TOR
PENGANTAR
Gempa bumi yang mengguncang Yogyakarta pada tahun 2006 dengan kekuatan 5,9 SR memporakporandakan seluruh kota. Banyak rumah dan gedung yang rusak, bahkan sampai roboh akibat bencana tersebut. Listrik dan jaringan telpon pun terputus, sehingga penduduk Yogyakarta tidak dapat menghubungi keluarga di luar kota, begitu pun sebaliknya. Penduduk berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri, namun tidak sedikit warga yang terkurung di dalam akibat panik dan tidak dapat membuka kunci rumah. Terdapat penduduk yang kejatuhan bangunan rumah yang roboh. Keadaan yang terjadi pada hari itu sangat chaos.
Gunung Merapi yang merupakan gunung api yang masih aktif di Yogyakarta hingga saat ini memiliki siklus 4 tahunan. Pada tahun 2010 terjadi bencana gunung meletus yang berdampak pada warga Yogyakarta. Seluruh kota diselimuti oleh abu dari letusan dan seluruh aktivitas di seluruh Yogyakarta dihentikan baik pendidikan, bisnis, maupun pemerintahan. Banyak penyakit yang timbul akibat abu dari letusan gunung seperti ISPA, sakit mata, dll. Bantuan banyak berdatangan baik logistik maupun tim medis.
Berdasarkan dari permasalahan tersebut, maka webinar series mengangkat tema tentang Melawan Lupa Gempa dan Merapi Yogyakarta. Sharing mengenai kejadian bencana yang terjadi di Yogyakarta, serta tindakan apa yang telah dilakukan oleh pemerintah. Pengalaman untuk melakukan manage bantuan baik logistik maupun tenaga medis.
TUJUAN
Untuk sharing pengalaman dan menambah wawasan mengenai pembelajaran penanggulangan bencana yang pernah terjadi di Indonesia.
TEMPAT, WAKTU DAN TANGGAL PELAKSANAAN
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada :
Hari, Tanggal |
: Selasa, 26 September 2017 |
Waktu |
: 13.00 – 15.00 |
Tempat |
: Lab Leadership Lt.3 Fakultas Kedokteran UGM |
Judul |
: Melawan lupa: Gempa dan Merapi Yogyakarta |
Pembicara |
: dr. Handoyo Pramusinto, Sp.BS(K) (Ketua Pokja Bencana FK UGM) dr. H. Sulanto Saleh Danu R, MD, Sp.FK (Dosen FK UGM)
|
Moderator |
: dr. Bella Donna, M.Kes (Kepala Divisi Manajemen Bencana PKMK FK UGM) |
Registration URL: https://attendee.gotowebinar.com/register/4191124305820462083
Webinar ID: 397-352-131
PESERTA YANG DIHARAPKAN
- Kementerian Kesehatan (Pusat Krisis Kesehatan)
- BNPB
- BPBD
- Dinas Kesehatan
- Rumah Sakit
- Fakultas Kedokteran, Kesehatan, dan Keperawatan
- Group EMT Indonesia
- Mahasiswa
- Peneliti
- LSM
- Dsb
AGENDA ACARA
Waktu |
Materi |
Pembicara |
13.00 – 13.15 |
Pembukaan |
dr. Bella Donna, M.Kes |
13.15 – 13.45 |
Penyampaian Materi |
dr. Handoyo Pramusinto, Sp.BS(K) |
13.45 – 14.15 |
Penyampaian Materi |
dr. H. Sulanto Saleh Danu R, MD, Sp.FK |
14.15 – 14.45 |
Diskusi |
|
14.45 – 15.00 |
Penutup |
dr. Bella Donna, M.Kes |
PENDAFTARAN DAN INFORMASI
Lelyana
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK UGM
Mobile : 081329760006
Ph : 0274-549425
Fax : 0274-549424
Reportase
Divisi Manajemen Bencana dari Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK UGM kembali menggelar webinar series Melawan Lupa Gempa dan Erupsi Merapi. Pembicara pada webinar kali ini adalah dr. Bella Donna, M.Kes dan dr. Handoyo Pramusinto Sp.Bs yang merupakan tim Pokja Bencana dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
Doc.PKMK FK UGM. Suasana Webinar Series Melawan Lupa Gempa dan Erupsi Merapi
Moderator dalam webinar ini ada Madelina Ariani, MPH yang merupakan salah satu peneliti serta konsultan muda dari Divisi Manajemen Bencana FK UGM dan aktif kegiatan bencana sejak 2013. Webinar kali ini diikuti dari berbagai peserta baik dari rumah sakit maupun pemerhati bencana dari universitas. Pembicara pertama pada webinar ini dr. Bella Donna., M.Kes, Bella merupakan Kepala Divisi Manajemen Bencana FK UGM yang bertugas menjadi liaison officer saat Erupsi Merapi terjadi. Pembicara kedua adalah dr. Handoyo Pramusinto, Sp.BS, yang bertugas di Sardjito saat Erupsi Merapi 2010.
