Padang (ANTARA) - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) Hendri Zulviton mengatakan simulasi penanggulangan bencana gempa bumi dan tsunami bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi situasi darurat.
"Kami ingin warga betul-betul paham langkah evakuasi. Sekaranglah waktu terbaik untuk melatihnya," kata Kepala BPBD Kota Padang Hendri Zulviton di sela-sela rapat persiapan simulasi gabungan penanggulangan bencana gempa bumi dan tsunami di Padang, Senin.
Sebagai salah satu daerah yang masuk ke dalam kawasan ring of fire, Kota Padang telah memetakan sejumlah titik yang berpotensi terdampak gelombang tsunami, berdasarkan kajian risiko bencana Kota Padang tahun 2023.
Daerah yang berpotensi terdampak gelombang tsunami di antaranya berada di Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Koto Tangah, Lubuk Begalung, Nanggalo, Padang Barat, Padang Selatan, Padang Timur dan Padang Utara.
Sementara itu, juga terdapat kelurahan di zona hijau yang berbatasan langsung dengan tsunami safe zone. Wilayah tersebut yakni Lubuk Minturun, Aie Pacah, Sungai Sapiah, Ampang, Lubuk Begalung, Simpang Haru, Sawahan Timur, Sawahan serta Gunung Pangilun.
"Oleh karena itu, kita berharap simulasi ini benar-benar menjadi bagian dari upaya untuk membentuk budaya siaga bencana yang melekat dalam keseharian warga," kata dia.
Senada dengan itu, Wali Kota Padang Fadly Amran mengimbau masyarakat untuk selalu siaga bencana, serta tidak mengabaikan peringatan sirene early warning system (EWS) gempa dan tsunami meskipun hanya sebatas simulasi.
"Selalu siaga bencana dan langsung bergerak menyelamatkan diri saat ada peringatan dari sirene EWS," kata eks Wali Kota Padang Panjang itu.
Fadly menekankan pada dasarnya simulasi siaga bencana bukanlah sekadar formalitas, melainkan momentum untuk melihat kesiapan nyata dari masyarakat termasuk instansi maupun pelaku usaha di jalur-jalur rawan tsunami.