Badan Nasional Penanggulangan bencana (BNPB) menyebut sejak periode Januari sampai September 2019 telah terjadi 2.829 kejadian bencana yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo mengungkapkan lebih dari 98 persen bencana yang terjadi merupakan bencana hidrometeorologi.
“Kejadian paling banyak ada dari tanah longsor, banjir hingga gempa bumi. Bencana ini menyebabkan 464 orang meninggal dunia dan hilang,” kata Agus di Jakarta, Kamis (3/10).
Agus melaporkan sebanyak 1.826 orang luka-luka, 5.075.783 orang mengungsi dan terdampak. Sementara 39.879 unit rumah rusak, dengan rincian 7.937 rusak berat, 6.780 rusak sedang, 25.162 rusak ringan). Sementara sebanyak 1.539 fasilitas umum rusak.
BNPB mencatat, bencana puting beliung berada diposisi pertama 880 kejadian, dengan jumlah korban meninggal dunia 15 jiwa, 2 orang hilang, 162 orang luka-luka dan 28.431 warga mengungsi. Kedua, banjir dengan jumlah kejadian 657 kejadian yang memakan korban jiwa sebanyak 253, 19 orang hilang, 1.082 orang luka-luka dan mengakibatkan 1.614.223 warga mengungsi. Di posisi ketiga ada tanah longsor dengan 621 kejadian, bencana ini mengakibatkan 106 orang meninggal dunia, 6 orang dinyatakan hilang, 114 orang mengalami luka-luka dan 9.802 warga mengungsi. Keempat, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dengan 508 kejadian yang mengakibatkan 5 orang meninggal dunia, 3 orang luka-luka, 62.982 warga terpaksa mengungsi.
Kelima, bencana kekeringan, Agus menyatakan 118 kejadian dengan jumlah warga mengungsi mencapai 3.134.698 jiwa. Di posisi keenam, gempa bumi dengan 24 kejadian, 27 orang meninggal dunia, 458 orang mengalami luka-luka, 217.175 warga berada di posko pengungsian. Di posisi ketujuh dan delapan, ada gelombang pasang/abrasi dengan 14 kejadian dengan korban 1 orang meninggal dunia, 5 orang luka-luka dan 542 warga terdampak serta letusan gunung api dengan 7 kejadian yang mengakibatkan 7.930 warga mengungsi.
“Bulan September ini bencana karhutla cukup banyak dilaporkan terjadi di Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Bencana yang paling banyak menyebabkan korban jiwa pada bulan September ini adalah bencana gempa bumi di Maluku pada Kamis, 26 September 2019,” tambah Agus.
Sementara untuk korban gempa di Maluku, Agus mengoreksi bahwa jumlah korban meninggal berjumlah 28 orang. Dirinya mengungkapkan bahwa jumlahnya masih berubah-ubah.
"Kemaren ada 31 hari ini dikoreksi menjadi 28 orang yang meninggal dunia. Tadi pagi, dari gubernur telah memutuskan bahwa ada tiga orang yang dianulir istilahnya karena meninggal di rumah sakit, meninggalnya karena sebelumnya sudah sakit. Meninggalnya dianggap bukan karena gempa. Korban luka-luka ada 150, mengungsi ini ada 115.290 orang,” pungkasnya. [NN]