logo2

ugm-logo

Catatan Terbaru Pusdalops BNPB: Sebegini Jumlah Orang Meninggal Dunia Akibat Gempa di Sulbar

jpnn.com, MAMUJU - Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Pusdalops BNPB) mencatat 43 orang meninggal dunia akibat gempa bumi berkekuatan 6,2 magnitudo di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), hingga Jumat (15/1) malam. Dengan rincian 34 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, dan delapan orang di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat.
"Korban meninggal dunia akibat gempa 6,2 magnitudo yang terjadi pada Jumat (15/1), pukul 01.28 WIB atau 02.28 waktu setempat di Provinsi Sulawesi Barat menjadi 42 orang," tulis Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam keterangan resminya, Jumat.
 
Lebih lanjut, kata Jati, Pusdalops BNPB mencatat data kerusakan di Kabupaten Mamuju antara lain di Rumah Sakit Mitra Manakarra yang mengalami rusak berat, RSUD Kabupaten Mamuju mengalami rusak berat, dan kerusakan di Pelabuhan Mamuju, serta Jembatan Kuning yang berlokasi di Takandeang, Tapalang, Mamuju. "Sementara itu di Kabupaten Majene 300 unit rumah rusak yang masih dalam proses pendataan hingga rilis ini disiarkan," tutur dia.
 
Namun, ujar Jati, saat ini terdapat tiga rumah sakit yang aktif untuk pelayanan kedaruratan di Kabupaten Mamuju. Antara lain RS Bhayangkara, RS Regional Provinsi Sulawesi Barat, dan RSUD Kabupaten Mamuju. Baca Juga: Korban Gempa Sulbar Bertambah jadi 42 Orang Kemudian, kata dia, sebagian wilayah di Kabupaten Mamuju sudah dapat dialiri listrik dan sebagian lainnya masih mengalami gangguan. Di sisi lain, kata dia, Kabupaten Majene masih dilakukan proses perbaikan arus listrik sehingga seluruh wilayah masih dalam keadaan padam.

 

BMKG Ingatkan Potensi Gempa Susulan Lebih Besar dan Tsunami di Sulbar

Merdeka.com - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengingatkan potensi gempa susulan yang memicu tsunami di Sulawesi Barat. Diprediksi ada potensi gempa susulan yang lebih besar yang terjadi di Mamuju dini hari tadi.

"Perlu kami sampaikan pula bahwa pertama adalah masih ada potensi gempa susulan berikutnya yang masih kuat bisa mencapai kekuatan seperti yang sudah terjadi 6,2 atau sedikit lebih tinggi," katanya dalam konferensi pers daring, Jumat (15/1).

Dia mengingatkan, potensi terjadinya tsunami. Karena kondisi batuan sudah diguncang akibat gempa sebanyak 28 kali, serta pusat gempa di pantai. Memungkinkan terjadinya longsor bawah laut yang menjadi penyebab tsunami.

"Itu karena kondisi batuan digoncang 28 kali sudah rapuh dan pusat gempa di pantai memungkinkan terjadinya longsor ke dalam laut atau longsor bawah laut masih atau dapat pula berpotensi tsunami jika pusat gempa masih di pantai atau laut," jelasnya.

BMKG mengimbau masyarakat di daerah yang terdampak untuk menjauhi bangunan atau gedung yang rentan. Serta masyarakat diminta menjauhi daerah pantai. Tidak perlu menunggu peringatan dini tsunami karena bisa terjadi dalam waktu cepat.

"Kami mengimbau warga masyarakat di daerah terdampak tidak hanya menjauhi bangunan yang rentan atau gedung-gedung tapi juga apabila kebetulan masyarakat ada di pantai dan merasakan guncangan gempa segera menjauhi pantai. Tidak perlu menunggu peringatan dini tsunami. Karena bisa sangat cepat," tegasnya. [fik]