logo2

ugm-logo

Blog

Free Online Workshop

Komunikasi dalam Incident Command System (ICS)

Penanganan COVID-19 di Rumah Sakit

Selasa dan Kamis, 7 & 9 April 2020


Pengantar

Konsep penanganan pandemi COVID-19 ini pada dasarnya sama dengan konsep penanganan bencana. Perbedaannya hanya ada di prinsip dasar penanganan karena perbedaan sifat agen kausatifnya. Sudah saatnya rumah sakit mengaktifkan ICS yang sudah dibentuk untuk menangani pandemi COVID-19. ICS yang dibentuk dapat dikatakan sudah berjalan jika sudah memenuhi 3 fungsi yaitu what doing what (pembagian tugas), communication (alur komunikasi), dan what if (rencana cadangan).

Permasalahan yang sering dihadapi oleh rumah sakit adalah sudah memiliki SK satuan tugas penanganan COVID-19 beserta tugas dan fungsinya, namun belum memiliki alur komunikasi internal dan alur komunikasi eksternal. Misalnya bidang logistik sudah masuk dalam ICS dan sudah memiliki tugas fungsi yang jelas, namun ketika ada masalah kekurangan APD, bidang logistik tidak mengetahui kemana harus berkoordinasi, apakah langsung meminta ke pihak eksternal atau melalui komandan internal dulu. Alur komunikasi ini penting untuk dipahami oleh tim ICS untuk memudahkan koordinasi secara sistematis antar bidang (internal) dan diluar tim (eksternal). Dengan demikian semua informasi kebutuhan dan pelaporan kegiatan bisa terpenuhi dengan baik.

Apa yang Terjadi Saat Ini dalam Komunikasi Saat Wabah?

Cara berkomunikasi yang saat ini sangat populer adalah WhatssApp Group (WAG). Kemudahan dan kecepatan WAG dapat diandalkan. Akan tetapi WAG mempunyai masalah karena dirancang untuk komunikasi sosial, bukan untuk alat komunikasi mengelola bencana yang sangat kompleks. Terjadi banyak tumpukan pesan, sehingga harus scrolling ke atas untuk mencari berita atau kejadian.

Dalam konteks keterbatasan WAG, ada sistem baru yang disebut Slack yang dirancang mempunyai kanal - kanal untuk diskusi. Kanal - kanal tersebut dapat mendukung komunikasi di dalam sebuah sistem manajemen yang kompleks. Diharapkan akan ada perbaikan komunikasi dengan menggunakan Slack dalam manajemen Wabah COVID-19 ini.

 

Tujuan Workshop

Divisi Manajemen Bencana Kesehatan akan mengadakan workshop komunikasi dalam ICS Penanganan COVID-19 di rumah sakit, workshop ini akan membahas dasar - dasar komunikasi dalam ICS, alur komunikasi, SOP komunikasi dan alat/platform komunikasi berbasis online (aplikasi Slack). Dalam kondisi bencana, rapat koordinasi klaster kesehatan biasanya dilakukan setiap hari dimana dalam rapat koordinasi tersebut semua sub klaster kesehatan menyampaikan laporan kegiatan dan list kebutuhan melalui pertemuan langsung. Namun dalam kondisi sekarang ini, dengan pandemi COVID-19 yang memiliki karakter penularan sangat tinggi, maka alat komunikasi yang digunakan untuk koordinasi harus berbasis online. Salah satu aplikasi yang dapat digunakan adalah aplikasi Slack.

Workshop ini bertujuan untuk memudahkan dan memperbaiki sistem komunikasi dalam ICS Penanganan COVID-19 di rumah sakit

 

Output Kegiatan

  • Peserta memahami alur komunikasi dalam ICS
  • Peserta memiliki SOP komunikasi internal dan komunikasi eksternal
  • Peserta memiliki alat komunikasi ICS berbasis online (aplikasi Slack)

 

Peserta dan Persyaratan

Peserta workshop adalah peserta yang telah mengikuti workshop Aktivasi Hospital Disaster Plan berbasis Incident Command System. Diikuti oleh sejumlah komponen yang terdiri dari :

  • Komandan ICS RS dalam Penanganan COVID-19
  • Staf lainnya yang tergabung dalam ICS RS dalam Penanganan COVID-19

 

Waktu Pelaksanaan

Hari/Tanggal   : Selasa dan Kamis/7 April dan 9 April 2020
Pukul             : 10.30 – 12.00 WIB

Catatan:
Hari Rabu merupakan masa untuk mengerjakan tugas dari Hari 1.

 

Agenda Kegiatan

Pertemuan 1

Komunikasi dalam ICS dan Alat Komunikasi Menggunakan Aplikasi Slack

Selasa, 7 April 2020

Tujuan Pembelajaran Umum : Memahami Alur Komunikasi dalam ICS

Narasumber:

1. Gde Yulian Yogadhita M.Epid, Apt
2. dr. Dhite Bayu Nugroho, MSc, PhD

Fasilitator : Happy R Pangaribuan SKM, MPH

TPK
(Tujuan Pembelajaran Khusus)

Pokok Bahasan dan

Sub Pokok Bahasan

Metode

Memahami dasar - dasar komunikasi

Memahami dasar - dasar komunikasi :

  1. Prinsip
  2. Elemen
  3. Teknik komunikasi

Ceramah

Tanya jawab

Diskusi

Penugasan

Memahami posisi komunikasi dalam struktur ICS

Memahami posisi komunikasi dalam struktur ICS struktur :

  1. Struktur Organisasi
  2. Tugas dan tanggung jawab

Memahami juklak yang dibutuhkan dalam komunikasi

Memahami juklak yang dibutuhkan dalam komunikasi :

