TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Sebagian wilayah Wonogiri, khususnya bagian selatan dinilai rawan terdampak bencana seperti gempa bumi dan tsunami.
Plt. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Teguh Setiyono, mengatakan beberapa waktu lalu Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pernah melakukan kunjungan ke Wonogiri.
Menurutnya yang menjadi perhatian adalah wilayah selatan Wonogiri.
Sebab, wilayah selatan Wonogiri merupakan wilayah karst sehingga terdapat potensi dampak gempa.
“Kalau wilayah karst kan berongga dan rapuh. Tapi sampai sekarang Wonogiri masih aman dari ancaman itu,” kata dia, kepada TribunSolo.com, Rabu (11/1/2023).
Soal dampak tsunami, Teguh menjelaskan berdasarkan pengecekan BMKG, tebing di sekitar pantai di Kecamatan Paranggupito cukup tinggi.
Tebing tinggi itu dimungkinkan bisa menahan laju air apabila terjadi tsunami akibat gempa bumi yang besar.
Namun masyarakat tetap diminta untuk waspada.
“Yang perlu diwaspadai dampak gempa di wilayah karst. Karena berongga itu,” jelasnya.
Menurut dia, BPBD Wonogiri terus berupaya melakukan antisipasi dampak bencana, dengan cara edukasi antisipasi dan simulasi tanggap darurat ke Destana (Desa Tangguh Bencana) maupun sekolah-sekolah.
Adapun kesadaran masyarakat dalam penanggulangan bencana, kata dia, sudah cukup tinggi.
Hal itu dibuktikan dengan terbentuknya 202 Destana di Wonogiri.
Tak hanya itu, BPBD juga memiliki jejaring seperti relawan yang ada di daerah yang juga berperan dalam upaya antisipasi dan mitigasi bencana alam seperti tanah longsor dan banjir.
Sementara itu, pihaknya tidak mendapatkan laporan terkait dampak gempa Pacitan pada Senin (9/1/2023) lalu.
Meski begitu, masyarakat diminta untuk mempercayai informasi yang resmi terkait dengan kejadian gempa bumi.
“Kalau terjadi goncangan jangan panik dan segera keluar rumah dan mencari tempat aman. Manfaatkan juga kentongan sebagai media komunikasi tradisional kita," ujar Teguh.