Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sempat menyinggung gempa di Jayapura, Papua, merupakan black swan earthquakes. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono pun menjelaskan lebih jauh terkait gempa tersebut.
"Sebenarnya black swan itu teori," kata Daryono saat dihubungi, Minggu (12/2/2023).
Daryono mengatakan Black Swan atau Angsa Hitam merupakan teori yang merujuk pada peristiwa langka, sulit diprediksi, dan di luar perkiraan biasa. Dia menyebut peristiwa yang digambarkan dengan Black Swan juga berdampak besar.
"Teori Angsa Hitam merujuk pada peristiwa langka yang berdampak besar, sulit diprediksi dan di luar perkiraan biasa. Teori ini dideskripsikan oleh Nassim Nicholas Taleb dalam bukunya The Black Swan tahun 2007," ucapnya.
Dia menyebut ada kriteria tersendiri suatu peristiwa disebut Black Swan atau angsa hitam. Menurutnya, peristiwa itu harus datang secara mengejutkan dan berpengaruh besar.
"Kriteria untuk mengidentifikasi peristiwa black swan adalah muncul secara mengejutkan berpengaruh besar," ucapnya.
Lebih lanjut, Daryono lalu mengaitkan teori itu dengan temuan berkaitan dengan gempa yang terjadi di Jayapura, Papua. Dia menyebut di Jayapura, Papua, belum ada aktivitas gempa yang sebanyak seperti sekarang dan ini baru kali ini terjadi.
"Belum ada aktivitas sebanyak itu. Tidak begitu, gempa tipe seperti ini ya baru kali ini," ujarnya.