Jawa Tengah dan Klinik Utama Mata Dr. Yap Magelang.
Membuka kegiatan hari ini, dr. Bella Donna, M.Kes selaku penanggung jawab pelatihan menyampaikan apresiasi kepada peserta yang telah bergabung dan berharap agar para peserta dapat memanfaatkan sesi yang ada untuk menyimak materi dan bertanya secara bebas kepada para narasumber. Dalam sambutannya, Bella juga menyampaikan tujuan dan luaran dari program ini yakni puskesmas dan klinik mempunyai tenaga yang terlatih dan memahami teknik penyusunan rencana penanggulangan bencana dan krisis kesehatan. Sehingga pelatihan bersifat implementatif dan aplikatif.
Masuk ke sesi utama yang dipandu oleh Happy R. Pangaribuan, SKM., MPH memberikan kesempatan pada pemateri pertama, dr. Bella Donna, M.Kes untuk menjelaskan topik “Konsep dan Komponen Penyusunan Dokumen Disaster Plan di Klinik Kesehatan dan Puskesmas”. Dalam situasi bencana, fasilitas kesehatan tidak hanya mempersiapkan teknis medis, yang jelas penting, namun juga di bidang manajemen menghadapi situasi bencana. Dari dokumen MFK 1.4 Puskesmas dan Tata Kelola Keselamatan 1.3 Klinik terdapat kesamaan bahwa manajemen bencana dan program dalam menghadapi situasi kedaruratan bencana harus disiapkan. Oleh karenanya, puskesmas dan klinik harus mempersiapkan dokumen perencanaan penanggulangan bencana kesehatan, dengan memperhatikan potensi dan kapasitas yang dimiliki oleh fasilitas kesehatan.
Pada materi kedua, Madelina Ariani, SKM., MPH. memaparkan materi mengenai “Standar Pelayanan Minimum dan Kapasitas”. Sebelum menyusun dokumen kesiapsiagaan bencana di puskesmas dan klinik, penting untuk memahami terlebih dahulu kapasitas yang dimiliki. Seberapa penuh atau kosong gelas yang sudah dimiliki. Baru dilakukan analisis terhadap kebutuhan dan kemampuan yang dapat dilakukan dan diberikan. Ketika menjalankan fungsinya, penting untuk memperhatikan standar pelayanan minimum sesuai regulasi yang ada. Hal ini menjadi dasar ketika akan menyusun program apa saja yang bisa dan tidak dilakukan, karena jika tidak mampu memenuhi SPM artinya fasilitas kesehatan tidak mampu mengatasi kebutuhannya sendiri dan memungkinkan meminta bantuan pihak eksternal.
Terakhir, materi hari pertama ditutup dengan “Sistem Pengorganisasian” yang dipaparkan oleh dr. Bella Donna, M.Kes. Sama seperti fasilitas kesehatan lanjutan, fasilitas kesehatan primer juga dapat menerapkan sistem pengorganisasian menggunakan bentuk incident command system (ICS) dengan metode cross-walk. Hal ini dimaksudkan agar dapat membagi habis peran dari staf di puskesmas dan klinik tanpa merubah banyak fungsi yang dijalankan sehari-hari dengan fungsi saat terjadi situasi gawat darurat dan bencana. Penyusunan struktur organisasi saat bencana dibutuhkan kerjasama semua pihak dan tentu tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri.
Sesi diskusi pada hari pertama berjalan hangat dan interaktif. Para partisipan mampu mengikuti secara aktif semua materi yang dipaparkan, termasuk pertanyaan yang dilontarkan bersifat aplikatif. Sehingga harapan dan tujuan kegiatan ini dapat tercapai dan sesuai. Masih ada tiga materi utama dalam pelatihan ini yang akan disampaikan di hari kedua.
Reporter: dr. Alif Indiralarasati.