  1. SOP komunikasi internal
  2. SOP komunikasi eksternal
Memahami Alat Komunikasi menggunakan aplikasi Slack

Memahami Alat Komunikasi menggunakan aplikasi Slack

  1. Pengenalan Aplikasi Slack
  2. Langkah – Langkah Pembuatan dan Penggunaan Slack
 

 

*Hari/Tanggal : Rabu, 8 April 2020

Materi            : Mandiri Penugasan dan Membuat Slack

Tujuan Pembelajaran Umum : Untuk memahami alat komunikasi dalam ICS dengan menggunakan aplikasi Slack
 

MATERI

pdf Pengantar-Software-Komunikasi-ICS_LT

pdf ICS - Komunikasi Resiko

pdf Tutorial Penggunaan Slack

 

REFERENSI 

pdf Hawkins, Dan - Communication in ICS

pdf ICS_COMU_ImplementBestPracticesGuide

pdf NIMS Communication and Information Management

pdf NIMS, Component II page 23 - Communication and Information Mgmt

pdf Nimsgen, Craig - Role of the Communications in ICS - Copy

pdf WHO - Communicating Risk in PHE

pdf WHO WPRO, Risk-Communication-for-HCF

 


PENUGASAN


report icon Penugsan 7 April 2020

monitor Kirim penugasan di sini

 

Arsip Video

Reportase

 komunikasi 1 1

Dok. PKMK FK-KMK UGM “Sesi Pembukaan Workshop”

Pembukaan

Workshop hari ini dibuka oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro dari PKMK FK - KMK UGM. Workshop ini akan memperkenalkan satu aplikasi yang bisa membantu untuk meningkatkan komunikasi dalam situasi COVID-19. Selama ini komunikasi dibangun melalui WhatsApp Group (WAG) dan aplikasi ini mudah untuk digunakan. Namun penggunaan WAG ini bisa menjadi suatu jebakan untuk komunikasi - komunikasi yang kompleks seperti yang ada di manajemen bencana dengan menggunakan ICS. Kemungkinan akan banyak pesan yang “tertimbun” dan pesan yang banyak ini sering mengalihkan topik diskusi di WAG. Sistem komunikasi di ICS perlu diintegrasikan ke dalam sistem manajemen untuk memperkuat struktur komando dan operasi yang ditetapkan. Salah satu platform komunikasi yang bisa digunakan adalah aplikasi Slack.

Implementasi Komunikasi dan Informasi dalam Struktur ICS HDP

Materi ini disampaikan oleh Gde Yulian Yogadhita M.Epid, Apt dari Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK - KMK UGM. Materi ini membahas posisi komunikasi dalam struktur ICS dan memahami juklak yang dibutuhkan untuk komunikasi misalnya dengan adanya SOP komunikasi internal maupun eksternal. Komandan dan kepala seksi dalam komunikasi bertugas menyampaikan instruksi yang jelas kepada petugas/kepala seksi/sub seksi/staf di bawahnya. Kemudian staf memberikan feedback berupa laporan menggunakan media komunikasi yang disepakati. Jadi alur komunikasi dari atas ke bawah sudah jelas, apa yang penting diinformasikan, bagaimana menyampaikan informasi tersebut dan kepada siapa informasi tersebut disampaikan.

Pada sesi diskusi, rumah sakit RSUD Selong Lombok Timur menyampaikan bahwa sejauh ini platform komunikasi yang digunakan adalah WAG, namun SOP alur komunikasi belum disusun. RSU Charlie Kendal sedang menyiapkan komunikasi alternatif dengan menggunakan handy talky (HT). RSUD Sleman sudah memiliki juru bicara yang bertugas untuk menyampaikan informasi kepada pihak eksternal, untuk mengelola komunikasi dalam internal belum ditentukan. RSPAU dr.S.Hardjolukito sudah memiliki alur komunikasi yang baik, semua informasi keluar satu pintu jadi atas persetujuan komandan dulu. Komunikasi untuk operasional sudah terbangun dengan baik, misalnya operasional melaporkan terkait penanganan pasien (jumlah dan kondisi pasien yang ditangani) harus disampaikan setiap hari ke pos komando COVID-19.

komunikasi 1 1

Dok. PKMK FK-KMK UGM “Penyampaian Materi Implementasi Komunikasi dalam ICS dan Penggunaan Slack”

 

Tutorial Penggunaan Slack

Materi ini disampaikan oleh dr. Dhite Bayu Nugroho, MSc, PhD. Sesi ini memperkenalkan aplikasi Slack yang bisa digunakan untuk membangun komunikasi dalam ICS pada masa darurat bencana. Slack ini memiliki channel - channel khusus yang dapat mengkategorikan topik informasi yang akan dibahas oleh tim. Misalnya dalam konteks ICS maka bisa dibuat channel sistem komando, bidang operasional, perencanaan, logistik dan keuangan/administrasi. Channel ini bisa diatur apakah bisa diakses secara bebas atau hanya orang - orang tertentu. Ini akan memudahkan bagi anggota Slack untuk melihat perkembangan informasi per bidang. Jika ada anggota baru yang dimasukkan, anggota tersebut juga bisa melihat informasi yang sudah ada di Slack, berbeda dengan WAG, anggota baru tidak bisa membaca informasi yang yang ada di grup sebelum bergabung. Setelah pemateri menyampaikan turtorial pembuatan Slack ini, pemateri melakukan demo langsung mulai dari penginstalan sampai dengan penggunaan. Tutorial yang disampaikan adalah pembentukan grup Slack untuk admin dan tutorial bagi anggota yang mendapatkan undangan bergabung Slack.

