Kebakaran merupakan jenis bencana internal di rumah sakit. Kebakaran ini juga mungkin dapat terjadi di sekolah. Seperti yang diberitakan oleh laman detik news detik.com, pada Juli 2019 kebakaran melanda gedung sekolah TK di Purworejo dan pada Agustus 2019 SMP Negeri 10 Cilegon terbakar. Kedua kasus tersebut tidak memakan korban jiwa, meskipun demikian kasus kebakaran di sekolah harus tetap diwaspadai. Beberapa faktor yang mengakibatkan kebakaran di sekolah adalah korsleting listrik, wilayah sekolah dekat dengan pemukiman warga dan kawasan perkebunan, kecelakaan di ruang laboratorium, dan sebagainya. Anak sekolah dan remaja lebih rentan terhadap peristiwa negatif pada tahap pertumbuhan mereka.
Insiden kebakaran di sekolah yang menimbulkan korban jiwa dan luka bagi anak dapat mempengaruhi psikologi anak akibat trauma. Dengan demikian, perlu perhatian khusus dari orang tua, sekolah, penentu kebijakan, dan pihak berwenang pemerintah setempat untuk menyediakan sekolah aman dari bahaya kebakaran. Paling tidak sekolah tanggap terhadap pengurangan risiko akibat kebakaran. Artikel berikut merupakan salah satu kasus insiden kebakaran di sekolah Iran yang menimbulkan korban jiwa. Mengingat sifat berulang insiden kebakaran di sekolah Iran, perlu untuk meningkatkan kesadaran risiko kebakaran di sekolah untuk mempromosikan budaya pencegahan kebakaran dalam masyarakat. Artikel ini menyimpulkan bahwa untuk melindungi sekolah terhadap kebakaran dan bencana alam, perhatian khusus harus diarahkan pada faktor keselamatan dalam siklus studi, desain, arsitektur, instalasi, pelaksanaan, dan eksploitasi sekolah. Pencapaian tujuan yang ditetapkan tergantung pada penguasaan sekolah terhadap kode penyelamatan kebakaran, peraturan yang relevan, dan pemantauan ketat terhadap pelaksanaannya.
Selengkapnya Klik Disini