Bella Donna menceritakan pengalamannya saat Erupsi Merapi diminta langsung terjun bersama tim Disaster Emergency Respon Unit (DERU) yang akan terjun ke daerah Hargobinangun dan Gilikerto untuk membuka klinik dari Universitas Gadjah Mada. Bella Donna saat itu menjadi liason officer yang bertugas untuk membagi tim yang akan turut membantu dalam melakukan respon pada Erupsi Merapi. Bella Donna menceritakan bahwa bantuan kesehatan dipusatkan di Stadion Maguwoharjo setelah letusan kedua Merapi terjadi karena para pengungsi akan dipindahkan ke tempat tersebut. Menurut Bella Donna, Fakultas Kedokteran UGM fokus membantu baik secara Management Support dan Managemen Medis.
Handoyo Pramusinto menjelaskan kondisi di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta saat letusan merapi terjadi rumah sakit telah selesai melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah untuk menyiapkan tim yang bertugas di dalam rumah sakit maupun yang terjun langsung ke lapangan. RSUP dr. Sardjito saat itu melakukan koordinasi dengan dinas kesehatan provinsi dan Sleman serta juga melibatkan rumah sakit - rumah sakit di Yogyakarta, PMI dan relawan terkait.
Pada webinar kali ini, hadir pula Dr. Dra. Sumarni DW.,M.Kes dari Departemen Psikiatri FK UGM yang terlibat dalam penanganan psikiatri pasca Erupsi Merapi di Hunian Sementara Kuang. Sumarni menjelaskan hal-hal yang dilakukan seperti trauma healing, pemeriksaan reproduksi selain itu juga ada pemeriksaan kesehatan jiwa dan mental para pengungsi. Hal ini masih terus dilakukan (pendampingan) tim Sumarni sampai saat ini pada korban Erupsi Merapi.
RSUD Kota Yogyakarta yang mengikuti webinar kali ini juga menjelaskan peran mereka dalam Erupsi Merapi untuk membantu evakuasi korban saat itu. Selain itu, RSUD Kota Yogyakarta menjelaskan bahwa mereka juga stand by jika ada korban yang dilarikan ke rumah sakit.
Handoyo juga menjelaskan bahwa rumah sakit harus menyiapkan Surge Capacity yang baik untuk memastikan pelayanan tetap berjalan dengan baik jika terjadi peningkatan kapasitas saat bencana terjadi. Selain itu, Handoyo juga menggarisbawahi bahwa pentingnya tim triase lapangan yang selalu siap dan bisa berkoordinasi dengan lintas sektor lain untuk memperlancar proses evakuasi di lapangan. Menurut Bella Donna saat Erupsi Merapi tim dari Yogyakarta membentuk sistem komando yang terpadu dengan tim dari provinsi Jawa Tengah yang juga mengalami akibat dari letusan Merapi saat 2010.
Menurut Bella Donna, pembelajaran dari Erupsi Merapi yang bisa diambil adalah penanganan ini sudah lebih baik dibanding dengan penanganan Gempa Yogyakarta pada 2006 yang berarti kita telah banyak berubah dan belajar untuk melakukan manajemen penanganan bencana lebih baik lagi. Selain itu Bella Donna juga berharap pembelajaran mengenai manajemen penanganan bencana ini bisa lebih ditekankan lagi di Fakultas Kedokteran UGM. Handoyo Pramusinto juga masih menggarisbawahi mengenai pentingnya koordinasi yang dilakukan untuk memperlancar penanganan saat bencana apapun terjadi. Sumarni juga berharap dalam penanganan bencana juga dimasukkan mengenai pelayanan reproduksi terutama pada wanita saat di pengungsian seperti pelayanan KB, pelayanan persalinan serta perlindungan pada wanita saat terjadi bencana. Selain itu Sumarni juga berharap penambahan pada pelayanan kesehatan jiwa dan mental pada saat pasca merapi untuk korban Merapi di hunian sementara.
Reporter:
Intan Anatasia N.P.,M.Sc.Apt.