Pada sesi diskusi, rumah sakit menanyakan apakah admin yang ingin mengundang anggota lainnya harus menggunakan email? Apakah bisa menggunakan nomor telepon, karena kondisi di rumah sakit banyak staf yang tidak menggunakan email. Sejauh ini Slack hanya bisa mengundang dengan menggunakan email, jadi disarankan supaya membuat email terlebih dahulu.

Workshop hari ini ditutup dengan penjelasan kembali tenatnag penugasan. Pada hari Rabu, 8 April peserta akan mengerjakan penugasan secara mandiri dan mencoba membuat Slack. Informasi selengkapnya terkait workshop ini silakan disimak di http://bencana-kesehatan.net/index.php/73-full-page/serial-hdp-rs/3919-free-online-workshop-komunikasi-dalam-incident-command-system-ics.

Reporter : Happy R Pangaribuan

Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM

Free Online Workshop

Komunikasi dalam Incident Command System (ICS)

Penanganan COVID-19 di Rumah Sakit

Selasa & Kamis, 14 & 16 April 2020


Pengantar

Konsep penanganan pandemi COVID-19 ini pada dasarnya sama dengan konsep penanganan bencana. Perbedaannya hanya ada di prinsip dasar penanganan karena perbedaan sifat agen kausatifnya. Sudah saatnya rumah sakit mengaktifkan ICS yang sudah dibentuk untuk menangani pandemi COVID-19. ICS yang dibentuk dapat dikatakan sudah berjalan jika sudah memenuhi 3 fungsi yaitu what doing what (pembagian tugas), communication (alur komunikasi), dan what if (rencana cadangan).

Permasalahan yang sering dihadapi oleh rumah sakit adalah sudah memiliki SK satuan tugas penanganan COVID-19 beserta tugas dan fungsinya, namun belum memiliki alur komunikasi internal dan alur komunikasi eksternal. Misalnya bidang logistik sudah masuk dalam ICS dan sudah memiliki tugas fungsi yang jelas, namun ketika ada masalah kekurangan APD, bidang logistik tidak mengetahui kemana harus berkoordinasi, apakah langsung meminta ke pihak eksternal atau melalui komandan internal dulu. Alur komunikasi ini penting untuk dipahami oleh tim ICS untuk memudahkan koordinasi secara sistematis antar bidang (internal) dan diluar tim (eksternal). Dengan demikian semua informasi kebutuhan dan pelaporan kegiatan bisa terpenuhi dengan baik.

Apa yang Terjadi Saat Ini dalam Komunikasi Saat Wabah?

Cara berkomunikasi yang saat ini sangat populer adalah WhatssApp Group (WAG). Kemudahan dan kecepatan WAG dapat diandalkan. Akan tetapi WAG mempunyai masalah karena dirancang untuk komunikasi sosial, bukan untuk alat komunikasi mengelola bencana yang sangat kompleks. Terjadi banyak tumpukan pesan, sehingga harus scrolling ke atas untuk mencari berita atau kejadian.

Dalam konteks keterbatasan WAG, ada sistem baru yang disebut Slack yang dirancang mempunyai kanal - kanal untuk diskusi. Kanal - kanal tersebut dapat mendukung komunikasi di dalam sebuah sistem manajemen yang kompleks. Diharapkan akan ada perbaikan komunikasi dengan menggunakan Slack dalam manajemen Wabah COVID-19 ini.

 

Tujuan Workshop

Divisi Manajemen Bencana Kesehatan akan mengadakan workshop komunikasi dalam ICS Penanganan COVID-19 di rumah sakit, workshop ini akan membahas dasar - dasar komunikasi dalam ICS, alur komunikasi, SOP komunikasi dan alat/platform komunikasi berbasis online (aplikasi Slack). Dalam kondisi bencana, rapat koordinasi klaster kesehatan biasanya dilakukan setiap hari dimana dalam rapat koordinasi tersebut semua sub klaster kesehatan menyampaikan laporan kegiatan dan list kebutuhan melalui pertemuan langsung. Namun dalam kondisi sekarang ini, dengan pandemi COVID-19 yang memiliki karakter penularan sangat tinggi, maka alat komunikasi yang digunakan untuk koordinasi harus berbasis online. Salah satu aplikasi yang dapat digunakan adalah aplikasi Slack.

Workshop ini bertujuan untuk memudahkan dan memperbaiki sistem komunikasi dalam ICS Penanganan COVID-19 di rumah sakit

 

Output Kegiatan

  • Peserta memahami alur komunikasi dalam ICS
  • Peserta memiliki SOP komunikasi internal dan komunikasi eksternal
  • Peserta memiliki alat komunikasi ICS berbasis online (aplikasi Slack)

 

Peserta dan Persyaratan

Peserta workshop adalah peserta yang telah mengikuti workshop Aktivasi Hospital Disaster Plan berbasis Incident Command System. Diikuti oleh sejumlah komponen yang terdiri dari :

  • Komandan ICS RS dalam Penanganan COVID-19
  • Staf lainnya yang tergabung dalam ICS RS dalam Penanganan COVID-19

 

Waktu Pelaksanaan

Hari/Tanggal   : Selasa & Kamis, 14 & 16 April 2020
Pukul             : 08.30 – 10.00 WIB

Catatan:
Hari Rabu merupakan masa untuk mengerjakan tugas dari Hari 1.

