Indonesiainside.id, Jakarta – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) telah membeli enam unit pengeras suara untuk peringatan dini bencana banjir di ibu kota dengan harga yang cukup fantastis, yakni Rp4 miliar. Enam buah pengeras suara canggih yang bernama Disaster Warning System (DWS) ini tergabung dalam sistem peringatan dini atau Early Warning System (EWS) BPBD DKI.
Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD DKI Jakarta, M. Ridwan, menyatakan bahwa alat tersebut didatangkan dari Jepang, dan teknologi ini sudah diterapkan di Negeri Sakura untuk peringatan dini bencana. Ia menuturkan, DWS akan berfungsi saat pintu-pintu air di Jakarta menunjukkan potensi banjir
“DWS ini akan memberikan informasi berupa suara petugas BPBD DKI yang dapat menjangkau hingga radius 500 meter. Alat ini akan beroperasi jika tinggi muka air telah berada pada siaga tiga,” ujarnya ketika dikonfirmasi di Jakarta, Ahad (19/1).
Ia memaparkan, pengeras suara ini bakal dipasang di kawasan Bukit Duri, Kebon Baru, Kedaung Kali Angke, Cengkareng Barat, Rawa Terate, dan Marunda. Kawasan tersebut, masuk dalam pemetaan daerah rawan bencana banjir BPBD DKI. “Lokasi ini sifatnya masih tentatif. Akan kami pasang di tahun ini (2020),” paparnya.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Indonesiainside.id dari apbd.dki.go.id, Jumat (17/1), anggaran Rp4,03 miliar tersebut terdiri dari Rp3,1 miliar untuk pengadaan enam Stasiun Ekspansi Peringatan Dini Bencana Transmisi Vhf Radio, Rp353 juta untuk enam set pole DWS, Rp416 juta untuk enam set Modifikasi software telementary dan Warning Console dengan Amplifier 100W. Kemudian, Rp14,1 juta untuk enam set Coaxial arrester DWS, Rp7,06 juta untuk enam set Horn speaker 30 W senilai, Rp70,6 juta untuk enam set Storage battery, dan Rp90,3 juta untuk enam set elemen antena. “Harga tersebut sudah termasuk material instalasi, jasa instalasi, training, site survey, dan testing peralatan,” ujar Ridwan.(PS)