Lansia merupakan salah satu kelompok rentan pada saat bencana terjadi. kerentanan kelompok ini diakibatkan oleh keterbatasan fisik maupun mental yang dialami. Masalah pendengaran, mobilitas fisik, penglihatan maupun daya ingat mempengaruhi tingkat survival saat bencana atau peristiwa kegawatdaruratan terjadi. Walaupun pada keadaan normal keterbatasan yang dialami dapat ditoleransi, hal tersebut sangat berpengaruh saat bencana terjadi. Keterbatasan tersebut membuat lansia kesulitan untuk bergerak lebih cepat atau meninggalkan rumah mereka pada saat kejadian bencana, khususnya pada bencana alam. Keadaan ini lebih buruk lagi pada lansia yang tinggal sendiri, lansia yang tinggal di fasilitas perawatan dapat memperoleh pertolongan jauh lebih mudah.
Kejadian kebakaran di California menjadi salah satu contoh akibat kerentanan lansia. Berdasarkan laporan yang diperoleh, umur rata-rata korban adalah 79 tahun. Pada kejadian badai Katrina jumlah kelompok lansia yang meninggal lebih banyak dibandingkan dengan kelompok umur lainnya, begitu pula dengan badai Sandy dengan umur meninggal terbanyak adalah 65 tahun. Fenomena ini terjadi di berbagai belahan dunia lainnya seperti tsunami di Jepang maupun badai di Filipina. Tercatat 65% korban tsunami Jepang dan sepertiga korban di badai Filipina merupakan lansia. Peran keluarga dan pemerintah dalam membuat perencanaan untuk pelaksanaan evakuasi pada saat bencana terjadi. pendataan teerkait jumlah maupun keterbatasan lansia menjadi salah satu solusi penting yang dapat dipilih oleh pemerintah maupun pihak terkait. Informasi selengkapnya Klik Disini