Plenary Session Hari Pertama
19th World Congress on Disaster and Emergency Medicine
21 April, Cape Town, South Africa
Capacity Strategy
Reporter: Oktomi Wijaya
Pembicara pertama pada plenary session hari pertama adalah Dr. Manzila Tarande, Regional Advisor, WHO/AFRO. Manzila memberikan presentasi tentang disaster risk management in Africa: Lessons from Ebola Outbreak in West Africa. Manzila menyampaikan ada empat tantangan masalah kesehatan di Afrika, yaitu: meningkatkan ancaman ebola di Afrika, meningkatnya kejadian penyakit tidak menular, masalah sosial determinan kesehatan, dan pembiayaan jaminan kesehatan (Universal Health Coverage). Dengan tantangan yang ada, maka beberapa hal yang menjadi prioritas bagi WHO/AFRO (2015-2020): meningkatkan keamanan kesehatan (health security) dengan menyelesaikan permasalahan ancaman virus ebola, menyelesaikan permasalahn determinan sosial ekonomi kesehatan, dan usaha pencapaian jaminan kesehatan (Universal Health Coverage).
Pembelajaran yang didapat dari epidemi ebola ini adalah kesiapsiagaan krisis kesehatan untuk menghadapi epidemi ebola merupakan kunci utama, selanjutnya pentingnya membangun sistem peringatan dini dan surveillans untuk mendeteksi, dan merespon epidemik serta pentingnya kerjasama dan komitmen internasional dalam mengatasi krisis kesehatan.
Pembicara pada plenary sesi kedua adalah Dr. Michel Yao, WHO Representative, Central African Republic. Dr Yao menyampaikan materi tentang International response to epidemics and emergencies. Yao menjelaskan agar respon terhadap epidemi dan krisis kesehatan dapat berjalan dengan baik maka diperlukan kerjasama dan koordinasi yang baik.
Pembicara ketiga adalah Jonathan Abraham dari Emergency Risk Management and Humanitarian Response Department, WHO. Dalam pemaparannya, Jonathan Abraham menyampaikan lima pesan kunci untuk bidang kesehatan dalam Sendai Framework yaitu: hasil dari pengurangan risiko bencana tidak hanya menyelamatkan jiwa manusia saja, tetapi juga kesehatan, pendekatan semua hazard (termasuk epidemi dan pandemi), isu safe hospital sebagai prioritas utama, investasi di sektor kesehatan, dan target dan indikator yang fokus pada kesehatan.
Pembicara keempat pada plenary session hari pertama adalah Professor Virginia Murrey yang mempresentasikan tentang Global Direction in Disaster Health. Professor Virginia Murray memaparkan tentang empat prioritas aksi dalam pengurangan risiko bencana dalam Sendai Framework, yaitu : memahami risiko bencana, memperkuat pemerintahan untuk mengurangi risiko bencana, investasi dalam pengurangan risiko bencana untuk resiliensi, serta memperkuat kesiapsiagaan untuk respon yang efektif.
Pembicara kelima adalah dari WHO yang menyampaikan materi tentang Stop Attacks on Health Workers. Meningkatnya kejadian penyerangan yang dilakukan terhadap tenaga kesehatan memanggil para komunitas humanitarian untuk melakukan advokasi terkait dengan keselamatan tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan. dengan banyaknya kejadian penyerangan ini, WHO telah melakukan advokasi dengan mengusulkan solusi kepada UN General Assembly dan World Health Assembly.
Pembicara keenam adalah Dr Ute Enderlein, Country Emergency Preparedness and and Response, WHO Regional Office for Europe. Dr Ute menyampaikan materi tentang Safe Hospital Initiative. Ute menyampaikan rumah sakit memegang peran yang vital dalam menyelamatkan jiwa manusia pada saat bencana. WHO telah membuat acuan penilaian indeks keselamatan rumah sakit untuk bencana. Penilaian hospital safety index ini didasarkan pada empat elemen, yaitu ancaman bencana, keselamatan struktural, non struktural dan fungsional. Dengan penilaian ini, maka rumah sakit dapat menilai kesiapan rumah sakit dalam menghadapi bencana.
Pembicara ketujuh adalah DR Maurizio Barbeschy yang memberikan presentasi tentang Building Capacities for Mass Gathering, Dalam presentasinya, Dr Maurizio menyampaikan pentingnya membangun kapasitas untuk mass gathering. Maurizio mencontohkan salah satu keterlibatan WHO dalam Mass Gathering ketika World Cup dilaksanakan di Afrika Selatan tahun 2010. Tantangan dalam mass gathering adalah diperlukannya keterlibatan multi sektoral dalam mitigasi risiko serta kendala komunikasi risiko semakin sulit dengan dimensi internasional seperti perbedaan kebudayaan dan bahasa.
Pembicara kedelapan berasal dari WHO yang memberikan presentasi tentang Foreign Medical Teams. Dalam pemaparannya, pembicara menjelaskan tentang lesson learnt dari bencana yaitu respon yang masih belum tepat waktu, kompetensi tenaga kesehatan dalam bencana yang masih kurang, lemahnya koordinasi dan kurangnya kapasitas nasional untuk mengatur tim bantuan kesehatan asing. Terkait dengan isu tim bantuan kesehatan asing pada saat bencana, maka WHO membuat standar dan pengaturan tim bantuan kesehatan asing.
Pembicara terakhir adalah Marvin L Bimbaum, MD, PhD (Board of Director WADEM). Marvin menyampaikan materi tentang Global Directions in Disaster Health, WADEM perspectives. Marvin menyampaikan tentang misi dari WADEM yaitu peningkatan global terhadap pre-hospital dan layanan kesehatan emergency, kesehatan masyarakat dan kesiapsiagaan krisis kesehatan. Agar misi WADEM tercapai maka diperlukan perubahan budaya, membangun bukti serta perlunya membangun kerjasama baik itu dengan donor dan organisasi akademik.