Reportase
Seminar Kedaruratan Medis dan Manajemen Klaster Kesehatan
Palu, 25 April 2019
Disusun oleh :
Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM
bekerjasama dengan
KAGAMA Dok. FK - KMK UGM dan Caritas Germany
Sejak 4 Oktober 2018, FK - KMK UGM sudah tiba di Palu dan memberikan bantuan baik dalam bentuk dukungan medis di rumah sakit, puskemas, dan di pengungsian, serta dukungan manajemen di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. Pada kunjungan Dekanat FK - KMK UGM dan Kagama Dok. Pada awal November 2018 Palu juga menyempatkan kunjungan ke RS Undata, dinas kesehatan, puskesmas, Universitas Tadulako, serta pengungsian. Dalam kunjungan tersebut disampaikan rencana perbantuan selanjutnya untuk RS Undata, dan sistem kesehatan memasuki masa pemulihan ke depannya. Memasuki masa pemulihan pasca bencana Sulawesi Tengah, maka FK - KMK UGM, Kagama Dok, dan Caritas Germany memberikan bantuan dan pendampingan penguatan kapasitas daerah dalam penanganan bencana. Bantuan yang diberikan berupa peralatan bedah syaraf untuk rumah sakit, update pengetahuan melalui seminar, serta pendampingan sistem penanggulangan bencana untuk rumah sakit dan dinas kesehatan.
PELAKSANAAN
Kegiatan seminar dilakukan bersamaan dengan sosialisasi program pendampingan rutin dalam menguatkan sistem manajemen dan kapasitas SDM kesehatan pasca bencana Sulawesi Tengah oleh Divisi Manajemen Bencana Kesehatan bekerja sama dengan Caritas Germany. KAGAMA Dok memberikan penyerahan bantuan alat bedah syaraf secara simbolis kemudian dilanjutkan penyampaian materi terkait update evaluasi penanganan bencana dan kedaruratan medis. Kemudian terakhir sosialasi dan sinkronisasi program pendampingan rutin dalam menguatkan sistem manajemen dan kapasitas SDM kesehatan pasca bencana Sulawesi Tengah.
Simbolis Penyerahan Bantuan Alat Kesehatan Bedah Syaraf
Alat kesehatan diserahkan oleh perwakilan dari KAGAMA Dok FK - KMK. Bantuan alat kesehatan yang akan diberikan adalah alat bedah yang dapat digunakan ketika bencana terjadi. Bantuan diberikan kepada RSUD Undata, dimana alat tersebut juga bisa digunakan oleh rumah sakit lainnya jika terjadi bencana.
Dok. PKMK FK-KMK UGM “Simbolis Penyerahan Bantuan Alat Kesehatan”
Penyampaian Materi Seminar Kedaruratan
Materi 1. Evaluasi dan Update Penanganan Bencana Sulawesi Tengah disampaikan oleh BPBD Kabupaten Donggala. Pemateri memaparkan gambaran wilayah yang terkena gempa. Jumlah korban jiwa akibat gempa sekitar 4402 orang terdiri dari korban meninggal dunia 2685 orang, korban hilang 701 orang dan dikubur massal 1.016 orang. Jumlah rumah masyarakat yang mengalami kerusakan berat, sedang dan ringan sekitar 100.405 unit. Sebanyak 639 unit hunian sementara yang sudah dibangun. Beberapa hunian sementara dibantu oleh relawan dari berbagai organisasi. Kendala adalah banyak penolakan dari masyarakat yang tinggal di lokasi patahan untuk direlokasi.
Dok. PKMK FK-KMK UGM “Penyampaian Materi Evaluasi dan Update Bencana Sul-Teng”
Materi 2. Evaluasi dan Update Penanganan Bencana Sulteng Sektor Kesehatan disampaikan oleh Kepala Dinkes Provinsi Sulawesi Tengah. Pelayanan kesehatan di tingkat primer dan rujukan serta sistem rujukan sudah kembali aktif seperti semula. Pelayanan kesehatan yang sudah berjalan adalah pengaktifan Posyandu, KIE bersama AYAH ASI, pelayanan mobile, dan pelayanan kesehatan tingkat lanjut. Peningkatan kapasitas SDM yang dilakukan adalah lokakarya perencanaan penanggulangan bencana bagi petugas puskesmas dan pendampingan persiapan akreditasi penyusunan standarisasi loket dan rekam medik. Beberapa workshop yang sudah dilakukan adalah tatalaksana klinis kasus kekerasan seksual pada situasi krisis kesehatan, konseling HIV & AIDS dan skrining pemantauan tumbuh kembang bayi dan anak balita. Dinkes provinsi sudah membuat rencana aksi penanggulangan bencana.
