KBRN, Mamuju : Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Barat terus menjalankan berbagai program edukasi dan sosialisasi sebagai upaya mitigasi menghadapi potensi bencana di wilayah Sulawesi Barat.
Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana (Plt. Kalaksa) BPBD Sulbar, Muhammad Yasir Fattah, dalam wawancara pada Senin (6/10/2025), menyampaikan bahwa terdapat 13 jenis ancaman bencana di Sulawesi Barat yang memerlukan penanganan mitigasi yang berbeda.
"Dalam 13 jenis bencana itu ada banjir, banjir rob, longsor, gempa bumi, tsunami, dan tanah bergerak atau likuifaksi. Cara melakukan mitigasi untuk masing-masing bencana tentu berbeda, tidak bisa disamakan," ujarnya.
Lebih lanjut, Dirinya menjelaskan bahwa sebagai bentuk pencegahan, BPBD Sulbar berkolaborasi dengan pemerintah kabupaten dalam melakukan sosialisasi kebencanaan di sekolah-sekolah dan desa-desa.
"Kami sudah turun ke sekolah dan desa untuk melakukan sosialisasi. Ada program desa tangguh bencana, kecamatan tangguh bencana, keluarga tangguh bencana, hingga perempuan tangguh bencana. Mereka ini garda terdepan ketika bencana terjadi. Masyarakat harus tahu apa yang harus dilakukan," ujarnya.
Yasir menambahkan, hasil riset menunjukkan bahwa pertolongan pertama saat bencana biasanya datang dari diri sendiri atau lingkungan terdekat, bukan dari tim penyelamat seperti Basarnas atau BPBD.
"Jadi dalam riset itu pertolongan pertama pada kebencanaan itu bukan dari penolong, bukan dari Basarnas, danbukan dari BPBD, tapi dari diri kita sendiri, "jelasnya.
BPBD Sulawesi Barat berharap masyarakat semakin aktif berpartisipasi dalam kegiatan edukasi kebencanaan agar mampu membangun kesiapsiagaan bersama. Dengan demikian, risiko korban dan kerugian akibat bencana dapat diminimalisir.
Reporter: Ahyan Irsyada