logo2

ugm-logo

Blog

Tingkatkan Kesigapan Hadapi Bencana

Tingkatkan Kesigapan Hadapi Bencana

JAKARTA - Pemerintah menegaskan kesigapan aparat dalam penanganan bencana perlu ditingkatkan. Pasalnya, kecepatan tersebut menjadi bukti kesigapan pemerintah dalam membantu masyarakat.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani mengatakan, pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla belajar dari kekurangan sebelumnya menangani bencana. Karena itu, semua komponen penanganan bencana harus selalu siap siaga. “Kesigapan, kecepatan sangat dibutuhkan dalam penanganan bencana.

Dengan demikian, pemerintah selalu hadir di tengah masyarakat di kala rakyat mengalami kesulitan,” kata Puan seusai menghadiri Rapat Koordinasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Jakarta kemarin. Acara Rakornas BNPB dan BPBD dihadiri juga oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), Mendagri Tjahjo Kumolo, dan diikuti sekitar 2000 peserta.

Menurut Puan, keberadaan dan respons cepat pemerintah sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang sedang tertimpa musibah bencana. Kesigapan, lanjut Puan, juga menjadi poin penting bagi pemerintahan saat ini yang mengusung tekad “selalu hadir di tengah rakyat” sesuai dengan program Nawacita.

Untuk itu, Puan meminta jajaran aparat pemerintahan di pusat dan daerah aktif melakukan edukasi ihwal bencana terhadap masyarakat, terutama kepada masyarakat yang tinggal di wilayah-wilayah yang rawan bencana. “Hal ini juga menjadi sangat penting karena dengan demikian masyarakat bisa melakukan langkah-langkah yang bisa mengurangi risiko bencana, di antaranya jumlah korban.

Penting juga untuk memperhatikan tanda-tanda alam di sekitar kita yang bersumber dari kearifan lokal,” ujar Puan. Dalam kesempatan itu, Puan memberikan apresiasi terhadap seluruh pihak, termasuk aparat pemerintah, yang ikut berjibaku menangani bencana di seluruh pelosok negeri. Keberadaan mereka, kata Puan, telah meringankan beban masyarakat yang sedang tertimpa musibah bencana.

Ketua BNPB Syamsul Maarif mengungkapkan, dalam Rakornas ini fungsi utamanya adalah untuk mempersiapkan penanggulangan bencana alam tahun 2015 serta 2016 nanti. “Kita harus siap pascabencana yang selalu akan datang,” katanya. BNPB dan BPBD, kata dia, akan berusaha semaksimal mungkin selalu terdepan dalam setiap menghadapi bencana alam.

Dan di sisi lain, dia berharap dua lembaga tersebut untuk tidak menjadi jemawa lantaran keberhasilan dalam setiap menangani bencana. “BNPB dan BPBD hadir bukan memberikan janji, tetapi memberikan solusi,” tukasnya. Jusuf Kalla dalam sambutannya mengatakan, Indonesia dikelilingi berbagai kepulauan yang meliputi lautan serta gunung- gunung berapi yang masih aktif.

Oleh karena itu, Indonesia adalah salah satu negara yang rawan bencana alam. “Negeri kita negeri yang besar dengan penduduk nomor empat terbesar di dunia, tentu juga banyak masalah di negeri ini, yakni bencana,” ujar JK. JK juga menyinggung agar BNPB dan BPBD selalu berperan aktif melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tanggap terhadap berbagai bencana alam.

Menurut dia, tugas dua lembaga tersebut adalah mencegah dan memberi tahu masyarakat agar tanggap terhadap bencana. “Apabila tidak mendidik masyarakat maka bencana akan lebih besar lagi. Bagaimana mendidik dan mengajarkan masyarakat akan bisa mengurangi bencana,” tambahnya.

sumber: koran sindo

Hujan Sejak Siang, Jember Dikepung Banjir

 

Jakarta - Hujan deras yang mengguyur sejak siang hari menimbulkan banjir di sejumlah wilayah Jember, Jumat, 6 Maret 2015. Banjir ini dikabarkan masih belum surut hingga Jumat sore.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Tempo, hujan deras membuat beberapa ruas jalan tergenang air hingga selutut orang dewasa. Genangan banjir ini terjadi di depan Yon Armed 8 Jember di bilangan Jalan Letjend Suprapto, Kelurahan Kebonsari, Jember. Ketinggian air mencapai 25 sentimeter.

Kayu-kayu berukuran besar yang terbawa banjir mengganggu pengguna jalan yang sedang melintas di ruas jalan tersebut. Banjir juga terjadi di sepanjang Jalan Jawa dan sekitar kampus Universitas Jember (Unej). Jalan ini memang sudah terbiasa banjir ketika hujan deras dalam waktu lama. Ketinggian genangan air mencapai lutut orang dewasa.

Banyak kendaraan, baik roda dua maupun roda empat yang terjebak banjir. Genangan banjir ini juga terjadi di Jalan Mastrip, Jalan Bangka, bahkan di seputaran alun-alun Jember. Di daerah Wirolegi serta belakang Pendopo Kabupaten juga ikut kebanjiran. “Bahkan di perkampungan warga yang ada di belakang pendopo, banjir mencapai perut orang dewasa," kata Hairus, salah satu warga setempat.

Menurut Hairus, banjir yang terjadi saat ini yang paling parah. "Di sini sebenarnya biasa kebanjiran mas, tapi baru kali ini banjir cukup besar, dengan ketinggian seperti ini,” ujarnya.

Informasi yang dihimpun Tempo juga menyebutkan, beberapa pohon tumbang selama hujan deras terjadi. Seperti di Kecamatan Sumbersari, di depan Pujasera Sumbersari.

Seorang warga yang berdomisili di dekat RRI Jember mengatakan, ada sebuah pohon besar tumbang dan menimpa kabel PLN. Akibatnya, kabel putus dan pohon melintang di tengah jalan.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember, Heru Widagdo, mengatakan hujan terjadi sejak Jumat siang sekitar pukul 13.00 WIB. Hingga Jumat sore sekitar pukul 17.30 tadi, hujan masih terus mengguyur sebagian wilayah Jember.

Warga di DAS Bengawan Solo Bagian Hilir Diminta Waspadai Banjir

Bojonegoro- Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Sumber Daya Air (UPT PSDA) Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur, meminta daerah hilir mulai Bojonegoro, Tuban, Lamongan, hingga Gresik meningkatkan kewaspadaan menghadapi ancaman banjir luapan Bengawan Solo. Ini karena di akhir musim penghujan, volume air sungai yang berhulu di Jawa Tengah itu terus merangkak naik, dan status Bojonegoro dan sekitarnya hingga hari ini tetap Siaga I.

"Kami minta masyarakat di bagian hilir di Jatim meningkatkan kewaspadaan sebab ada kecenderungan ketinggian air Bengawan Solo terus meningkat," ujar Kasi Operasi UPT PSDA Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Mucharom yang dikonfirmasi, Selasa (3/3) sore.

Sesuai data, katanya, ketinggian air Bengawan Solo pada papan duga di Bojonegoro masuk siaga banjir dengan ketinggian 13,84 meter, pukul 18.00 WIB.

Menurut dia, sejak Selasa hari itu (kemarin) pukul 09.00 WIB, Bengawan Solo masuk Siaga I. Dalam waktu bersamaan, air Bengawan Solo di Babat, Laren, Plangwot, Karanggeneng, dan Kuro, Lamongan, masing-masing sudah mencapai ketinggian berubah-ubah antara 7,39 meter hingga 7,65 meter (Siaga II).

Menurut dia, meningkatnya ketinggian air Bengawan Solo di daerah hilir Jatim, disebabkan banjir di daerah Ngawi dan sekitarnya, juga hulu, Jawa Tengah. Bahkan, banjir bandang juga mulai merambah di Kecamatan Tambakrejo, Bojonegoro. Meskipun ketinggian air Bengawan Solo di Ngawi, saat ini sudah turun, tapi cuaca di Ponorogo, Madiun dan sekitarnya berpeluang hujan yang bisa menambah debit banjir di hilir Jatim, katanya.

Mucharom mengingatkan, pihaknya meminta daerah hilir Jatim tetap waspada, dengan mempertimbangkan curah hujan selama Februari dan awal Maret ini. Sesuai prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang, lanjut dia, curah hujan yang terjadi di Jawa Timur, selama Februari, berkisar 155-578 mm.

"Curah hujan selama Februari-Maret berpotensi menimbulkan banjir, sehingga kewaspadaan tetap harus dilakukan mengingat ketinggian air Bengawan Solo di hilir Jatim saat ini statusnya masih siaga banjir," tandas dia.

Sementara itu menurut petugas jaga Posko UPT PSDA Wilayah Bojonegoro, Suyanto yang dikonfirmasi, Rabu (4/4) tadi pagi menyatakan, bahwa mulai Bojonegoro, Tuban, Lamongan dan Gresik, status Bengawan Solo masih siaga banjir. Namun demikian, warga masyarakat di bagian daerah aliran sungai (DAS) saja yang diminta waspada, karena volume airnya semalam cenderung menurun hingga 13,49 meter (Siaga I).

Air Bengawan Solo di Ndungus, Ngawi, juga turun, begitu pula Bengawan Solo di Jurug, Solo, Jateng, ketinggian airnya juga di bawah siaga banjir. Hanya saja, menurut dia, penurunan ketinggian air Bengawan Solo, di Tuban, Lamongan, dan Gresik, dalam waktu bersamaan masih belum terlalu tajam, hanya berkisar 1-3 centimeter per jam. Pemantauan ketinggian air, menurut Suyanto dilakukan setiap tiga jam sekali, karena Bojonegoro siaga I. Manakala di bagian hulu tidak turun hujan, maka air Bengawan Solo di hilir masih berpeluang untuk turun.

Dapur umum
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Andik Sudjarwo yang dikonformasi melalui Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bojonegoro, Sukirno, Rabu tadi pagi mengaku pihaknya sudah menyediakan berbagai kebutuhan dalam menghadapi ancaman meluapnya Bengawan Solo. BPBD, lanjut dia, sudah mendistribusikan bahan makanan mentah ke sejumlah lokasi yang menjadi titik pengungsian warga korban banjir Bengawan Solo.

Disebutkan lokasi yang sudah disediakan bahan makanan mentah, seperti beras, gula, juga lainnya, yaitu di sejumlah lokasi di Kecamatan Kota, Kanor, Trucuk, dan kecamatan lainnya. "Kalau memang luapan Bengawan Solo terus meningkat dan mengkibatkan warga mengungsi, di sejumlah lokasi bisa langsung membuka dapur umum, sebab sudah tersedia bahan makanan mentah di sana," katanya.

Ia menambahkan, sejumlah perahu karet untuk evakuasi korban banjir semuanya sudah disiagakan dan bisa berfungsi normal, termasuk persediaan sembako tersedia lebih dari cukup. Sembako beras sudah disiapkan sekitar 32 ton. Di lain pihak, ia mengaku sudah menginstruksikan petugas penanggulangan bencana di kecamatan yang daerahnya dilalui Bengawan Solo untuk bersiaga.

Ketinggian air Bengawan Solo pada papan duga di Bojonegoro, Selasa (3/3) pukul 12.00 WIB mencapai 12,71 meter, meningkat dibandingkan tiga jam sebelumnya yang hanya 12,59 meter. Begitu pula, ketinggian air di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, sekitar 70 kilometer, ketinggian airnya juga menunjukkan kecenderungan meningkat mencapai 26,47 meter, pukul 12.00 WIB dan tiga jam sebelumnya hanya 26,05 meter. Ketinggian air di Bojonegoro,juga Tuban, Lamongan dan Gresik, masih berpeluang terus naik, tambahnya.

Sumber:Suara Pembaruan

Lahan Pertanian di Pangkep Tiga Kali Banjir Setahun

PANGKEP - Sekitar 200 hektare lahan yang terdiri dari pertanian dan pemukiman warga yang terendam banjir di Pangkajene Kepulauan (Pangkep) sejak dua hari terakhir. Banjir yang terus menggenangi Pangkep karena luapan air sungai dan buruknya drainase. Seperti drainase di Tekolabbua, kecamatan Pangkajene.

Salah satu warga yang ditemui Tribun, Wahyu (34) mengatakan wilayahnya tersebut terendam banjir tiga kali setahun. Dan hal tersebut karena sungai Pangkejene meluap. Setiap kali luapan sungai, penambak ikan merugi puluhan juta rupiah, karena ikan dalam tambaknya pergi mengikuti banjir.

Warga mengharapkan pemerintah memperbaiki pondasi pinggir sungai dan mengeruk drainase. Karena jika pemerintah mengabaikan hal tersebut maka warga akan terus merugi. Selain merusak tambak, banjir juga merusak padi ratusan hektare yang terletak di kelurahan Jagong.

"Disini tiga kali banjir dalam setahun. Air sungai selalu meluap. Belum ada Pondasinya, sehingga kalau hujan deras banjir lagi. Penambak dan petani pasti rugi. Ikan lari semua, sedangkan padi membusuk dan rusak karena terendam banjir. Kita harap pemerintah memperhatikan wilayah kami," ujar Wahyu.

Selama dua hari ini, pemerintah belum menyalurkan bantuan ke wilayah Tekolabbua. Padahal warga sangat membutuhkannya terutama makanan dan obat-obatan. Sudah dua hari siswa Madrasah Tsanawiah dan Alia Negeri diliburkan lantaran sekolah tersebut juga terendam banjir. Semua aktivitas di dusun tersebut terhenti.

Warga juga meminta supaya supaya pemerintah membuatkan bendungan untuk mengantisipasi terjadinya banjir. Bahkan secepatnya warga meminta supaya pemerintah memperbaiki pondasi dan membuat bendungan. Sebelum kerugian warga bertambah banyak.

sumber: tribun

Kalimantan Dikenal Aman, Kenapa Bisa Terjadi Gempa?

Kalimantan Dikenal Aman, Kenapa Bisa Terjadi Gempa?

JAKARTA - Gempa 5.7 Skala Richter mengguncang Kota Tarakan, Kalimantan Utara sekira pukul 08.31 WIB. Pusat gempat berada di 413 kilometer timur laut Kota Tarakan di kedalaman 10 kilometer.

BMKG melaporkan gempa ini tidak berpotensi tsunami. Geterannya juga tidak dirasakan oleh warga di provinsi itu. Lantas, apa sebenarnya penyebab gempa terjadi? Padahal Kalimantan selama ini dikenal sebagai daerah yang aman dari gempa.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, menjelaskan, gempa pagi tadi disebabkan aktivitas sesar berarah barat daya-timur laut antara Pulau Kalimantan dan Filipina.

"Selama ini kita tahunya Kalimantan adalah daerah yang aman dari gempa. Namun mengapa juga terjadi gempa? Masyarakat Kalimantan beberapa kali merasakan gempa. Pada 20 Januari 2015, gempa 5,6 SR pada kedalaman 10 km di 289 km Timur Laut Kota Tarakan," ujar Sutopo dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (25/2/2015).

Berdasarkan peta zonasi gempa, sambungnya, wilayah di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara termasuk dalam peta rawan gempa rendah. Ancaman gempa dari megathrust Sulawesi Utara atau Sesar Palu Koro dapat berpengaruh di Kalimantan bagian timur.

Gempa di daratan Kalimantan juga disebabkan gempa intraplate, yaitu gempa yang terjadi di dalam lempeng itu sendiri, yakni di lempeng Eurasia.

"Gempa ini mekanismenya berbeda dengan gempa interplate yang dihasilkan dari tubrukan antarlempeng yang banyak terjadi di barat Sumatera dan selatan Jawa. Mekanisme gempa intraplate pada dasarnya belum banyak diketahui," terangnya.

Sebagian hasil riset menunjukkan tiga kemungkinan penyebab gempa intraplate. Pertama, adanya akumulasi tekanan lokal dan akibat heterogenitas kerak benua (dalam kasus ini di Paparan Sunda). Kedua, adanya zona lemah yang disebabkan proses-proses tektonik masa lalu.

Ketiga, adanya high heat flow yang memunculkan akumulasi tekanan ke sekitarnya. Gempa ini pernah terjadi seperti gempa 5,5 SR Kota di Tarakan pada 12 November 2007, dan gempa 5,8 SR di Pulau Laut, Sebuku dan Batulicin Kalimantan Selatan pada 5 Februari 2008.

"Kita harus selalu waspada. Bukan gempanya tapi bangunannya yang menimbulkan korban jiwa," pungkasnya.

sumber: okezone