TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi mendesak agar negara-negara di dunia melakukan aksi nyata mendorong pelucutan senjata nuklir. Desakan tersebut disampaikan di pertemuan Conference in Disarmament di Jenewa, Swiss. Menteri Retno memperingatkan bahwa bencana nuklir hanya akan menunggu waktu jika pelucutan senjata nuklir tidak segera dilakukan. Risiko tersebut semakin besar dengan sikap Rusia yang mundur dari perjanjian pengendalian nuklir.
“Dunia tanpa senjata nuklir masih jauh dari realita,” kata Menteri Retno dalam keterangan tertulis dikutip Tempo pada Kamis, 2 Februari 2023.
Menurut Menteri Retno, mandeknya upaya pelucutan senjata nuklir disebabkan oleh tidak adanya kemauan politik, situasi keamanan global, serta mentalitas perang dingin yang masih ada. DI tengah situasi ini, negara-negara pemilik senjata nuklir terus memodernisasi persenjataan dan bersikukuh dengan nuclear deference dalam doktrin militer mereka.
“Tanpa aksi nyata yang tegas, saya sampaikan bahwa bencana nuklir hanya soal waktu dan risiko ini semakin besar seiring menajamnya rivalitas antar-kekuatan besar,” jelas Retno.
Presiden Rusia, Vladimir Putin menangguhkan partisipasinya dalam Traktat Pengurangan Senjata Nuklir dengan Amerika Serikat yang disebut The New START. Ini menjadi salah satu concern yang dibahas dalam pertemuan Conference in Disarmament.
Mundurnya Rusia dari perjanjian nuklir New START Treaty menjadi keprihatinan banyak negara karena dinilai akan semakin meningkatkan risiko penggunaan senjata nuklir. Oleh sebab itu, menurut Menteri Retno, guna mendorong kemajuan pelucutan senjata nuklir, ada tiga aksi nyata yang perlu dilakukan.
Pertama adalah membangkitkan kembali kemauan politik untuk memastikan adanya aksi nyata guna mencapai pelucutan senjata nuklir. Fokus utamanya adalah tercapainya Negative Security Assurances (NSA) yang mengikat secara hukum. NSA merupakan jaminan bahwa negara pemilik senjata nuklir tidak akan menggunakan senjata nuklir kepada negara non-pemilik senjata nuklir.
Selanjutnya adalah memperkuat arsitektur perlucutan senjata nuklir dan non-proliferasi dengan mendorong ratifikasi Traktat Pelarangan Senjata Nuklir. Indonesia, kata Retno, saat ini tengah dalam proses ratifikasi traktat tersebut. Ia berharap, negara-negara lain juga dapat melakukan hal yang sama.
“Selain itu, penggunaan nuklir untuk tujuan damai harus betul-betul dijaga agar tidak diselewengkan menjadi senjata,” ujarnya.
Ketiga adalah memfasilitasi kepatuhan terhadap zona bebas senjata nuklir. Menurutnya, zona bebas senjata nuklir merupakan elemen penting dalam mewujudkan perlucutan senjata nuklir global.
Indonesia, sebagai Ketua ASEAN tahun ini akan terus memajukan zona bebas senjata nuklir di kawasan Asia Tenggara melalui penandatanganan Bangkok Treaty oleh negara pemilik senjata nuklir.