logo2

ugm-logo

Kajian tentang Local Storytelling dalam Mitigasi Bencana

Berada di antara lempeng tektonik Asia dan Australia, zona aktivitas tektonik tinggi di Cincin Api Pasifik dengan deretan pegunungan dan gunung berapi aktif menjadikan Indonesia salah satu negara dengan risiko bencana alam tertinggi di dunia. Salah satu potensi bencana yang menarik perhatian adalah potensi megathrust di selatan Jawa yang berpotensi menimbulkan tsunami hingga 20 meter. Berbagai upaya mitigasi bencana dilakukan, salah satunya dengan menggali pesan mitigasi bencana dalam kearifan lokal dan mengandalkan tokoh masyarakat sebagai pembawa pesan mitigasi. Dengan menggunakan metode studi kasus eksploratif, penelitian ini berupaya melihat pesan mitigasi dalam kearifan lokal di Bayah, Lebak Selatan. Peran tokoh masyarakat juga diamati dalam komunikasi bencana berbasis masyarakat. Hasilnya, ditemukan banyak pesan berbasis kearifan lokal yang bermuatan tentang mitigasi bencana dan pelestarian alam. Tokoh masyarakat memiliki peran strategis sebagai Key Opinion Leader dalam menyampaikan pesan mitigasi bencana, baik pesan berbasis kearifan lokal maupun ilmu pengetahuan modern, kepada masyarakat. Artikel ini telah dipublikasikan pada 2022 di jurnal Etnosia.

Selengkapnya

Perbandingan Informasi Kebencanaan dari Berbagai Media

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat kepanikan dan berbagai modalitas informasi bencana media yang tersedia selama dan setelah peristiwa bencana alam. Metode yang digunakan adalah Mix Methods Research Approach, yang merupakan gabungan dari pendekatan deskriptif kualitatif dan eksploratif kuantitatif. Terdapat 150 responden untuk tiga lokasi penelitian di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Donggala. Responden dipilih dengan mempertimbangkan kondisi kejadian yang dialami, kerusakan fisik rumah dan latar belakang pendidikan. Sumber media informasi bencana yang dianalisis adalah TV, internet, telepon genggam (WA/SMS), radio, masjid/gereja, surau, tokoh masyarakat dan dari mulut ke mulut. Data yang digunakan adalah analisis skala Likert untuk persepsi yang diuji dengan Korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepanikan yang paling signifikan (α<0,01) adalah pada saat internet tidak berfungsi, handphone tidak dapat digunakan, dan siaran radio tidak dapat diterima. Sumber informasi kebencanaan yang paling efektif dalam mendorong sikap ketangguhan adalah bimbingan dan nasehat dari tokoh masyarakat dan komunikasi ekologis yang dibangun dari mulut ke mulut. Paparan bencana alam terbukti menyatukan hati masyarakat dalam persahabatan. meskipun beberapa tidak berkomunikasi satu sama lain sebelum bencana, bahkan ada yang bermusuhan. Sebanyak 78,6% responden mengakui bahwa rasa sayang di antara mereka sebagai korban justru muncul ketika bencana alam menghancurkan sendi-sendi kehidupan mereka, bahkan di antara mereka yang tidak saling berkomunikasi, atau bahkan bermusuhan, sebelum bencana terjadi. Dari komunikasi ekologis, lahirlah “pelukan erat akibat bencana alam”. Artikel ini dipublikasikan pada 2022 di jurnal PLOS One.

Selengkapnya

More Articles ...