Wonosobo (ANTARA) - Bupati Wonosobo, Jawa Tengah, Afif Nurhidayat mengukuhkan 3.500 sukarelawan tangguh dan tanggap bencana alam kabupaten setempat di alun-alun daerah itu, Rabu.
"Hal ini penting dilakukan guna mewujudkan relawan yang terampil, cekatan, dan cepat, sehingga ketika terjadi bencana alam kami sudah sedia payung sebelum hujan," kata Afif di sela pengukuhan relawan tangguh di Wonosobo.
Ia menyampaikan wilayah Wonosobo rentan terjadi bencana alam serta dihadapkan pada sumber daya manusia yang minim, maka dipandang perlu pembentukan relawan tangguh ini.
Oleh karena itu, tahun 2022 dipastikan semua desa sudah memiliki minimal lima relawan atau lebih melalui pemetaan wilayah kebencanaan yang jelas.
Afif menekankan ke depan pihaknya berkomitmen penuh memperkuat rasa cinta kemanusiaan dan sikap gotong-royong antar-relawan. Selain itu, juga mengoptimalkan alat kebencanaan yang harus tersedia di setiap kecamatan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonosobo Bambang Triyono mengungkapkan relawan tanggap bencana sudah terbentuk di 265 desa dan sebanyak 3.500 orang sudah dikukuhkan.
Menurut dia, relawan harus diakui keberadaan dan kedudukannya. "Sebanyak 3.500 relawan dari 265 desa sudah dikukuhkan, organisasi yang menaungi mereka resmi dan harus diakui keberadaanya. Ke depan kami akan terus optimalkan peralatan kebencanaan," katanya.
Kepala BPBD Provinsi Jawa Tengah Bergas C Penanggungan mengatakan aksi kemanusiaan penting bagi kesejahteraan dan keselamatan masyarakat.
Ia menuturkan BPBD Wonosobo harus memberikan keyakinan agar terciptanya ketenangan batin seluruh masyarakatnya. "Saya tegaskan, aksi kemanusiaan penting bagi kesejahteraan dan keselamatan masyarakat, semoga akan terbentuk karakter tangguh dan Wonosobo aman dari bencana," katanya.
"Hal ini penting dilakukan guna mewujudkan relawan yang terampil, cekatan, dan cepat, sehingga ketika terjadi bencana alam kami sudah sedia payung sebelum hujan," kata Afif di sela pengukuhan relawan tangguh di Wonosobo.
Ia menyampaikan wilayah Wonosobo rentan terjadi bencana alam serta dihadapkan pada sumber daya manusia yang minim, maka dipandang perlu pembentukan relawan tangguh ini.
Oleh karena itu, tahun 2022 dipastikan semua desa sudah memiliki minimal lima relawan atau lebih melalui pemetaan wilayah kebencanaan yang jelas.
Afif menekankan ke depan pihaknya berkomitmen penuh memperkuat rasa cinta kemanusiaan dan sikap gotong-royong antar-relawan. Selain itu, juga mengoptimalkan alat kebencanaan yang harus tersedia di setiap kecamatan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonosobo Bambang Triyono mengungkapkan relawan tanggap bencana sudah terbentuk di 265 desa dan sebanyak 3.500 orang sudah dikukuhkan.
Menurut dia, relawan harus diakui keberadaan dan kedudukannya. "Sebanyak 3.500 relawan dari 265 desa sudah dikukuhkan, organisasi yang menaungi mereka resmi dan harus diakui keberadaanya. Ke depan kami akan terus optimalkan peralatan kebencanaan," katanya.
Kepala BPBD Provinsi Jawa Tengah Bergas C Penanggungan mengatakan aksi kemanusiaan penting bagi kesejahteraan dan keselamatan masyarakat.
Ia menuturkan BPBD Wonosobo harus memberikan keyakinan agar terciptanya ketenangan batin seluruh masyarakatnya. "Saya tegaskan, aksi kemanusiaan penting bagi kesejahteraan dan keselamatan masyarakat, semoga akan terbentuk karakter tangguh dan Wonosobo aman dari bencana," katanya.