AYOJAKARTA.COM - Sebuah fakta terungkap dari salah satu keterangan BMKG yang menyebutkan penyebab sebenarnya dari Gempa Cianjur yang terjadi pada bulan lalu.
Sebelumnya, Gempa Cianjur yang terjadi pada tanggal 21 November 2022 diperkirakan telah terjadi disebabkan karena aktivitas sesar Cimandiri.
Hal ini diduga oleh beberapa ahli karena lokasi pusat gempa yang memang berdekatan dengan keberadaan Sesar Cimandiri.
Akan tetapi, baru-baru ini sebuah fakta terungkap tentang penyebab dari Gempa Cianjur yang menyebabkan banyak korban jiwa tersebut.
Sebuah sesar ditemukan oleh peneliti dari BMKG dan telah dipastikan sebagai penyebab dari Gempa Cianjur yang terjadi pada bulan November lalu.
Dikutip AyoJakarta.com dari laman resmi BMKG, sebuah sesar baru bernama Sesar Cugenang disebut sebagai penyebab dari Gempa Cianjur.
"Pemicu gempa Cianjur Magnitudo 5.6 pada 21 November 2022 lalu adalah patahan atau Sesar Cugenang. Ini adalah sesar yang baru teridentifikasi dalam survei yang dilakukan BMKG," ungkap Dwikorita dalam Konferensi Pers di Jakarta, Kamis (8/12).
Dwikorita menyebutkan bahwa ada sesar lain yang terdeteksi di kawasan pusat Gempa Cianjur yang berada di wilayah Cugenang.
Walaupun sebelumnya, Sesar Cimandiri diduga sebagai pusat gempa karena berada di dekat sesar tersebut.
BMKG telah melakukan analisis focal mechanism dan sebaran titik gempa-gempa susulan, analisis citra satelit dan foto udara, serta survei lapangan secara detail oleh BMKG terhadap pola sebaran dan karakteristik surface rupture (retakan/rekahan permukaan tanah), sebaran titik longsor, kelurusan morfologi, dan pola sebaran kerusakan bangunan.
Atas dasar hal tersebut, kemudian dapat dipastikan bahwa Gempa Cianjur disebabkan oleh Sesar Cugenang.
Dwikorita kemudian menjelaskan, bahwa Sesar Cugenang membentang dengan jarak lebih dari 9 kilometer dan melintasi sedikitnya 9 desa.
Di sisi lain, ia mengatakan bahwa area tersebut harus dikosongkan dan tidak boleh dijadikan sebagai tempat tinggal.
"Karena Sesar Cugenang adalah sesar aktif, maka rentan kembali mengalami pergeseran atau deformasi, getaran dan kerusakan lahan, serta bangunan. Area sepanjang patahan harus dikosongkan dari peruntukkan sebagai permukiman, sehingga jika terjadi gempabumi kembali di titik yang sama, tidak ada korban jiwa maupun kerugian materil," imbuhnya.
Dari 9 desa yang dilintasi Sesar Cugenang, delapan di antaranya termasuk Kecamatan Cugenang. Kedelapan desa itu di antaranya Desa Ciherang, Desa Ciputri, Cibeureum, Nyalindung, Mangunkerta, Sarampad, Cibulakan, dan Desa Benjot. Satu desa terakhir, Nagrak, lokasinya di dalam wilayah Kecamatan Cianjur.
Akan tetapi, Dwikorita menyampaikan bahwa area tersebut masih bisa dimanfaatkan untuk keperluan lain, selain sebagai area pemukiman.
Menurutnya, area di jalur Sesar Cugenang masih bisa dimanfaatkan untuk keperluan pertanian, kawasan konservasi, lahan resapan, maupun dijadikan sebagai destinasi wisata tanpa bangunan permanen.
"Poin utamanya, area lintasan Sesar Cugenang terlarang untuk bangunan tempat tinggal maupun bangunan permanen lainnya," pungkasnya.
Itulah fakta mengenai Sesar Cugenang, sesar baru yang ditemukan dan telah teridentifikasi sebagai penyebab dari Gempa Cianjur yang terjadi pada bulan November 2022.***