KOMPAS.com - Jepang dikenal dengan kemajuan teknologi, tapi di sisi lain negara ini juga rawan gempa. Baru-baru ini, tepatnya Kamis (8/8/2024) Jepang Kembali diguncang gempa bumi.
Gempa yang mengguncang negara Sakura itu berkekuatan M 7,1 berlokasi di tepi sisi barat Palung Nankai. Beberapa jam kemudian, para ilmuwan gempa bumi Jepang memberi peringatkan kemungkinan gempa besar susulan dari gempa tersebut.
"Kemungkinan terjadinya gempa bumi besar baru lebih tinggi dari biasanya, tetapi ini bukan merupakan indikasi bahwa gempa bumi besar pasti akan terjadi," jelas Badan Meteorologi Jepang (JMA), dikutip dari Reuters.
Dikutip dari Kompas.id, peringatan tersebut tidak merekomendadikan evakuasi. Tujuan dikeluarkannya peringatan tersebut adalah peninjauan ulang kesiapsiagaan gempa rutin.
Selain itu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada selama sekitar seminggu.
Potensi "gempa kembar" megathrust Palung Nankai
Gempa yang terjadi pada Kamis (8/8/2024) lalu, memunculkan kekhawatiran bagi warga Jepang. Itu karena gempa ini berlokasi di tepi sisi barat Palung Nankai.
Palung ini memiliki sejarah gempa bumi besar dengan kekuatan M 8 hingga 9 yang terjadi setiap 100-200 tahun.
Palung Nankai juga merupakan zona megathrust dan sering terjadi gempa berpasangan dan dapat memicu tsunami di sepanjang pantai selatan Jepang.
Zona megathrust ini, terdapat pertemuan lempeng tektonik Eurasia dan Laut Filipina.
Jepang kerap menghadapi gempa bumi besar sepanjang sejarah negara ini. Tapi gempa di zona megathrust Nankai paling diwaspadai.
Menurut studi yang terbit dalam jurnal Scientific Reports tahun 2023, zona megathrust ini dikenal dengan fenomena "twin ruptures" atau dua gempa besar yang terjadi secara berurutan dalam waktu singkat.
Kilas balik gempa besar di zona megathrust Palung Nankai
Pada tahun 1707 misalnya, megathrust segmen Palung Nankai memicu gempa bumi yang disebut gempa terkuat kedua di Jepang. Gempa pada masa itu juga memicu letusan terakhir Gunung Fuji.
Dua gempa megathrust Nankai dengan kekuatan besar juga terjadi pada tahun 1854. Kedua gempa ini hanya berselang dalam Waktu 30 jam.
Selanjutnya megathrust Nankai juga memicu gempa pada tahun 1944 dan 1946.
Dalam studi tersebut, potensi terjadi gempa besar di zona megathrust Palung Nankai dalam 30 tahun ke depan mencapai 70-80 persen.