Pada Januari 2022 terjadi kenaikan kasus COVID-19 varian Omicron di Indonesia, diperkirakan puncaknya akan terjadi pada akhir Februari 2022. Sejauh ini, para ahli melaporkan pasien Omicron hanya mengalami gejala yang cukup ringan dan mayoritas sembuh tanpa perawatan di rumah sakit. Meski demikian, masih ada risiko bagi mereka yang belum divaksinasi. Hal ini mengkhawatirkan bila cakupan vaksinasi di daerah yang masih rendah, sementara Omicron menyebar sangat cepat di luar Jawa. rumah sakit utama di Jakarta hampir penuh dengan pasien COVID-19 dengan gejala sedang, berat hingga kritis. Untuk menghindari RS kolaps, dianjurkan pasien yang bergejala ringan untuk isolasi mandiri. Menteri Kesehatan Indonesia, Budi Gunadi mengestimasi jumlah kasus harian periode Omicron bisa lebih tinggi hingga enam kali lipat dari varian Delta. Kebijakan pertemuan tatap muka di sekolah perlu dikaji ulang, karena di beberapa wilayah diketahui sekolah menjadi klaster baru. Seperti yang dilansir pada artikel berikut, meskipun kenaikan kasus terjadi pemerintah mengambil kebijakan mempertahankan sekolah tatap muka, termasuk mengurangi jumlah hari karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri dari tujuh hari menjadi lima hari. Pemerintah menguatkan kembali supaya masyarakat jangan lengah dan tetap mengikuti protocol kesehatan.