TOR
LATAR BELAKANG
Indonesia tercatat sebagai negara yang memiliki potensi bencana di hampir semua wilayahnya. Bencana ini tidak hanya berfokus pada bencana alam saja, namun bencana non alam seperti pandemi akan terus mengancam kehidupan manusia. Potensi terjadinya bencana ini tidak dapat diprediksi sehingga perlu diantisipasi dengan memperkuat sistem manajemen penanganan bencana sektor kesehatan. Dinas kesehatan sebagai leading sektor di bidang kesehatan penting mempersiapkan kapasitas dalam menghadapi bencana dan harus menyiapkan dokumen rencana penanggulangan bencana.
Amanat menyusun rencana penanganan bencana di Dinas Kesehatan tercantum pada UU 36 Tahun 2009 pasal 82 ayat (1) menyatakan bahwa pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya, fasilitas dan pelaksanaan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan pada bencana. Dinas kesehatan juga berperan dalam upaya mendorong dan mensosialisasikan Hospital Disaster Plan bagi rumah sakit umum dan swasta di wilayah kerjanya, termasuk juga untuk penanggulangan bencana di tingkat puskesmas.
Kementrian Kesehatan Indonesia dan beberapa lembaga juga mendampingi dinas kesehatan dalam penyusunan dokumen rencana penanggulangan bencana. Namun demikian implementasi dokumen tersebut belum optimal beroperasi di lapangan, ketidakjelasan sistem komando kerap sekali masih menjadi kendala utama. Tentu ini akan semakin sulit bagi dinas kesehatan yang belum memiliki dokumen perencanaan penanggulangan bencana. Kendala sistem komando mulai dari pembagian tugas yang kurang jelas, alur komunikasi yang belum optimal dan tidak ada rencana alternatif sangat menghambat kecepatan respon penanganan bencana.
Seperti situasi saat ini, dunia telah digemparkan dengan terjadinya bencana non alam pandemik COVID-19. Masalah yang dihadapi akan semakin kompleks, artinya peran dinas kesehatan tidak hanya sekedar sebagai pembuat kebijakan namun harus mampu menjamin bahwa perencanaan yang sudah disusun sebelumnya bisa mengakomodir segala kebutuhan penanganan bencana termasuk dalam pemutusan mata rantai penularan dan menghadapi lonjakan pasien. Dengan demikian sudah saatnya Dinas Kesehatan memperkuat kapasitas penanganan bencana di daerah melalui satu perencanaan yang operasional, yang hidup dan mencakup semua rencana kebutuhan dan penanganan bencana alam dan non alam.
Seminar dan workshop ini akan membahas bagaimana upaya penyusunan dokumen rencana penanggulangan bencana dinas kesehatan (Dinkes Disaster Plan), apa saja komponen dan indikatornya, bagaimana pengaktifan klaster kesehatan pada saat bencana, hingga sharing pengalaman dalam mengembangkan dokumen tersebut.
TUJUAN
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas daerah dan Dinas Kesehatan kabupaten/kota dalam menyusun rencana penanggulangan bencana dan krisis kesehatan di daerahnya.
PROSES KEGIATAN
Seminar dan workshop ini akan dilaksanakan secara online. Proses kegiatan sebanyak 2 kali pertemuan meliputi penyampaian materi dan penugasan.
OUTPUT KEGIATAN
Peserta memahami pentingnya dinas kesehatan memiliki perencanaan penanggulangan bencana dan krisis kesehatan di daerah. Selanjutnya, peserta memahami Teknik penyusunan dokumen Dinas Kesehatan Disaster Plan.
