Pengantar website bencana kesehatan minggu ini akan membahas artikel tentang kesiapsiagaan sekolah terhadap penanganan bencana. Dalam kasus ini adalah sekolah yang berada di kawasan rawan gempa. Berdasarkan Indeks Risiko Bencana Indonesia, 75% sekolah di Indonesia berlokasi di daerah rawan bencana berisiko menengah hingga berisiko tinggi. Artikel ini menyajikan bagaimana evaluasi kesiapsiagaan sekolah berisiko tinggi setelah 13 tahun pasca tsunami Aceh. Artikel ini sangat menarik, mengingat tsunami Aceh 2004 merupakan salah satu bencana terbesar yang pernah terjadi di Indonesia yang menyebabkan banyak korban jiwa. Evaluasi tersebut terkait parameter kebijakan, pengetahuan, perencanaan darurat, sistem peringatan bencana dan kapasitas mobilisasi sumber daya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program kesiapsiagaan bencana di sebagian besar sekolah dasar belum diimplementasikan dengan baik. Kondisi tersebut terjadi karena kurangnya keberlanjutan program kesiapsiagaan bencana dan evaluasi monitoring program.Selengkapnya Klik Disini
Penelitian berikut dilakukan komunitas sekolah Maribaya Timur di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung, Indonesia yang merupakan komunitas aktif di daerah terancam potensi gempa bumi karena sesar aktif Lembang. Langkah -langkah yang diambil dalam pengurangan risiko bencana berbasis sekolah mengacu pada elemen kesiapsiagaan diselaraskan dengan kondisi, kebutuhan dan potensi yang ada di komunitas sekolah. Hasil penelitian ini menyajikan bagaimana model pengurangan risiko gempa bumi berbasis sekolah di SMP dan SMA Mekarwangi Lembang. Beberapa persiapan dalam model tersebut yaitu adanya komitmen masyarakat membangun kesiapsiagaan bencana, penilaian risiko gempa bumi, membangun organisasi dan koordinasi, meningkatkan pengetahuan dan kesadaran akan gempa, pemetaan masalah, dan sebagainya. Selengkapnya Klik Disini