 

Agenda Kegiatan

Persiapan Workshop

  1. Seluruh peserta dipastikan masuk ke grup WA Komunikasi dalam ICS Angkatan II
  2. Seluruh peserta mengerjakan survei pendahuluan sebagai berikut:
  3. Seluruh rumah sakit yang terdaftar mengikuti workshop akan diberikan sertifikat sebagai peserta workshop (participant certificate) dan rumah sakit juga akan mendapatkan sertifikat telah menyelesaikan workshop (accomplishment certificate) dengan memenuhi syarat dibawah ini:
    • mengirimkan survei
    • mengerjakan Kirkpatrick evaluation sebelum dan sesudah workshop
    • kehadiran online diskusi
    • pengerjakan penugasan 1

Pertemuan 1

Komunikasi dalam ICS dan Alat Komunikasi Menggunakan Aplikasi Slack

Selasa, 14 April 2020

Tujuan Pembelajaran Umum : Memahami Alur Komunikasi dalam ICS

Narasumber:

1. Gde Yulian Yogadhita M.Epid, Apt
2. dr. Dhite Bayu Nugroho, MSc, PhD

Fasilitator : Happy R Pangaribuan SKM, MPH

TPK
(Tujuan Pembelajaran Khusus)

Pokok Bahasan dan

Sub Pokok Bahasan

Metode

Memahami dasar - dasar komunikasi

Memahami dasar - dasar komunikasi :

  1. Prinsip
  2. Elemen
  3. Teknik komunikasi

Ceramah

Tanya jawab

Diskusi

Penugasan

Memahami posisi komunikasi dalam struktur ICS

Memahami posisi komunikasi dalam struktur ICS struktur :

  1. Struktur Organisasi
  2. Tugas dan tanggung jawab

Memahami juklak yang dibutuhkan dalam komunikasi

Memahami juklak yang dibutuhkan dalam komunikasi :

  1. SOP komunikasi internal
  2. SOP komunikasi eksternal
Memahami Alat Komunikasi menggunakan aplikasi Slack

Memahami Alat Komunikasi menggunakan aplikasi Slack

  1. Pengenalan Aplikasi Slack
  2. Langkah – Langkah Pembuatan dan Penggunaan Slack
 

 

*Hari/Tanggal : Rabu, 15 April 2020

Materi            : Mandiri Penugasan dan Membuat Slack

Tujuan Pembelajaran Umum : Untuk memahami alat komunikasi dalam ICS dengan menggunakan aplikasi Slack
 

MATERI

pdf Pengantar-Software-Komunikasi-ICS_LT

pdf ICS - Komunikasi Resiko

pdf Tutorial Penggunaan Slack

 

REFERENSI 

pdf adsf

pdf asdf

pdf asdf

pdf asd

pdf asdf

pdf asdf

 


PENUGASAN


report icon Penugasan 14 April 2020-Komunikasi dalam ICS

monitor Kirim penugasan di sini

 

Arsip Video

Reportase

komunikasi 2 P11

Figure 1 Prof. Laksono Trisnantoro membuka rangkaian webinar komunikasi

Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK - KMK UGM kembali menggelar kursus jarak jauh mengenai komunikasi dalam Incident Command System (ICS) untuk memperkuat penanganan COVID-19 di rumah sakit untuk angkatan kedua. Setidaknya ada 17 rumah sakit dari seluruh Indonesia yang bergabung hari ini. Kursus online yang diselenggarakan secara gratis ini bisa terlaksana atas kerja sama antaa PKMK dan IPMG. Tujuan dari pertemuan kali ini yaitu membahas implementasi komunikasi dan informasi dalam struktur ICS serta memperkenalkan sebuah platform komunikasi yang direkomendasikan untuk ICS ini.

Moderator kursus yang mulai rutin diselenggarakan sejak Maret yang lalu ini adalah Happy Pangaribuan, MPH. Adapun narasumber pertemuan kali ini adalah:

  1. Gde Yulian Yogadhita M.Epid, Apt

Prof. Laksono Trisnantoro selaku guru besar di FK - KMK UGM membuka kursus kali ini dengan menyampaikan bahwa dalam situasi menghadapi pandemik seperti sekarang ini alat pendukung komunikasi menjadi sangat krusial dalam penyampaian informasi. Saat ini, platform yang paling populer digunakan ialah WhatsApp. Namun karena terlalu overrated, informasi di dalam komunikasi WhatsApp sendiri mudah sekali untuk tertimbun dengan pesan - pesan lain. Belum lagi diskusi yang sedang terjadi mudah teralihkan karena seperti candaan maupun hal - hal yang tidak terkait. Pada dasarnya memang WhatsApp ini dirancang lebih condong ke kehidupan sosial bukan ke ICS. Padahal, sistem komunikasi dalam ICS itu sendiri perlu yang tepat guna. Dalam ICS juga harus bisa memaksimalkan pertanggungjawaban tiap bidang serta dapat memperkuat struktur perintah sehingga perlu dicari platform komunikasi yang lain, contohnya adalah Slack.

Selanjutnya, narasumber Gde Yulian M.Epid, Apt menyampaikan implementasi komunikasi dalam ICS. Posisi komunikasi dalam struktur ICS itu bisa lewat internal yaitu alur komunikasi dan informasi, alat komunikasi yang dipakai dan eksternal yaitu masyarakat dan media. Yulian menekankan bahwa penting sekali untuk memahami bagan organisasi ICS. Dimana melalui bagan itu kita dapat melihat bagaimana informasi dalam tim diolah dan dikeluarkan ke luar tim. Di sini Incident Commander (IC) bertanggung jawab untuk menyampaikan instruksi yang jelas kepada staf di bawahnya . Informasi -informasi ini kemudian bisa dikeluarkan kepada penanggung jawab informasi dan juga petugas penghubung. Penting digarisbawahi bahwa sistem komunikasi ICS ini bersifat vertikal sehingga alur komunikasi tidak simpang siur yang akan mempengaruhi konten dari informasi itu sendiri. Kemudian hal yang paling penting adalah saat memberikan instruksi harus selalu ada dokumentasinya. Sangat disarankan untuk ada orang khusus yang ditugaskan untuk merekam semua informasi yang keluar dari IC.