PESERTA
Peserta kurang lebih berjumlah 25- 40 orang yang berasal dari
- Dinas Kesehatan Provinsi
- Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
Peserta dari masing-masing dinas terdiri dari:
- Kepala Dinas, sekretaris
- Bidang/bagian yang mengurusi rujukan, wabah, bencana, krisis kesehatan
- Tim penanggulangan bencana dinkes *jika sudah terbentuk
- 2-3 orang tim kecil sebagai tim penyusun
TENAGA KONSULTAN DAN ASISTEN KONSULTAN
- dr. Hendro Wartatmo, SpB.KBD
- dr. Handoyo Pramusinto, SpB
- dr. Sulanto Saleh Danu, Sp.FK
- dr. Bella Donna, M.Kes
- Gde Yulian Yogadhita M.Epid, Apt
- Madelina Ariani, SKM, MPH
- Happy Pangaribuan, SKM, MPH
Jadwal dan Materi Kegiatan
Hari tanggal : Rabu-Kamis/4-5 November 2020
Pukul : 10.00 – 12.00 WIB
Tempat : di tempat masing-masing
Rundown Kegiatan
Hari Pertama : Rabu, 4 November 2020 |
Waktu |
Materi/Kegiatan |
Narasumber/ fasilitator |
09.00 – 09.10 WIB |
Pembukaan |
|
09.10 – 09.40 WIB
09.40 – 09.50 WIB
|
Materi 1: Kebijakan dan Komponen penyusunan rencana penanggulangan bencana di Dinas Kesehatan
Diskusi
|
dr. Bella Donna, M.Kes
Materi
Video
|
09.50 – 10.20 WIB
10.20 – 10.35 WIB
|
Materi 2 : Standar Pelayanan Minimum dan Surveilans Kesehatan
Diskusi
|
Gde Yulian Yogadhita M.Epid, Apt
Materi
Video
|
10.35 – 11.05 WIB
11.05 – 11.20 WIB
|
Materi 3 : Sistem Komando dan Pengorganisasian
Diskusi
|
dr. Hendro Wartatmo, SpB.KBD
Materi
Video
|
11.20 – 11.50 WIB |
materi 4 : Rencana Operasi |
dr Bella Donna MKes
Materi
Video
|
11.50 – 12.00 WIB |
Penutupan hari I dan Arahan Hari II |
|
|
|
|
Hari Kedua : Kamis, 5 November 2020 |
Waktu |
Materi/Kegiatan |
Narasumber/ fasilitator |
09.00 – 09.10 WIB |
Pembukaan |
Fasilitator |
09.10 – 09.40 WIB
09.40 – 09.50 WIB
|
Materi 5 : Logistik Medik, Manajemen Relawan dan Fasilitas
Diskusi
|
dr. Sulanto Saleh Danu, Sp.FK
|
09.50 – 10.20 WIB |
Materi 6 : Analisis Risiko dan Pengembangan Skenario |
Madelina Ariani, SKM, MPH
Video
|
10.20 – 10.50 WIB |
Diskusi dan Penugasan Analisis Risiko dan Pengembangan Skenario |
Tim PKMK FK-KMK UGM |
10.50 – 11.20 WIB
11.20 – 11.30 WIB
|
Materi 7 : Form, Data Informasi dan Komunikasi
Diskusi
|
Gde Yulian Yogadhita M.Epid, Apt
Video
|
11.30 – 11.50 WIB |
Materi 8 : Penyusunan Peta risiko dan Peta Respon |
Madelina Ariani, SKM, MPH
Materi
|
11.50 – 12.00 WIB |
Penutupan |
|
PENUTUP
Demikian kerangka acuan kegiatan Seminar dan Workshop Rencana Penyusunan Penanggulangan Bencana di Daerah (Dinas Kesehatan Disaster Plan). Kami berharap Dinas Kesehatan dapat memahami Teknik penyusunan dokumen Dinas Kesehatan Disaster Plan. Sebagai lembaga riset dan konsultasi, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (PKMK FK-KMK) UGM, akan memberikan sumbangan pengembangan inovasi dalam dunia keilmuan di bidang kesehatan dan Manajemen Bencana di daerah dalam hal ini Dinas Kesehatan.
Contact Person :
Konfirmasi Kepesertaan : Dewi Catur (0818263653)
Konfirmasi Konten : Happy R Pangaribuan (085358727172)
Reportase
Reportase
Seminar dan Workshop Online
PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAN KRISIS KESEHATAN DI DAERAH
(DINAS KESEHATAN DISASTER PLAN)
Yogyakarta, 4-5 November 2020
Dok. PKMK FK-KMK UGM “Penyampaian materi dan diskusi terkait dengan komponen rencana penanggulangan bencana dan krisis kesehatan”
Rabu, 4 November 2020
Materi pertama mengenai Kebijakan dan Komponen penyusunan rencana penanggulangan bencana di dinas kesehatan disampaikan oleh dr Bella Donna bertujuan untuk memberikan pengetahuan awal kesiapsiagaan dinas Kesehatan berbentuk rencana kontijensi berbasis sistem komando dalam menghadapi krisis kesehatan dan bencana alam maupun non alam seperti pandemi COVID-19. Diskusi : Pertanyaan datang dari dr.Alfina dari Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah mengenai implementasi penyusunan Dinkes Disaster Plan dimana pendampingan dari pihak eksternal yang berpengalaman dalam melakukan manajemen bencana kesehatan sangat dibutuhkan oleh dinas kesehatan. Pihak eksternal sangat membantu untuk memberikan perspektif dalam penyusunan, dan untuk rencana operasi penanganan COVID-19 sudah dipandu secara online oleh Pusat Krisis Kesehatan, dr. Fina kemudian menambahkan bersedia untuk mengadakan sesi telaah rencana operasi Kesehatan Propinsi Sulteng yang difasilitasi oleh PKMK FK - KMK UGM, peserta dari BPBD Cimahi, Rani, S.Psi. menyatakan ketertarikannya untuk menjadi peninjau kegiatan tersebut.
