Jakarta, CNN Indonesia -- Banjir bandang dan tanah longsor akibat hujan lebat menyebabkan sebanyak 170 orang tewas di Nepal hingga Minggu (29/9). Selain ratusan korban tewas, 42 orang lainnya juga masih dalam pencarian.
Seluruh wilayah di ibu kota Kathmandu terendam banjir selama akhir pekan, di mana banjir bandang terjadi daerah aliran sungai hingga menyebabkan kerusakan parah di jalan raya yang menghubungkan kota tersebut dengan seluruh Nepal.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Nepal, Rishi Ram Tiwari, mengatakan telah mengerahkan buldoser untuk membersihkan beberapa jalan raya yang tertutup puing-puing sisa banjir dan longsor.
"Lebih dari 3.000 orang telah diselamatkan," kata Rishi, dikutip AFP.Departemen Hidrologi dan Meteorologi Nepal mengatakan data awal dari stasiun di 14 distrik mengungkapkan bahwa hujan yang terjadi dalam 24 jam terakhir sampai memecahkan rekor. Sebuah stasiun cuaca di bandara Kathmandu mencatat 240 milimeter curah hujan, tertinggi sejak 2022.
Pada Sabtu (28/9), sungai Bagmati dan banyak anak sungai yang membelah Kathmandu meluap, menggenangi rumah-rumah dan kendaraan di sekitarnya. Warga sempat berjuang melewati genangan air setinggi dada orang dewasa untuk mencapai dataran tinggi.
Lebih dari 3.000 personel keamanan dikerahkan untuk membantu upaya penyelamatan dengan helikopter dan perahu motor. Tim penyelamat juga menggunakan rakit untuk menarik korban ke tempat aman.
Hujan muson yang turun dari Juni hingga September menyebabkan ratusan orang tewas dan kehancuran di berbagai wilayah di Asia Selatan. Namun jumlah banjir dan tanah longsor yang lebih fatal terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Para ahli mengatakan perubahan iklim memperburuk frekuensi dan intensitas hujan.