Gde melanjutkan terdapat dua aspek komunikasi yaitu pertama fisik yang berhubungan dengan peralatan dan alat teknologi yang dipakai dan kedua adalah konsep dalam komunikasi. Di saat sekarang ini, banyak contoh informasi yang benar tapi tidak berhubungan sehingga memberi efek yang tidak produktif. Pengirim dan penerima itu harus terkoneksi. Dalam kasus COVID-19 ini, RS yang yang sudah menjadi RS rujukan harus mengetahui bagaimana memberikan informasi yang benar kepada pasien, keluarga pasien, staf penerima pasien misalnya satpam, petugas admin, dan sebagainya. Saat ini kita sudah masuk dalam situasi komunikasi dalam krisis. Sehingga PR kita adalah menghasilkan informasi yang tepat dan cepat.

Dalam sesi diskusi, pembahasan pertama adalah tentang hasil survei yang dikumpulkan oleh 13 RS. Dari situ, terlihat bahwa 84% platform komunikasi yang digunakan adalah melalui WhatsApp, sedangkan baru 38% RS yang memiliki petunjuk pelasanaan komunikasi. Hanya ada 1 RS yang menggunakan rapat koordinasi dalam berkomunikasi. Padahal menurut narasumber kita, rapat koordinasi maupun diskusi verbal yang pastinya dilakukan oleh hampir semua rumah sakit, pun termasuk dalam sistem komunikasi. Sehingga ini juga harus ada alur maupun pencatatannya. Hal ini lalu ditambahkan oleh RS Bethesda Yogyakarta melalui dr. Pudji yang mengatakan bahwa di RS mereka, setiap pagi jam 8 – 10 dilaksanakan rapat yang dipimpin oleh IC. Di situ dilaporkan berapa banyak ODP, PDP dan pasien yang sedang dirawat hari itu, kebutuhan fasilitas dan maslaah - masalah yang dihadapi, informasi dari dinas kesehatan juga disampaikan. Semua dibuat notulen oleh sekretaris.

Contoh lain dari RSIA Muhamadiyah Malang yang memakai grup WhatsApp sebagai salah satu platform komunikasi dan sudah masuk ke juklak. Namun kekurangannya adalah informasi di WhatsApp itu sendiri sering terlewat. Narasumber Pak Gde Yulian kemudian mengusulkan bahwa di juklak tersebut bisa ditambahkan mengenai personel yang mencatat isi dari informasi maupun info - info yang dikemukakan di WhatsApp. Pada intinya sistem ICS ini pertanggungjawabannya harus jelas. Sehingga ke depannya harus dibuat alur komunikasi jika melalui telepon atau diskusi langsung atau HT atau whatsapp atau platform apapun.

komunikasi 2 P11

Figure 2. Peserta RSIA Muhamadiyah Malang sedang mengikuti kursus online tentang komunikasi dalam ICD

Kasus dari RSUD Ngudi Waluyo Blitar yang disampaikan oleh dr. Dheka adalah belum memiliki juklak tapi saat ini mobilisasi sumber daya sudah berjalan cukup baik. Sehingga tindak lanjut yang diperlukan selanjutnya adalah mendokumentasikan alur mobilisasi tersebut dalam sebuah prosedur. Adapula drg. Siti Andayani dari RS Khusus Kanker Onkologi Sentani yang menyampaikan bahwa di rumah sakit mereka yang masih baru berjalan ini, mereka telah memiliki tata laksana penanggulangan bencana alam. Namun belum memiliki untuk penanggulangan wabah. Ini juga menjadi perhatian dari banyak rumah sakit lain yang belum siap dalam hal manajemen komunikasi untuk menghadapi pandemic seperti saat ini.

Materi selanjutnya disampaikan oleh dr. Dhite Bayu Nugroho, MSc, PhD dari Clinical Epidemiology and Biostatistics Unit (CEBU) FKKMK UGM yang menyampaikan bahwa dalam bencana kita butuh koordinasi internal dan eksternal. Untuk komunikasi kita butuh strategi komunikasi yang tepat. Media komunikasi di sini berperan penting. Saat ini penggunaan platform berbasis internet telah banyak digunakan. Namun untuk koordinasi ICS itu sendiri dr. Dhite menganjurkan untuk menggunakan Slack. Slack ini tersedia di website di laptop maupun di aplikasi di ponsel pintar. Adapun fitur unggulan slack adalah bisa memiliki channels atau kanal-kanal sehingga bisa mendiskusikan topik yang spesifik. Adapun keunggulan lain dari slack adalah untuk dokumentasi dari informasi yang ada, kejelasan dari distribusi dan delegasi tugas, pembagian topik dalam kanal - kanal hingga bisa integrase ke aplikasi lainnya misalnya ke polling, kalender, email dan twitter.

Selanjutnya peserta kursus ini diberikan tugas untuk mengisi bagan dari ICS dan juga mencoba penerapan alat komunikasi menggunakan platform Slack, untuk kemudian dapat dilihat visibilitas dari aplikasi tersebut. Pertemuan selanjutnya akan dilaksanakan pada Kamis, 16 April 2020.

