Banjir seperti bencana rutin yang terjadi di Indonesia, khususnya di Jakarta karena setiap tahun kota ini selalu dilanda banjir. Kondisi hujan deras dan luapan air sungai menjadi faktor utama terjadinya banjir, ditambah lagi situasi Jakarta sangat padat dnegan bangunan sehingga rembesan air dalam tanah berkurang. Penanganan banjir ini akan semakin sulit dalam kondisi pandemic COVID-19. Kelonggaran protokol COVID-19 akan terjadi pada masyarakat. Perhatian masyarakat lebih berfokus bagaimana mereka mampu untuk menyelamatkan diri, barang-barang serta mengakses air bersih. Salah satu kebijakan yang direncanakan oleh Gubernur DKI Jakarta adalah pembangunan sumur resapan.
Artikel berikut bertujan untuk mengusulkan kebijakan dan pendekatan untuk mengelola dua bencana banjir dan COVID-19. Hal ini ditinjau dari upaya bantuan kemanusiaan, pengeloalaan air dan sanitasi, serta manajemen bencana sektor kesehatan. Organisasi dan komunitas lokal memainkan peran penting dalam manajemen bencana dan informasi risiko yang didukunng oleh pengetahuan ilmiah sangat penting. Artikel ini menyebut beberapa kebijakan dan pendekatan untuk menangani bencana banjir di tengah pandemic diantaranya : (1) Integrasi konsep keamanan manusia ke dalam kebijakan baru; (2) Memprioritaskan perlindungan masyarakat di pusat-pusat evakuasi; (3) Fokus pada kelompok rentan; (4) Komunikasi risiko dengan pengetahuan ilmiah; dan (5) koordinasi dengan multisectoral. Kebijakan dan pendekatan tersebut mengacu pada protocol pandemic COVID-19