Rerportase H_2
PKMK – Kembali dengan Pelatihan Dasar Penyusunan Dokumen Penanggulangan Bencana di Puskesmas dan Klinik (Puskesmas Disaster Plan dan Klinik Disaster Plan) hari kedua, divisi manajemen bencana kesehatan PKMK FK-KMK UGM menyampaikan tiga materi dalam pelatihan tersebut dengan dipandu oleh moderator dr. Alif Indiralarasati.
Mengawali kegiatan, materi pertama mengenai “Logistik Medis dan Manajemen Relawan” disampaikan oleh Apt. Gde Yulian Yogadhita, M.Epid. Seringkali, manajemen logistik di puskesmas dan klinik menjadi masalah serius apalagi karena menjadi fasilitas kesehatan yang terujung sehingga sulit menolak bantuan, menjadi kambing hitam terlambatnya penyaluran, minim koordinasi dan rencana kontijensi. Maka, persiapan yang matang perlu dipikirkan. Selain itu, karena menjadi garda terdepan pelayanan kesehatan, puskesmas dan klinik sering menjadi titik kumpul relawan kesehatan dan tempat penampungan logistik yang dibawa. Untuk itu, perlu dibuat SOP dan memikirkan fasilitas yang dapat digunakan untuk mengumpulkan relawan beserta logistiknya sebelum ditugaskan dan didistribusikan. Dalam manajemen relawan juga perlu mempertimbangkan jenis bencana, slow onset atau sudden onset.
Materi kelima dalam pelatihan ini yang menjadi sesi kedua di hari ini dipresentasikan oleh Madelina Ariani, SKM., MPH. yakni “Analisis Risiko dan HVA”. Situasi kebencanaan dapat berdampak terhadap capaian target pelayanan puskesmas dan klinik. Hal ini menjadi perbedaan khusus yang dimiliki dibandingkan dengan fasilitas kesehatan lanjutan. Pengalaman nyata dapat dipelajari saat pandemi COVID-19 terjadi dan bagaimana capaian di puskesmas dan klinik terhambat termasuk implementasi program-program. Maka, analisis risiko harus dilakukan serinci mungkin. Risiko sendiri merupakan hasil perkalian antara ancaman, kerentanan, dan kapasitas. Analisis risiko bertujuan untuk menyusun rencana mitigasi dan kesiapsiagaan saat terjadi bencana. Salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk melakukan analisis risiko adalah Hazard Vulnerability Assessment (HVAt).
Menutup materi pelatihan kali ini, Happy R. Pangaribuan, SKM., MPH. menuturkan materi mengenai “Fasilitas dan SOP saat Bencana”. Puskesmas dan Klinik perlu memetakan terlebih dahulu kapasitas yang dimiliki apa saja, baru melanjutkan dengan menentukan fasilitas saat bencana sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik fasilitas kesehatan yang dimiliki. Fasilitas kesehatan saat bencana bukan suatu fasilitas yang dibangun khusus, namun hanyalah fasilitas sehari-hari yang dialihfungsikan. Selain itu, puskesmas dan klinik juga perlu menyiapkan fasilitas penunjang yang mendukung operasionalisasi fasilitas umum. Kemudian, untuk hal yang lebih teknis, maka diperlukan penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP). Penentuan tim penyusun dan penyusunan SOP dapat ditentukan secara internal sesuai struktur organisasi dan tupoksi. Banyak sedikitnya SOP yang harus dibuat tergantung pada kebutuhan institusi, hasil analisis risiko, kapasitas, dan kebijakan strategi penanganan bencana.
Untuk mengakhiri kegiatan, dr. Bella Donna, M.Kes. selaku penanggung jawab pelatihan menyampaikan apresiasi dan pesan kepada seluruh peserta kegiatan agar dapat meneruskan ke jenjang berikutnya, yakni proses penyusunan dokumen dan tindak lanjut dokumen tersebut, seperti simulasi. Divisi manajemen bencana kesehatan PKMK FK-KMK UGM membuka kanal seluas-luasnya bagi peserta pelatihan untuk dapat berkonsultasi dan bekerja sama dalam mengembangkan kesiapsiagaan di puskesmas dan klinik.
Reporter: dr. Alif Indiralarasati.