Reporter: Sandra Frans (PKMK UGM)

kemenkes     https://pbs.twimg.com/profile_images/499456108344266754/8ddlt7rY_400x400.jpeg

Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK-KMK UGM

Badan PPSDM Kesehatan, Kementerian Kesehatan dan PKMK FK-KMK UGM

Free Online Workshop

Komunikasi dalam Incident Command System (ICS)

Penanganan COVID-19 di Rumah Sakit

Selasa & Kamis, 21 & 24 April 2020


Pengantar

Konsep penanganan pandemic COVID-19 ini pada dasarnya sama dengan konsep penanganan bencana. Perbedaannya hanya ada di prinsip dasar penanganan karena perbedaan sifat agen kausatifnya. Sudah saatnya rumah sakit mengaktifkan ICS yang sudah dibentuk untuk menangani pandemic COVID-19. ICS yang dibentuk dapat dikatakan sudah berjalan jika sudah memenuhi 3 fungsi yaitu what doing what (pembagian tugas), communication (alur komunikasi), dan what if (rencana cadangan).

Permasalahan yang sering dihadapi oleh rumah sakit adalah sudah memiliki SK satuan tugas penanganan COVID-19 beserta tugas dan fungsinya, namun belum memiliki alur komunikasi internal dan alur komunikasi eksternal. Misalnya bidang logistik sudah masuk dalam ICS dan sudah memiliki tugas fungsi yang jelas, namun ketika ada masalah kekurangan APD, bidang logistik tidak mengetahui kemana harus berkoordinasi, apakah langsung meminta ke pihak eksternal atau melalui komandan internal dulu. Alur komunikasi ini penting untuk dipahami oleh tim ICS untuk memudahkan koordinasi secara sistematis antar bidang (internal) dan diluar tim (eksternal). Dengan demikian semua informasi kebutuhan dan pelaporan kegiatan bisa terpenuhi dengan baik.

Apa yang terjadi saat ini dalam komunikasi di wabah?

Cara berkomunikasi yang saat ini sangat popular saat ini adalah WAG. Kemudahan dan kecepatan WAG dapat diandalkan. Akan tetapi WAG mempunyai masalah karena dirancang untuk komunikasi social, bukan untuk alat komunikasi mengelola bencana yang sangat kompleks. Ada masalah terjadinya penimbunan, sehingga harus melakukan Scrolling ke atas untuk mencari berita atau kejadian.

Dalam konteks keterbatasan WAG, ada system baru yang disebit Slack yang dirancang mempunyai kanal-kanal untuk diskusi. Adanya kanal-kanal tersebut dapat mendukung komunikasi di dalam sebuah system manajemen yang kompleks. Diharapkan akan ada perbaikan komunikasi dengan menggunakan Slack dalam manajemen Wabah Covid-19 ini.

Tujuan Workshop

Divisi Manajemen Bencana Kesehatan akan mengadakan Workshop Komunikasi dalam ICS Penanganan COVID-19 di rumah sakit, workshop ini akan membahas dasar-dasar komunikasi dalam ICS, alur komunikasi, SOP komunikasi dan alat/platform komunikasi berbasis online (aplikasi Slack). Dalam kondisi bencana, rapat koordinasi klaster kesehatan biasanya dilakukan setiap hari dimana dalam rapat koordinasi tersebut semua sub-klaster kesehatan menyampaikan laporan kegiatan dan list kebutuhan melalui pertemuan langsung. Namun dalam kondisi sekarang ini, dengan Pandemik COVID-19 yang memiliki karakter penularan sangat tinggi, maka alat komunikasi yang digunakan untuk koordinasi harus berbasis online. Salah satu aplikasi yang dapat digunakan adalah aplikasi Slack.

Workshop ini bertujuan untuk memudahkan dan memperbaiki sistem komunikasi dalam ICS Penanganan COBID-19 di rumah sakit

 

Output

  • Peserta memahami alur komunikasi dalam ICS
  • Peserta memiliki SOP komunikasi internal dan komunikasi eksternal
  • Peserta memiliki alat komunikasi ICS berbasis online (aplikasi Slack)

 

Peserta dan Persyaratan

Peserta workshop adalah peserta yang telah mengikuti workshop Aktivasi Hospital Disaster Plan berbasis Incident Command System. Diikuti oleh 3 sampai yang terdiri dari :

  • Komandan ICS RS dalam Penanganan COVID-19
  • Staff lainnya yang tergabung dalam ICS RS dalam Penanganan COVID-19

 

Waktu Pelaksanaan

Hari/Tanggal : Selasa dan Jumat/21 April dan 24 April 2020

Pukul : 08.30 – 10.00 WIB

 

Catatan:

Hari Rabu dan Kamis merupakan masa untuk mengerjakan tugas dari Hari 1.

 

 

Agenda Kegiatan

Persiapan Workshop

  1. Seluruh peserta dipastikan masuk ke grup WA Komunikasi dalam ICS Angkatan II
  2. Seluruh peserta mengerjakan survei pendahuluan sebagai berikut:
    1. Survei Awal KLIK https://forms.gle/4CLSWfr2upd1KHqp8
    2. Kirkpatrick SEBELUM KLIK https://forms.gle/84hPkHDKpbWPaQcN7
  3. Seluruh rumah sakit yang terdaftar mengikuti workshop akan diberikan sertifikat sebagai peserta workshop (participant certificate) dan rumah sakit juga akan mendapatkan sertifikat telah menyelesaikan workshop (accomplishment certificate) dengan memenuhi syarat dibawah ini:
    1. mengirimkan survei
    2. mengerjakan Kirkpatrick evaluation sebelum dan sesudah workshop
    3. kehadiran online diskusi
    4. pengerjakan penugasan 1

