logo2

ugm-logo

BPBD Sumedang Siagakan Penanggulangan Bencana Longsor dan Banjir

BPBD Sumedang Siagakan Penanggulangan Bencana Longsor dan Banjir

SUMEDANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang, sudah menyiagakan para personel dan relawan siaga bencana berikut peralatan dasar penanggulangan bencana.

Upaya itu, guna mengantisipasi terjadinya bencana alam terutama banjir dan longsor di musim hujan saat ini. Selain itu, BPBD pun akan mengirimkan surat edaran kepada semua camat untuk meningkatkan kewaspadaannya terhadap ancaman bencana alam. Terlebih di wilayah Kabupaten Sumedang, ada beberapa daerah yang rawan pergerakan tanah dan longsor.

“Surat edaran kepada para camat tak lama lagi akan kami kirimkan. Dengan surat edaran itu, diharapkan para camat meningkatkan kewaspadaannya terhadap ancaman bencana alam. Sekaligus juga, memantau serta melaporkan apabila terjadi bencana alam di wilayahnya, terutama banjir dan longsor,” kata Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Sumedang, Ayi Rusmana ketika ditemui di kantornya, Kamis (12/11/2015).

Menurut dia, hingga kini baru ada satu laporan bencana alam dari Kecamatan Cimanggung. Bencana alam tersebut, yakni terjadinya pergerakan tanah di Dusun Cibulakan, Desa Sirnagalih.

Akibat pergerakan tanah tersebut, terjadi tanah retak sepanjang 20 meter dengan kedalaman 5 meter. Pergerakan tanah tersebut menyebabkan satu rumah warga rusak berat.

“Memang sampai sekarang, warga korban masih bertahan di rumahnya. Akan tetapi, kami sudah menyarankan kepada camat untuk segera mengevakuasi warga korban ke tempat aman, khawatir terjadi pergerakan tanah susulan,” ujar Ayi.

Kewaspadaan terhadap ancaman bencana alam banjir, pergerakan tanah dan longsor, kata dia, harus lebih ditingkatkan. Sebab, pergantian musim dan iklim tahun ini dinilai ekstrim. Sebelumnya, terjadi musim kemarau yang berkepanjangan dengan suhu udara yang cukup panas.

Kini, berganti dengan musim hujan. Perubahan cuaca yang ekstrim ini, bisa menyebabkan pergerakan tanah, terutama di daerah yang kondisi tanahnya labil. Pergerakan tanah itu, bisa memicu terjadinya longsor. “Jadi, masyarakat harus berhati-hati,” katanya.

Dikatakan, di Kabupaten Sumedang ada beberapa daerah rawan bencana banjir dan longsor. Untuk banjir, terjadi di wilayah Kec. Jatinangor dan Cimanggung. Bahkan musibah banjir tersebut menjadi langganan setiap tahunnya pada musim hujan.

Sementara daerah rawan longsor dan pergerakan tanah, di antaranya di Dusun Singkup Desa Ciherang dan daerah Anjung Tirta Kelurahan Pasanggrahan Baru, Kecamatan Sumedang Selatan.

Selain itu, di Desa Sukamaju Kec. Rancakalong, Desa Sukamukti Kec. Tanjungmedar, Desa Cipeundeuy dan Desa Cimanintin Kec. Jatinunggal serta Desa Banyuresmi Kec. Sukasari.

“Bagi warga yang ada di daerah rawan bencana ini, mesti meningkatkan kewaspadaannya. Para camat juga perlu melakukan monitoring langsung di lapangan untuk melakukan berbagai langkah antisipasi,” kata Ayi.

Lebih jauh ia menjelaskan, selain akan mengirimkan surat edaran kepada para camat, BPBD pun terus berkomunikasi secara intensif dengan sejumlah relawan siaga bencana.

Misalnya, relawan Jercy (Jatinangor Emergency Response Community) yang selalu siaga membantu penanggulangan banjir di Jatinangor dan Cimanggung dan Gares (gabungan relawan Sukasari) yang siaga mengantisipasi bencana longsor di wilayah Kecamatan Sukasari.

“Dengan para relawan di lapangan, kami selalu berkomunikasi. Bahkan mereka sudah terlatih dalam melakukan penanggulangan bencana,” ujarnya.

Ayi menambahkan, untuk persediaan logistik dan berbagai peralatan dasar penanggulangan bencana sudah disiapkan. Untuk logistik, di antaranya persediaan beras, sembako, selimut dan baju seragam.

Sementara peralatan dasar, seperti tenda darurat, pelbed, perahu karet dan alat komunikasi. Bahkan kendaraan multi fungsi yang dilengkapi dapur umum, sudah disiagakan. “Jadi, berbagai langkah antisipasi dan penanggulangan bencana alam di musim hujan saat ini sudah kami siapkan,” ucapnya. (Adang Jukardi/A-89)

sumber: PRLM

Penerbangan Delay Akibat Abu Vulkanik Gunung Rinjani

Dampak Abu Vulkanik Gunung Rinjani, 5 Penerbangan Garuda Delay, Citilink 2 Penerbangan

DENPASAR -  Sekitar Tujuh penerbangan dari dua maskapai Garuda Indonesia dan grupnya Citilink mengalami penundaan penerbangan (delay) akibat abu vulkanis Anak Gunung Rinjani, Lombok, NTT.

Tujuh penerbangan ini, untuk tujuan Jakarta dan Surabaya.

Seorang petugas Garuda mengatakan, bahwa sekitar lima‎ penerbangan dari Bali ke daerah lain yang mengalami delay.

Empat ke Jakarta dan satu ke Surabaya. Sedangkan, yang akan masuk untuk totalnya tidak diketahui. Hanya saja, ada beberapa yaitu dari Surabaya, Yogyakarta dan Jakarta.

"‎Airport close Yogyakarta sekitar pukul 22.00 Wita. Tapi, kalau untuk berapa pesawat Garuda yang masuk ke Ngurah Rai kami tidak tahu," ungkap petugas yang tidak mau disebut namanya, Selasa (3/11/2015)

Sementara itu, District Sales Manager Denpasar Citilink, Jerrymias,‎ mengatakan bahwa sekitar dua penerbangan dari maskapai Citilink yang mengalami delay.

Yaitu penerbangan untuk ke Jakarta dan Surabaya. Dan yang datang sekitar satu maskapai.

"Ada tiga, dua yang berangkat delay dan satu yang datang juga delay," ungkapnya.

Di sisi lain, Hiparkus Epi, penumpang Garuda Indonesia mengatakan, bahwa semoga saja penerbangan untuk pagi hari bisa dilakukan.

Alias, bandara Ngurah Rai dibuka. Kalau tidak maka, pekerjaannya di Jakarta pastinya akan mengalami kendala.

"Ya sudah menunggu besok pagi kalau bisa, boleh lah. Karena, nanti pukul 23.30 Wita itu juga belum jelas," ujarnya. (ang).

sumber: TRIBUN-BALI.COM

More Articles ...