Studi ini menganalisis Indonesia, sebuah negara yang ditandai dengan keragaman sosial ekonomi yang signifikan, untuk menginformasikan pengembangan strategi manajemen risiko banjir yang holistik. Peneliti mengkaji hubungan antara populasi yang terpapar banjir dan faktor sosial ekonomi di tingkat kabupaten, khususnya di Jawa Tengah, dengan menggunakan data terbuka yang mencakup wilayah rawan banjir, topografi, distribusi populasi, dan indikator sosial ekonomi. Temuan utama termasuk paparan penduduk terhadap banjir sangat bervariasi di 33 kabupaten dan 7 kota, mulai dari 1% hingga 61%. Terdapat perbedaan 5,8 kali lipat dalam pendapatan rata-rata di antara kabupaten-kabupaten tersebut, dengan pendapatan yang berkorelasi kuat dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Demikian pula, tingkat kemiskinan berkorelasi dengan tingkat pendidikan yang rendah; terdapat rentang yang sangat besar dalam keseimbangan antara ukuran ekonomi yang terpapar dengan jumlah penduduk miskin yang terpapar di setiap wilayah administratif. Oleh karena itu, peneliti mengusulkan sistem klasifikasi yang mempertimbangkan kerentanan sosial akibat kemiskinan, pendidikan rendah, dan dampak ekonomi. Peta yang mencerminkan klasifikasi ini adalah peta risiko yang memfasilitasi pemahaman tentang karakteristik risiko dan besaran risiko relatif dari setiap wilayah administratif. Analisis peneliti menggarisbawahi pentingnya mengadaptasi strategi manajemen risiko banjir dengan karakteristik sosial ekonomi lokal dan menyarankan pentingnya local wisdom. Artikel ini dipublikasikan pada 2023 di jurnal MDPI.