 

Pertemuan 1

Komunikasi dalam ICS dan Alat Komunikasi Menggunakan Aplikasi Slack

Selasa, 21 April 2020

Tujuan Pembelajaran Umum : Memahami Alur Komunikasi dalam ICS

Narasumber:

1. Gde Yulian Yogadhita M.Epid, Apt
2. dr. Dhite Bayu Nugroho, MSc, PhD

Fasilitator : Happy R Pangaribuan SKM, MPH

TPK
(Tujuan Pembelajaran Khusus)

Pokok Bahasan dan

Sub Pokok Bahasan

Metode

Memahami dasar - dasar komunikasi

Memahami dasar - dasar komunikasi :

  1. Prinsip
  2. Elemen
  3. Teknik komunikasi

Ceramah

Tanya jawab

Diskusi

Penugasan

Memahami posisi komunikasi dalam struktur ICS

Memahami posisi komunikasi dalam struktur ICS struktur :

  1. Struktur Organisasi
  2. Tugas dan tanggung jawab

Memahami juklak yang dibutuhkan dalam komunikasi

Memahami juklak yang dibutuhkan dalam komunikasi :

  1. SOP komunikasi internal
  2. SOP komunikasi eksternal
Memahami Alat Komunikasi menggunakan aplikasi Slack

Memahami Alat Komunikasi menggunakan aplikasi Slack

  1. Pengenalan Aplikasi Slack
  2. Langkah – Langkah Pembuatan dan Penggunaan Slack
 

 

*Hari/Tanggal             : Rabu dan Kamis, 22-23 April 2020

Materi                       : Mandiri Penugasan dan Membuat Slack

Tujuan Pembelajaran Umum : Untuk memahami alat komunikasi dalam ICS dengan menggunakan aplikasi Slack

 

MATERI

pdf Pengantar-Software-Komunikasi-ICS_LT

pdf Pertemuan I - Implementasi Komunikasi dalam ICS (ver.2)

pdf Pertemuan I - Tutorial Slack V.3

 

REFERENSI 

pdf Hawkins, Dan - Communication in ICS

pdf ICS_COMU_Implement Best Practices Guide

pdf NIMS Communication and Information Management

pdf NIMS, Component II page 23 - Communication and Information Mgmt

pdf Nimsgen, Craig - Role of the Communications in ICS

pdf WHO - Communicating Risk in PHE

pdf WHO WPRO, Risk-Communication-for-HCF (ID.ver10mar)

 


PENUGASAN


report icon Penugasan 1

monitor Kirim penugasan di sini

 

Arsip Video

 

Reportase

Badan PPSDM Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan FK – KMK (Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan) Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan workshop secara daring dengan tema Hospital Disaster Plan berbasis Incident Command System (ICS). Workshop dilaksanakan dalam 4 tahap yaitu 1) HDP berbasis ICS; 2) komunikasi dalam ICS; 3) logistik dalam ICS; 4) kertas kerja dan diskusi. Pada pelatihan sesi kedua (Komunikasi dalam ICS) akan dilaksanakan selama 2 hari yaitu pada 21 dan 24 April 2020.

Pada workshop sesi kedua, hari pertama pada 21 April 2020 diawali dengan fasilitator ( Happy Pangaribuan) menyampaikan tujuan dari workshop serta rangkaian kegiatan / jadwal workshop. Dimana workshop berlangsung selama 2 hari, hari pertama 21 April 2020 ini untuk penyampaian materi oleh . Gde Yulian Yogadhita M.Epid, Apt dan dr. Dhite Bayu Nugroho, MSc, PhD, di akhir materi akan disampaikan penugasan. Pertemuan hari kedua pada 24 April 2020 akan membahas hasil penugasan dari Peserta/ RS dilanjutkan presentasi dari beberapa RS yang nanti ditunjuk. Disampaikan juga bahwa semua peserta akan mendapat sertifikat. Ada 2 jenis sertifikat, bagi yang mengikuti workshop hingga selesai dan mengerjakan semua penugasan dengan baik, maka mendapat 2 sertifikat yaitu sertifikat sebagai peserta workshop dan sertifikat telah menyelesaikan workshop, sedangkan bagi yang tidak menyelesaikan penugasan-penugasan maka hanya akan mendapat sertifikat sebagai peserta workshop saja.

SELENGKAPNYA

kemenkes     https://pbs.twimg.com/profile_images/499456108344266754/8ddlt7rY_400x400.jpeg

Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK-KMK UGM

Badan PPSDM Kesehatan, Kementerian Kesehatan dan PKMK FK-KMK UGM

Free Online Workshop

Komunikasi dalam Incident Command System (ICS)

Penanganan COVID-19 di Rumah Sakit

Senin dan Rabu, 18 dan 20 Mei 2020


Pengantar

Konsep penanganan pandemic COVID-19 ini pada dasarnya sama dengan konsep penanganan bencana. Perbedaannya hanya ada di prinsip dasar penanganan karena perbedaan sifat agen kausatifnya. Sudah saatnya rumah sakit mengaktifkan ICS yang sudah dibentuk untuk menangani pandemic COVID-19. ICS yang dibentuk dapat dikatakan sudah berjalan jika sudah memenuhi 3 fungsi yaitu what doing what (pembagian tugas), communication (alur komunikasi), dan what if (rencana cadangan).

