Aktivitas Pertambangan Batu Bara Berkontribusi Besar Terhadap Dampak Bencana Banjir
Gelaran diskusi bersama Kanopi Bengkulu dengan SMSI Bengkulu ini menjawab siapakah yang bertanggung jawab akan hal ini
Ali Akbar selaku Direktur Kanopi Bengkulu menyebutkan bahwa ini adalah banjir dengan korban terbesar dalam sejarah Bengkulu dan ini bentuk bahwasanya daya tampung lingkungan sudah semakin kritis dan kalau melihat Daerah Aliran Sungai (DAS) sangat jelas bagaimana porak-porandanya DAS Bengkulu ini
"Kanopi melihat negara salah urus. Point pentingnya adalah kita tegaskan bagaimana menyelamatkan DAS yang sebenarnya bermuara pada penyelamatan manusia dan juga menyelamatkan sumber-sumber kehidupan,: kata Ali kepada RMOLBengkulu, Rabu (8/5).
Ia juga menjelaskan berdasarkan data yang Kanopi punya, tambang batu bara punya sekitar 19 ribu Hektare dan itu dimiliki oleh 8 perusahaan dan itu semua berada di DAS Bengkulu.
"Kita liat, sebenarnya jarak atau panjang sungai di Provinsi Bengkulu ini relatif pendek dan paling panjang sekitar 112 Km dan paling pendek ada di bawah 40 Km," sambungnya.
DAS Bengkulu sendiri sebenarnya berada di jarak sungai yang pendek. Apa yang terjadi di hulu mudah sekali sampai ke muara. Dan itu yang menyebabkan Kota Bengkulu merupakan Kota yang langganan akan bencana banjir.
"Itu disebabkan akibat aktivitas tambang batu bara yang kita lihat ," singkat Ali.
Angka 19 ribu hektare dari total DAS itu ada sekitar 92 ribu hektare atau kalau di petakan ada sebanyak 51.945 hektare dan itu semua merupakan fakta yang nyata bahwasannya aktivitas pertambangan batu bara bekontribusi besar terhadap dampak bencana banjir. [ogi]