Materi yang kedua dibawakan oleh Apt. Gde Yulian, M.Epid., mengenai Standar Pelayanan Minimum dan Surveilans Kesehatan. Pada presentasinya, Gde menyampaikan pentingnya untuk tetap melakukan pemenuhan kebutuhan kesehatan yang bermutu pada saat bencana maupun krisis kesehatan sesuai standar minimal menggunakan sistem koordinasi yang terkoneksi dengan mengacu kepada tiga regulasi kunci: Peraturan Menteri Dalam negeri Nomor 101 Tahun 2018 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada SPM Sub Urusan Bencana Daerah Kabupaten/Kota, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada SPM Bidang Kesehatan sebagai acuan SPM, dan Permenkes 75 Tahun 2019 yang memiliki peran penting untuk memberikan solusi pemenuhan SPM di masa bencana, diperkuat dengan peningkatan kapasitas surveilans bencana untuk menjawab permasalahan seputar pemenuhan kebutuhan seputar COVID-19. Imran dari Forum PRB Aceh menambahkan, di sub klaster shelter (perlindungan dan pengungsian) di Pasigala membutuhkan koordinasi yang baik dengan dinas kesehatan untuk pemenuhan layanan Kesehatan di lokasi terdampak bencana. Gde menyampaikan memang definisi operasional ini menjadi kendala untuk perhitungan SPM, dari pengalaman tim PKMK FK - KMK UGM mendampingi puskesmas di KLU, semua aktivitas penanggulangan dan respons bencana diidentifikasi terlebih dahulu bersama dengan target realistisnya untuk kemudian Bersama sama dimasukkan ke dalam perhitungan. Jika menggunakan populasi sebagai denominator, maka angka capaian akan menjadi kecil, oleh karenanya untuk mendapatkan gambaran statistik yang baik maka target dan sasaran aktivitas pengurangan bencana oleh dinas Kesehatan propinsi harus ditetapkan dengan jelas di awal dan berusaha melibatkan kapasitas kapasitas lain di luar instansi pemerintah.
Materi yang ketiga mengenai Sistem Komando dan Pengorganisasian dibawakan oleh dr. Hendro Wartatmo, SpB(K)., dinas kesehatan harus memiliki struktur dan sistem komando yang jelas dalam dokumen disaster plan-nya. Perencanaan ini harus disusun dari awal termasuk penentuan siapa yang akan menjadi komandannya sebaiknya sudah diidentifikasikan di rencana kontjensi atau dinkes disaster plan. Dalam situasi bencana selalu ada petugas, fasilitas dan peralatan, ini semua harus diatur dengan membuat protap - protap, aturan dan protap terhadap petugas, fasilitas dan peralatan ini yang ada dalam Dinkes Disaster Plan. Untuk menghasilkan respon yang optimal maka Dinkes DP ini diatur dengan sistem komando yang fleksibel, serta dapat ditingkatkan dengan skala yang lebih luas sesuai dengan kebutuhan yang terjadi.
Materi yang terakhir mengenai Rencana Operasi Dinas Kesehatan untuk menghadapi COVID-19 kembali dibawakan oleh dr. Bella Donna, rencana operasi ini sangat dibutuhkan dalam penanganan bencana baik bencana alam maupun bencana non alam untuk mencegah situasi semakin memburuk serta mengurangi gagap dan chaos yang berlebihan, mencegah dampak lebih luas pada masyarakat, kelompok rentan dan mencegah dampak penyerta lainnya, membatasi penularan Wabah COVID-19, mengurangi infeksi berikutnya pada masyarakat serta tenaga Kesehatan, memetakan kapasitas deteksi dini, mengisolasi dan menangani pasien lebih awal termasuk melaksanakan pelayanan yang optimal bagi pasien yang terjangkit wabah COVID-19. Dalam rencana operasi ini juga sebaiknya berisi mengenai BCP sehingga seluruh kebutuhan sumber daya berkaitan dengan upaya penanggulangan krisis kesehatan (Wabah COVID-19) dan penyiapan surge capacity teridentifikasi.