Dok. PKMK FK-KMK UGM “Penyampaian Materi Evaluasi dan Update Bencana Sul-Teng Sektor Kesehatan”
Materi 3. Evaluasi layanan kesehatan oleh rumah sakit selama bencana disampaikan oleh Direktur RSUD Undata Palu. Pemateri menunjukkan beberapa gambar wilayah sekitar Undata yang terkena gempa. Realita pelayanan saat bencana adalah dalam hitungan jam, pasien/korban berdatangan dari luar rumah sakit. Kepanikan yang luar biasa terjadi, beberapa pasien juga dievakuasi ke halaman rumah sakit, beberapa tenaga kesehatan juga menjadi korban. Rumah sakit menggunakan genset sebagai aliran listrik dan ini memakan biaya yang banyak. Korban meninggal terus berdatangan dan dibantu oleh panglima TNI. Beberapa pasien tidak mau dirawat dalam ruangan karena takut dan trauma sehingga mereka lebih memilih dirawat di halaman dan di tenda. Banyak jenazah yang lama selesai permasalahannya dan akhirnya panglima TNI turun tangan. Pasien yang tidak dapat ditangani di rujuk ke RS Wahidin Makasar.
Dok. PKMK FK -KMK UGM “Penyampaian Materi Evaluasi Layanan oleh Rumah Sakit selama Bencana”
Manajemen 4. Klaster Kesehatan saat Bencana disampaikan oleh dr. Bella Donna dari PKMK FK - KMK UGM. BPBD memiliki 8 klaster dan salah satunya adalah klaster kesehatan. Bencana terjadi tentu berdampak pada kesehatan dimana beban layanan melebihi kapasitas. Ketika bencana terjadi, Emergency Medical Team (EMT) akan membantu pelayanan kesehatan. Dinas kesehatan akan membentuk klaster kesehatan dimana semua komando terkait pelayanan kesehatan berpusat dalam klaster kesehatan. Dalam klaster kesehatan terdapat alert yang berfungsi dalam pengumpulan informasi, pihak mana bisa menyampaikan apa yang harus dilakukan. Rumah sakit juga berhak mengirimkan laporan ke klaster kesehatan.
Dok. PKMK FK - KMK UGM “Penyampaian Materi Klaster Kesehatan saat Bencana”
Materi 5. Kedaruratan medis saat bencana dipaparkan oleh dr. Handoyo Pramusinto, Sp.B dari PKMK FK - KMK UGM. Mengacu pada SDG’s 2030, bencana akan berdampak pada kemiskinan, kelaparan dan kerusakan lingkungan. Perbaikan manajemen penanggulangan bencana harus bersama – sama dikerjakan semua pihak. Kedaruratan medis saat bencana, clinical medicine bersifat klinis dan public health bersifat tenaga - tenaga kesehatan yang bekerja di luar klinis. Medical emergency case fisik terbagi menjadi traumatik dan non traumatik.
Dok. PKMK FK - KMK UGM “Penyampaian Materi Kedaruratan Medis saat Bencana”
Materi 6. Peran Perawat dalam Penanggulangan Bencana dipaparkan oleh Sutono S.Kep, M.Kep dari PKMK FK - KMK UGM. Indonesia merupakan negara yang memiliki resiko tinggi untuk mengalami bencana. Tenaga keperawatan bekerja di rumah sakit menempati proporsi terbesar yaitu 48,36%. Tenaga keperawatan bekerja di puskesmas sebesar 34%, sementara puskesmas lebih dekat dengan masyarakat. Tujuan keperawatan bencana adalah masyarakat siap menghadapai bencana dengan meningkatkan resilience dan mengurangi morbiditas serta mortalitas. Kompetensi perawat bencana menurut International Council of Nurse (ICN) dibutuhkan pada setiap siklus manajemen bencana dari kegiatan mitigasi, preparedness, relief, pemulihan dan rehabilitasi.
Dok. PKMK FK - KMK UGM “Penyampaian Materi Peran Perawat dalam Penanggulangan Bencana”
Sesi Diskusi :
- BPBD Donggala : terkait pra bencana, wilayah kami terpecah dua. Pengalaman kami ketika bencana pertama terjadi di Kabupaten Donggala, jika ada yang membutuhkan pertolongan rumah sakit untuk dirujuk dan lokasinya sangat jauh. Sekarang Donggala sedang membangun rumah sakit dimana posisinya ada di tengah Donggala, dan ini membutuhkan dukungan dari dinkes. Kemudian kita juga butuh satu manajemen/prosedur tetap (protap) bencana, selanjutnya perlu diadakan simulasi bukan hanya di rumah sakit dan di puskesmas - puskesmas juga perlu.
- Dinkes provinsi : Koordinasi ini sangat sulit dilakukan, sering sekali undangan hadir jika ditanda tangani oleh Gubernur. RS rujukan di pantai barat itu adalah rumah sakit pratama, jadi sekarang masih repot pengurusan untuk naik kelas. Kalau mau naik kelas harus akreditasi dulu. Kemudian yang sulit itu pengadaan dokter spesialis. Sarannya dokter - dokter umum disekolahkan untuk mengambil spesialis supaya tidak pindah - pindah. Mengenai protap sekarang lagi dalam penyusunan, mulai dari protap pra bencana, bencana dan pasca bencana. Kita sudah menyusun bentuk laporan singkat, padat dan mudah dimengerti. Simulasi sudah dibuat pelatihan kota Palu kemudian Donggala, sayangnya Donggala begitu tahap ketiga terjadi bencana. Kegiatan simulasi di Donggala akan dilanjut 2019.
