Reportase Webinar
Gerak Cepat Rumah Sakit dalam Menghadapi COVID-19
23 Maret 2020
Webinar ini diselenggarakan oleh PERSI dalam upaya peningkatan kesiapsiagaan rumah sakit dalam situasi COVID-19. Pada pembukaan ketua PERSI mengatakan dengan adanya back up dari KARS dan UGM, akan berusaha melakukan yang terbaik supaya rumah sakit mampu memberi pelayanan yang maksimal.
Materi COVID-19 Support to Health Structure
Materi ini disampaikan oleh Daniel Von Rege dari Medecines Sans Frontier Indonesia (Dokter Lintas Batas – Internasional) dan dr. Chandra Sembiring dari Atlas Medical Pioneer FKUP. Sesi ini membahas langkah - langkah manajemen fasilitas kesehatan dalam epidemiologi lokal; The Infection Prevention and Control (IPC) dan kerentanan Coronaviridane terhadap penghalang/pelindung bahan kimia. Pemateri memulai dengan menampilkan siklus manajemen bencana mulai dari mitigasi, preparedness untuk mengurangi risiko bencana, respon, recovery dan rehabilitasi. Sesi ini akan melihat dari segi preparedness. Manajemen pada dasarnya sama dengan pengembangan Mass Casualty Plans dan Business Continuity Plans, kedua hal tersebut harus terkait.
Manajemen fasilitas menilai struktur dari rumah sakit yaitu struktur umum, staf, prosedur screening, alur (pasien, staf, dan pengunjung), prosedur IPC dan material. Struktur umum berkaitan dengan bangunan dan fasilitas yang ada di rumah sakit yang mendukung pencegahan penyebaran COVID-19. Penilaian kepada staff adalah apakah mereka sudah memiliki kompetensi untuk menangani COVID-19 ini mulai dari pemahaman untuk proteksi diri dan menyampaikan informasi bagi pasien. Prosedur skrining harus benar - benar dikuasai oleh staf dan isi kuesionar tidak mencantumkan berupa stigma yang membuat masyarakat menjadi takut. Alur untuk pasien, staf dan pengunjung ini perlu dibuat dengan jelas untuk meminimalkan perpindahan infeksi. Prosedur IPC akan mengurangi kemungkinan pajanan tak sengaja pada pasien infeksi sehingga menciptakan lingkungan yang aman untuk staf, pasien dan pengunjung.
Diskusi
KARS menyampaikan bahwa terkait fasilitas ini sudah ter - cover dalam Standar Akreditasi Rumah Sakit (SNARS). Saatnya rumah sakit membuktikan dan menerapkan panduan Hospital Disaster Plan (HDP) yang sudah dibuat dan lulus akreditasi, apakah dokumen tersebut sudah operasional. Triase adalah titik pertama yang dilakukan oleh rumah sakit dan organisasi profesi sudah menyusun SOP triase penanganan COVID-19 ini. Rumah sakit tidak boleh menolak pasien, paling tidak mampu melakukan screening sehingga bisa dilakukan pemisahan berdasarkan hasil screening.
Rumah sakit akan menghadapi lonjakan pasien artinya penting untuk melihat konsep lonjakan (surge capacity) dan ini merupakan pengetahuan baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Ada dua pertanyaan menarik yang ditanyakan oleh UGM yaitu pertama jika memang rumah sakit tidak siap, apakah tetap bisa menerima pasien?. Kedua, apakah sudah ada program atau rencana desentralisasi dalam penanganan COVID-19 ini?. Menanggapi pertanyaan tersebut, rumah sakit harus menilai dan menganalisis kemampuan mereka dalam menghadapi COVID-19. Rumah sakit mampu melakukan apa dan tidak mampu melakukan apa. Setiap rumah sakit di daerah harus bertemu dan membicarakan kapasitasnya masing - masing sehingga bisa diatur sistem rujukan yang lebih terintegrasi. Penilaian ini sebaiknya tidak hanya dilakukan oleh internal rumah sakit saja karena bisa saja bias, namun difasilitasi oleh dinas kesehatan dan PERSI daerah. Gerak cepat rumah sakit dalam menghadapi COVID-19 membutuhkan kolaborasi dan integrasi dari pusat ke daerah. Persi di daerah masing- masing akan membantu daerah untuk menfasilitasi kebutuhan rumah sakit sekarang ini apa terkait penanganan COVID-19.
Penutup
Webinar ini merupakan langkah awal untuk meningkatkan kapasitas rumah sakit dalam menghadapi lonjakan pasien dan webinar akan berlanjut mengikuti perkembangan penanganan COVID-19di rumah sakit. Dokumen HDP yang ada di rumah sakit menjadi panduan bagi rumah sakit untuk mengembangkan manajemen fasilitas rumah sakit. Manajemen fasilitas pandemi COVID-19 ini berbeda jauh dengan outbreak lainnya karena tingkat penularannya sangat tinggi. Dengan demikian, rumah sakit penting menilai kapasitas fasilitas yang dimiliki dan fasilitas apa saja yang penting untuk dikembangkan. Dalam hal ini dibutuhkan kerja sama dan kolaborasi dari sector - sektor terkait termasuk PERSI, organisasi profesi, universitas, dinas kesehatan dan sektor lainnya.
Reporter : Happy R Pangaribuan
Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM