TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Studi Gempa Nasional tengah memutakhirkan Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia 2017. Ketua tim pemutakhiran peta, Sri Widiyantoro, mengatakan, ada beberapa temuan sesar baru yang telah dan berpotensi memicu gempa kuat hingga merusak.
“Kalau sudah ada di peta itu nanti akan mengikat untuk upaya mitigasi,” ujarnya kepada Tempo, Sabtu 25 Juni 2022.Sumber dan bahaya gempa Indonesia yang akan diperbarui dalam peta seperti sesar di Laut Flores. Gerakan geser mendatarnya menimbulkan lindu bermagnitudo 7,4 pada 14 Desember 2021.
Kemudian ada beberapa sesar baru di Sumatera, juga aktivitas Sesar Baribis yang laporan penelitiannya baru dipublikasi di jurnal ilmiah Nature. “Biasanya yang aktif meneliti kebaruan sesar itu dari peneliti geologi,” kata Widiyantoro menambahkan.
Dia menuturkan, pembaruan peta gempa nasional dilakukan setiap lima tahun sekali, dilakukan secara ilmiah dan harus dibuktikan lewat publikasi internasional. Menurut seismolog dari ITB ini, hasil pembaruan terkini ditarget meluncur tahun depan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Berbagai kejadian gempa dan penelitian baru terus menambah data Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia. Pada peta keluaran 2010, tercatat ada 81 sesar gempa. Selanjutnya pada peta keluaran 2017, jumlah sesar bertambah 214 hingga totalnya mencapai 295 patahan aktif. Penyusunan peta itu melibatkan tim dari kelompok geologi, geodesi, seismologi dan instrumentasi, katalog gempa, serta akademisi dan lembaga luar negeri.
Ketua Tim Pemutakhiran Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia 2017 Masyhur Irsyam mengatakan, penambahan jalur sesar aktif itu kebanyakan berada di zona lautan. Menurut dia, peta yang menggambarkan kerawanan bencana itu juga menjadi standar perencanaan gedung dan infrastruktur tahan gempa di Indonesia.