logo2

ugm-logo

Atasi Longsor Banjarnegara, Ganjar Minta Saran Warganet

http://images.solopos.com/2018/01/ganjar3-300x180.jpg

Solopos.com, BANJARNEGARA – Bencana tanah longsor dan tanah bergerak yang mendera wilayah Desa Bantar, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah (Jateng) memicu Gubernur Jateng Ganjar Pranowo untuk meninjaunya, Selasa (16/1/2018). Kegiatan itu kemudian diunggah Ganjar di akun Instagramnya, @ganjar_pranowo, demi menanyakan solusi untuk mengatasi tanah longsor di Banjarnegara kepada warganet.

Berdasarkan keterangan yang didapat Ganjar, bencana seperti itu sudah dianggap sebagai peristiwa yang biasa terjadi oleh warga setempat. “Ironisnya, bencana ini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat sekitar Banjarnegara,” tuils sang gubernur Jateng di akun Instagramnya.

Atas ironi bencana tanah longsor dan tanah bergerak di Banjarnegara itu, orang nomor wahid di lingkungan Pemprov Jateng tersebut meminta solusi kepada warganet di Instagram. “Ayo kasih usul saran dong untuk upaya pencegahan bencana ini? #Ganjarbertanya,” lanjut Ganjar Pranowo.

Kebanyakan warganet menyarankan agar wilayah rawan tanah longsor di Banjarnegara sudah sepatutnya kembali ditanami pohon sebagai penyangga tanah. Tak sedikit yang yang berharap agar tak terjadi lagi penebangan pohon secara besar-besaran di wilayah Banjarnegara. “Tanam yang banyak pohon-pohon berakar serabut, rawat sampai besar. Tanah-tanah dengan poisisi miring jangan dijadikan perkebunan,” tulis pengguna akun Instagram @fitriaartatiz.

“Jangan menebang pohon sembarangan,” timpal pengguna akun Instagram @ekmal_ge.

“Itu lahannya gundul karena longsor atau ditebang ya pak. Mungkin banyak tanam pohon berakar tunggang. Pohon-pohon kayu besar,” ungkap pengguna akun Instagram @adi_p.kurniawan.

Meski banyak yang menyarankan penanaman pohon, Ganjar tertarik dengan suatu saran tentang pemindahan warga dari lokasi yang sudah menjadi langanan bencana. Namun demikian, saran yang menarik perhatian Ganjar itu belum tentu bisa diterapkan.

Sementara itu, Humas Pemprov Jateng, melalui media sosial Twitter, mengabarkan Ganjar sebelumnya memang telah menginap di lokasi bencana demi memastikan semua warga mendapatkan bantuan yang dibutuhkan. Humas Pemprov Jateng mengungkapkan Pemprov Jateng akan memberikan bantuan senilai Rp132 juta ke wilayah yang didera bencana di Banjarnegara itu. (Ginanjar Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

BNPB: Banyak Bencana yang Disebabkan Manusia

 Ilustrasi tanah longsor.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan bencana yang terjadi di Indonesia lebih banyak karena oleh ulah manusia.

"Alam memang berpengaruh terhadap curah hujan. Namun, kalau lingkungan dan ekosistem tertata dengan baik, kejadian bencana tidak akan terus meningkat," kata Sutopo di Jakarta, Jumat (5/1).

Sutopo mengatakan bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor dan puting beliung banyak disebabkan oleh faktor antropogenik atau ulah manusia. Eksploitasi lingkungan dan sumber daya alam, perluasan penggunaan lahan dan perubahan penggunaan lahan dari hutan menjadi perkebunan atau sawah pertanian menjadi permukiman tanpa diikuti kaidah-kaidah konservasi tanah dan air menyebabkan bencana lebih sering terjadi.

"Saat ini, hujan lebat sedikit saja sudah terjadi banjir di mana-mana karena kondisi lingkungan dan daya tampung yang sudah terlampaui, apalagi di Jawa yang paling padat. Jumlah penduduk terbanyak ada di Jawa," tuturnya.

Tidak hanya banjir dan longsor, kepadatan penduduk juga menyebabkan perubahan tekanan udara sehingga berpeluang terjadi angin puting beliung karena udara bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. "Masyarakat banyak yang menempati daerah-daerah yang secara alamiah rawan bencana. Di bantaran sungai, di tebing-tebing, di lereng-lereng bukit atau gunung, dengan mitigasi bencana yang melindungi mereka masih sangat minim," katanya.

More Articles ...