Yogyakarta, 11 Mei 2018
Gunung Merapi mengalami Erupsi freatik, Jumat (11/5/2018) pukul 07.32 WIB dengan durasi kegempaan 5 menit dengan ketinggian kolom 5500 meter di atas puncak. Erupsi freatik (dominasi uap air) merupakan letusan yang berupa gas atau hembusan asap material yang dipicu oleh tekanan gas yang berada di bawah permukaan tanah. Erupsi ini berlangsung satu kali dan tidak diikuti dengan erupsi susulan, sebelum erupsi freatik, telah terjadi jaringan seismik gunung Merapi dan tidak terekam adanya peningkatan kegempaan. Namun demikian, sempat teramati peningkatan suhu kawah secara singkat pada pukul 06.00 WIB. Pasca erupsi kegempaan yang terekam tidak didapati perubahan dan suhu kawah mengalami penurunan.
Dampak kejadian Erupsi freaktik gunung Merapi adalah hujan abu di wilayah kecamatan Turi, Pakem dan Cangkringan serta angin membawa partikel abu ke arah selatan atau kota Yogyakarta. Belum ada laporan terkait korban jiwa dan kerusakan. Masyarakat yang berada di sekitar gunung Merapi telah melakukan evakuasi mandiri ke tempat yang aman. BPBD kabupaten Sleman beserta komunitas relawan dan masyarakat masih melakukan penanganan di wilayah terdampak.
Kondisi gunung Merapi berstatus “Normal” pada pukul 09.44 WIB rekaman seismik gunung Merapi sudah landai kembali (sumber BPPTKG). Pada pukul 09.35 WIB lokasi 5 KM dari puncak hujan abu sudah reda dan radius diturunkan menjadi 2 KM. Pengungsian sementara di barak Purwobinangun kurang lebih 190 Jiwa terdiri dari kelompok rentan, balita dan anak-anak yang lain masih bertahan dirumah masing-masing. Klaster kesehatan bencana Yogyakarta melakukan pendistribusian masker di Posko Kesehatan Utama Pakem, Tim PSC 119 Dinkes DIY membagikan masker di 3 dusun yaitu, Dusun Sumberan, Boyong dan Kemiri, PMI Yogyakarta membagikan masker di Fly over Jombor, menyiagakan Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit, melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Sleman, dan mencatat pesebaran pengungsi di barak Brayut, Wukirsari, Girikerto, Purwobinangun dan Hargobinangun.
Pemerintah menghimbau untuk masyarakat tidak panik dengan kejadian tersebut, jika terpaksa mengungsi diharapkan ke tempat yang sudah disediakan dan tetap tenang. Bila memiliki hewan peliharaan atau ternak, harap dibawa ke tempat tertutup. Menutup sumber air atau sumur agar terlindung dari abu vulkanik; Tidak menjemur pakaian, bahan makanan dan lainnya saat terjadi hujan abu vulkanik. Aktivitas di luar ruangan sebaiknya menggunakan masker untuk melindungi pernafasan dan tidak menggunakan softlens.
Sumber informasi: BPPTKG, BMKG, BPBD Sleman, TRC BPBD DIY, Dinas Kesehatan Provinsi Yogyakarta, komunitas relawan, warga masyarakat dan lembaga terkait.
Disusun oleh Intan Anatasia (Pokja Manajemen Bencana Kesehatan PKMK UGM)
Video amatir letusan freatik gunung merapi