Liputan6.com, Medan - Ancaman bencana akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya curah hujan. Puncak hujan diperkirakan Januari 2018 mendatang, sehingga bencana banjir, longsor, dan puting beliung akan juga meningkat. Hal ini di luar dari bencana geologi seperti gempa bumi, tsunami, dan erupsi gunung api yang dapat terjadi kapan saja.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, data sementara kejadian bencana selama 2017, yaitu mulai 1 Januari hingga 20 November, terdapat 2.057 bencana.
Jenis dan jumlah kejadian bencana ini terdiri dari banjir (689), puting beliung (618), tanah longsor (545), kebakaran hutan dan lahan (96), banjir dan tanah longsor (63), kekeringan (19), gempa bumi (18), gelombang pasang/abrasi (7), dan letusan gunung api (2).
"Dampak bencana dari 2.057 kejadian adalah 282 orang meninggal, 864 orang luka-luka dan 3.209.513 orang mengungsi dan menderita," ucap Sutopo, Senin, 20 November 2017.
Ia menjelaskan, kerusakan bangunan meliputi 24.282 rumah rusak (4.594 rusak berat, 4.164 rusak sedang, dan 15.524 rusak ringan) dan 313.901 rumah terendam. Kerusakan juga mencakup sebanyak 1.611 unit fasilitas publik, yakni 974 unit fasilitas pendidikan, 546 unit fasilitas peribadatan, dan 91 fasilitas kesehatan.
Menurut Sutopo, dampak ekonomi akibat bencana tentu cukup besar, karena telah menyebabkan penderitaan masyarakat. Misalnya, dampak kerugian ekonomi peningkatan status Awas Gunung Agung di Bali, mencapai lebih dari Rp 2 triliun. "Jumlah total kerugian dan kerusakan ekonomi akibat bencana belum dilakukan perhitungan," sebutnya.