PIKIRAN RAKYAT - Wilayah Kabupaten Garut merupakan kawasan dengan tingkat kerawanan bencana alam yang tinggi. Hal ini tentu harus menjadi perhatian dari berbagai kalangan, baik pemerintah maupun masyarakat.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Garut, Yogaswara, menyebutkan di Provinsi Jawa Barat, Garut menempati urutan keempat daerah terawan bencana. Sementara di tingkat nasional, Garut menempati urutan ke-36 daerah terawan bencana.
"Ini menandakan bahwa Garut memiliki tingkat kerawanan bencana yang tinggi. Di Garut, semua potensi jenis bencana alam ada, mulai dari banjir, longsor, angin puting, gempa, tsunami, gunung berapi, dan yang lainnya," ujar pria yang akrab disapa Yoga ini, Rabu 18 Januari 2023.
Kondisi seperti ini, imbuh Yoga, tentu harus disikapi dengan mengambil langkah-langkah upaya pencegahan. Upaya yang dilakukan paling tidak bisa mengurangi risiko yang ditimbulkan jika suatu saat bencana terjadi.
Diungkapkannya, salah satu langkah yang dilakukan BPBD Garut yakni membentuk Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB). Pembentukan FPRB dilakukan secara pentaheliks yakni melibatkan berbagai unsur mulai dari pemerintahan, akademisi, pengusaha, media, relawan, dan unsur masyarakat lainnya.
Menurutnya, pembentukan FPRG ini juga merupakan amanat pemerintah pusat sebagai salah satu upaya untuk pengurangan risiko yang ditimbulkan akibat dari bencana yang terjadi. Keberadaan FPRB ini dinilainya sangat strategis mengingat peranannya yang cukup besar sebagai mitra pemerintah.
Adanya lembaga seperti FPRB di Garut ini dinilai Yoga sangat urgen mengingat selama ini Garut sudah berulang kali dilanda bencana besar. Ini sering kali merepotkan pemerintahan setempat karena sebelumnya belum disiapkan langkah-langkah strategis untuk penanganannya.
Yoga mengungkapkan, sebenarnya forum serupa sudah dibentuk di Garut sejak beberapa tahun silam. Namun karena berbagai hal, forum tersebut sudah cukup lama tidak aktif sehingga saat ini BPBD dan para relawan berinisiatif untuk membentuknya kembali.
"Setelah adanya kembali Forum Pengurangan Risiko Bencana ini, diharapkan bisa memberikan masukan ke Pemkab dan BPBD Garut terkait apa saja langkah yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko bencana," katanya.
Ia juga menyebutkan, keberadaan FPRB di Garut juga diharapkan bisa membantu memberikan edukasi terhadap masyarakat terkait apa saja yang harus dilakukan dan juga apa saja yang tidak boleh dilakukan untuk mencegah atau saat terjadi bencana. Hal ini ditunjang dengan keterlibatan kalangan media di dalam FPRB yang diharapkan bisa semakin mempermudah penyebaran informasi kepada masyarakat.
Upaya-upaya pengurangan terhadap risiko bencana ini, tutur Yoga, sangat menjadi perhatian Presiden RI dan Ketua BNPB. Pembentukan FPRB juga merupakan saran dari Presiden dan Ketua BNPB sebagai upaya pencegahan yang kini menjadi prioritas.
Lebih jauh, Yoga mengungkapkan, bencana alam yang paling sering terjadi di wilayah Garut yakni bencana hidrometerologi seperti longsor, pergerakan tanah, dan banjir. Setiap musim hujan di Garut, selalu terjadi bencana longsor dan banjir yang diakibatkan tingginya curah hujan.