- Dimana link koordinasi klaster ini? Pertanyaan kedua, begitu banyak jenazah tapi dimana penguatannya sehingga kami dari kesehatan tidak perlu mengurus lagi. Selanjutnya terkait dengan relawan, semua relawan mau bekerja namun bingung mau mengerjakan apa. Misalnya ada relawan ahli bedah sementara di rumah sakit tidak lengkap peralatan bedahnya.
- Kondisi pengalaman kami di Undata, perawat kurang lebih 450 orang dan yang tinggal pada saat bencana hanya yang dinas sore saja. Bagaimana pengelolaan SDM perawat di RS?
- Pelayanan sehari hari tetap harus dilakukan. Seperti yang disampaikan tadi, tugas dan fungsi perawat ini sudah ada dalam SOP sehingga mereka memahami apa yang menjadi tanggung jawab mereka. Jika kekurangan SDM rumah sakit bisa melaporkan ke klaster kesehatan supaya ada beberapa relawan di tugaskan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit. SOP terkait relawan juga perlu disiapkan.
- Bagaimana menangani triase ini supaya pelayanan di lapangan tidak lambat?
- Menyiapkan triase ini harus berkoordinasi dengan BPBD, SARS, PMI dan organisasi terkait. Triase juga bisa dilakukan di depan rumah sakit tidak harus di IGD.
Sosialisasi Program Penguatan Sistem Manajemen dan Kapasitas SDM Kesehatan Pasca Bencana Sulawesi Tengah
Sosialisasi program dipaparkan oleh Madelina Ariani, SKM, MPH dari PKMK FK - KMK UGM. Program bertujuan untuk penguatan kapasistas sistem dan sumber daya kesehatan dalam manajemen bencana. Penyelenggara program adalah Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK - KMK UGM bekerja sama dengan Caritas Germany dimana pendampingan dilakukan selama satu tahun. Sasaran program adalah Dinkes Provinsi Sulawesi Tengah, Dinkes Kabupaten Sigi, RSUD Tora Bello dan Puskesmas Marawola.
Secara keseluruhan, bentuk kegiatan yang direncanakan sesuai dan sinkron dengan kebijakan rencana aksi penanggulangan bencana oleh Dinkes Provinsi Sulawesi Tengah. Bentuk kegiatan ada yaitu (1) aktivitas di dinkes terdiri dari dinkes disaster plan, dan pelatihan pengaktifan klaster kesehatan. (2) aktivitas di rumah sakit terdiri dari HDP dan sistem rujukan, pendampingan sosialisasi HDP. (3) aktivitas di puskesmas terdiri dari puskesmas disaster plan, finalisasi, sosialisasi refreshing training first aid, dan pelatihan basic first aid.
Dok. PKMK FK-KMK UGM “Sosialisasi Program Penguatan sistem manajemen dan kapasitas SDM kesehatan pasca bencana Sulawesi Tengah”
Diskusi
- RS TNI Wirabuana : saran kami adalah jika ada terjadi bencana lagi supaya sistem komando dikuatkan. Sosialisasikan sistem klaster dan kita mengembangkan rumah sakit untuk menunjuk seorang manajerial yang bisa memberikan laporan ke klaster kesehatan.
- Dinkes Kab. Sigi : hasil diskusi dengan petugas format yang ada berbeda dengan yang biasa mereka lakukan. Kalau bisa formatnya disamakan.
Pembuatan Peta Respon
Skenario pembuatan peta respon menggunakan peta Kabupaten Donggala. Praktek pembuatan peta respon peserta dari Donggala. Peserta membuat titik - titik tempat pelayanan kesehatan dala peta respon. Fasilitator mengajak peserta lain untuk membuat skenario relawan datang dan siap untuk ditugaskan. Misalnya dari RS Sardjito mengirimkan dokter spesialis 2 orang, dokter umum 2 orang dan perawat 4 orang. Maka liason yang bertugas akan menempatkan relawan tersebut dengan melihat peta respon yang sudah dibuat. Peta respon akan memudahkan klaster kesehatan untuk mengaturpenampatan relawan di posko kesehatan dan untuk melihat perkembangan keluar masuknya relawan.
Dok. PKMK FK-KMK UGM “Pembuatan Peta Respon”
Penutup
Demikian laporan kegiatan seminar kedaruratan medis dan manajemen klaster kesehatan. Secara keseluruhan, seminar berlangsung dengan baik dan peserta antusias ikut andil dalam seminar. Seminar ini menjadi suatu bentuk proses kerja sama PKMK FK - KMK UGM dengan pemerintah daerah dan sektor kesehatan Sulawesi Tengah untuk mendukung keberlangsungan dan keberlanjutan program penguatan kapasitas daerah Sulawesi Tengah dalam penanganan bencana pada sektor kesehatan. Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK - KMK UGM bersama dengan Caritas Germany akan berkomitmen melakukan pendampingan demi tercapainya tujuan program.
Penyusun : Happy R. Pangaribuan