Kamis, 5 November 2020
Materi pertama mengenai Logistik Medik, Manajemen Relawan dan Fasilitas disampaikan oleh dr. Sulanto Saleh Danu, Sp.FK bertujuan untuk bagaimana manajemen logistik yang tidak hanya berupa obat obatan dan alat/perbekalan kesehatan tapi juga fasilitas penyimpanan, metode distribusi dan beberapa pendekatan perhitungannya. Dr Sulanto juga memaparkan tentang bagaimana manajemen relawan pada masa bencana. Diskusi : Pertanyaan datang dari Pak Imran dari Forum PRB Aceh mengenai logistik tenda untuk pengungsi dan dari Dr Nazar dari Palu mengenai manajemen logistik saat pandemi Covid-19. Dr Sulanto menjawab seputar pemanfaatan struktur komando dan manajemen sumberdaya yang optimal dari pengorganisasian dinkes disaster plan dan adanya integrasi dan kolaborasi dengan sektor lain sebagai solusi. Peran akademisi dan lembaga lain di luar pemerintahan seperti LSM maupun forum pengurangan risiko bencana sangat penting untuk menjadi katalisator sinergitas BPBD dengan sector sector teknis.
Materi yang kedua mengenai Analisis Risiko dan Pengembangan Skenario dibawakan oleh Madelina Ariani, SKM, MPH. Pada presentasinya, bu Madelina menyampaikan pentingnya untuk dinas kesehatan melakukan analisis risiko di awal penyusunan dinkes disaster plan sehingga dokumen tersebut dapat terfokus dalam memenuhi kebutuhan yang spesifik terhadap hazard atau risiko yang diprioritaskan. Sesi ini sangat menarik karena mengajak peserta untuk ikut bersama sama menyusun analisis risiko dari situasi dan kondisi di daerahnya, peserta yang berpartisipasi dalam penyusunan analisis risiko adalah ibu X dari Universitas Alkhairaat Palu, Sulawesi Tengah. Analisis risiko dilakukan untuk dua kejadian yang dianggap berpotensi berisiko yaitu Covid-19 dan kebakaran pemukiman, peserta dijelaskan dan diajak untuk mengerjakan perhitungan dalam sesi ini.
Materi yang ketiga mengenai Peta Risiko dan Peta Respon dibawakan oleh Gde Yulian Yogadhita M.Epid., pada materi ini pak Gde menjelaskan perbedaan antara peta risiko dan peta respon, mulai dari dasar hukum kedua peta tersebut, komponen komponennya serta pemanfaatannya berdasrkan pengalaman menangani bencana selama ini. Pertanyaan datang kembali dari pak Imran, Forum PRB Aceh mengenai kelemahan yang selama ini terjadi dalam penanganan bencana yaitu pejabat pemerintah daerah yang kurang memiliki pengetahuan tentang manajemen bencana dan seringnya terjadi rotasi staff di dinas kesehatan daerah, baik kabupaten/kota maupun propinsi sehingga akses terhadap data dasar untuk menyusun baik peta risiko maupun peta respon terbatas atau bahkan tidak ada sama sekali. Inilah pentingnya untuk melakukan simulasi atau gladi baik itu berupa simulasi table top maupun simulasi gladi lapang secara rutin menggunakan analisis risiko, skenario dan peta risiko yang sudah disusun, minimal sekali dalam setahun.
Materi yang terakhir mengenai Form, Data Informasi dan Komunikasi kembali dibawakan oleh Madelina Ariani, SKM, MPH., Untuk sesi ke-4 ini tidak dibuka sesi tanya jawab karena waktu yang terbatas, namun moderator, ibu Happy Pangaribuan, SKM., MPH. menyampaikan seluruh kegiatan ini didokumentasikan dengan baik di website bencana https://bencana-kesehatan.net/ dan lesson learnt rencana operasi penanganan covid-19 ini akan menjadi sesi pre-fornas JKKI pada tanggal 20 November nanti.
Reporter : Gde Yulian Yogadhita
Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM