Surabaya - Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf, mengaku memiliki peta daerah rawan bencana di wilayah kerjanya guna mengantisipasi segala kemungkinan yang bisa terjadi, sekaligus kesiapan menanganinya.
"Kami tidak berharap ada bencana di Jatim, tapi kalau memang ada, maka segalanya harus siap dan jangan sampai ada korban," ujarnya di Surabaya, Sabtu.
Ia pun tidak menampik bahwa Jawa Timur (Jatim) termasuk rawan bencana, seperti banjir, tanah longsor, puting beliung hingga gunung meletus.
Oleh karena itu, ia meminta seluruh pihak, terutama pemerintah daerah setempat tidak lengah dan waspada terhadap apa yang mungkin bisa terjadi.
"Ada bencana yang bisa diprediksi, sehingga harus dilakukan pencegahan agar tidak sampai terjadi. Aparat dan pemerintah daerah harus tahu apa yang dilakukannya," ucapnya.
Gus Ipul, sapaan akrabnya, mencontohkan di daerah aliran Bengawan Solo yang rawan banjir, dan pemukiman di lereng gunung berapi yang rawan letusan, maka secara rutin dilakukan simulasi dan berbagai koordinasi dengan pihak terkait.
"Harapan kami, kalau situasinya darurat, maka masyarakat sudah harus tahu apa yang dilakukannya. Ini telah kami pikirkan, tapi semoga tidak sampai terjadi bencana," kata mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal itu.
Ketika disinggung tentang aktivitas Gunung Bromo, Gus Ipul mengemukakan, semua aktivitas penduduk masih aman selama dilakukan di luar titik yang ditentukan, yakni 2,5 kilometer dari kawah puncak.
"Intinya, segala aktivitas di luar kawasan lautan pasir tidak ada masalah. Masyarakat yang akan berwisata kami persilakan datang beramai-ramai karena memang sangat indah," katanya.
Berdasarkan laporan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur untuk kondisi Gunung Bromo pada Sabtu (2/1) pukul 06.00 hingga 12.00 WIB, cuaca terpantau cerah-mendung dan angin tenang yang suhu berkisar 14 hingga 17 derajat Celcius.
Adapun kondisi gunung berkabut, asap kelabu kecoklatan tebal dengan tekanan sedang hingga kuat dengan ketinggian 1.200 meter dari puncak atau 3.529 meter di atas permukaan laut ke utara sampai barat laut, serta kondisi tremor amax mencapai tiga hingga 22 milimeter (mm), dan dominan lima mm.
Editor: Priyambodo RH
sumber: antara