Permasalahan yang sering dihadapi oleh rumah sakit adalah sudah memiliki SK satuan tugas penanganan COVID-19 beserta tugas dan fungsinya, namun belum memiliki alur komunikasi internal dan alur komunikasi eksternal. Misalnya bidang logistik sudah masuk dalam ICS dan sudah memiliki tugas fungsi yang jelas, namun ketika ada masalah kekurangan APD, bidang logistik tidak mengetahui kemana harus berkoordinasi, apakah langsung meminta ke pihak eksternal atau melalui komandan internal dulu. Alur komunikasi ini penting untuk dipahami oleh tim ICS untuk memudahkan koordinasi secara sistematis antar bidang (internal) dan diluar tim (eksternal). Dengan demikian semua informasi kebutuhan dan pelaporan kegiatan bisa terpenuhi dengan baik.

Apa yang terjadi saat ini dalam komunikasi di wabah?

Cara berkomunikasi yang saat ini sangat popular saat ini adalah WAG. Kemudahan dan kecepatan WAG dapat diandalkan. Akan tetapi WAG mempunyai masalah karena dirancang untuk komunikasi social, bukan untuk alat komunikasi mengelola bencana yang sangat kompleks. Ada masalah terjadinya penimbunan, sehingga harus melakukan Scrolling ke atas untuk mencari berita atau kejadian.

Dalam konteks keterbatasan WAG, ada system baru yang disebit Slack yang dirancang mempunyai kanal-kanal untuk diskusi. Adanya kanal-kanal tersebut dapat mendukung komunikasi di dalam sebuah system manajemen yang kompleks. Diharapkan akan ada perbaikan komunikasi dengan menggunakan Slack dalam manajemen Wabah Covid-19 ini.

Tujuan Workshop

Divisi Manajemen Bencana Kesehatan akan mengadakan Workshop Komunikasi dalam ICS Penanganan COVID-19 di rumah sakit, workshop ini akan membahas dasar-dasar komunikasi dalam ICS, alur komunikasi, SOP komunikasi dan alat/platform komunikasi berbasis online (aplikasi Slack). Dalam kondisi bencana, rapat koordinasi klaster kesehatan biasanya dilakukan setiap hari dimana dalam rapat koordinasi tersebut semua sub-klaster kesehatan menyampaikan laporan kegiatan dan list kebutuhan melalui pertemuan langsung. Namun dalam kondisi sekarang ini, dengan Pandemik COVID-19 yang memiliki karakter penularan sangat tinggi, maka alat komunikasi yang digunakan untuk koordinasi harus berbasis online. Salah satu aplikasi yang dapat digunakan adalah aplikasi Slack.

Workshop ini bertujuan untuk memudahkan dan memperbaiki sistem komunikasi dalam ICS Penanganan COBID-19 di rumah sakit

 

Output

  • Peserta memahami alur komunikasi dalam ICS
  • Peserta memiliki SOP komunikasi internal dan komunikasi eksternal
  • Peserta memiliki alat komunikasi ICS berbasis online (aplikasi Slack)

 

Peserta dan Persyaratan

Peserta workshop adalah peserta yang telah mengikuti workshop Aktivasi Hospital Disaster Plan berbasis Incident Command System. Diikuti oleh 3 sampai yang terdiri dari :

  • Komandan ICS RS dalam Penanganan COVID-19
  • Staff lainnya yang tergabung dalam ICS RS dalam Penanganan COVID-19

 

Waktu Pelaksanaan

Hari/Tanggal : Senin dan Rabu, 18 dan 20 Mei 2020

Pukul            : 09.00 – 10.30 WIB

 

 

Agenda Kegiatan

Persiapan Workshop

  1. Seluruh peserta dipastikan masuk ke grup WA Komunikasi dalam ICS Angkatan IV
  2. Seluruh peserta mengerjakan survei pendahuluan sebagai berikut:
    1. Survei Awal KLIK DISINI
    2. Kirkpatrick  silahkan KLIK DISINI
  3. Seluruh rumah sakit yang terdaftar mengikuti workshop akan diberikan sertifikat sebagai peserta workshop (participant certificate) dan rumah sakit juga akan mendapatkan sertifikat telah menyelesaikan workshop (accomplishment certificate) dengan memenuhi syarat dibawah ini:
    1. mengirimkan survei
    2. mengerjakan Kirkpatrick evaluation sebelum dan sesudah workshop
    3. kehadiran online diskusi
    4. pengerjakan penugasan 1

 

Pertemuan 1

Komunikasi dalam ICS dan Alat Komunikasi Menggunakan Aplikasi Slack

Tujuan Pembelajaran Umum : Memahami Alur Komunikasi dalam ICS

Narasumber:

1. Gde Yulian Yogadhita M.Epid, Apt
2. dr. Dhite Bayu Nugroho, MSc, PhD

Fasilitator : Happy R Pangaribuan SKM, MPH

TPK
(Tujuan Pembelajaran Khusus)

Pokok Bahasan dan

Sub Pokok Bahasan

Metode

Memahami dasar - dasar komunikasi

Memahami dasar - dasar komunikasi :

  1. Prinsip
  2. Elemen
  3. Teknik komunikasi

Ceramah

Tanya jawab

Diskusi

Penugasan

Memahami posisi komunikasi dalam struktur ICS

Memahami posisi komunikasi dalam struktur ICS struktur :

  1. Struktur Organisasi
  2. Tugas dan tanggung jawab

Memahami juklak yang dibutuhkan dalam komunikasi

Memahami juklak yang dibutuhkan dalam komunikasi :

  1. SOP komunikasi internal
  2. SOP komunikasi eksternal
Memahami Alat Komunikasi menggunakan aplikasi Slack

Memahami Alat Komunikasi menggunakan aplikasi Slack

  1. Pengenalan Aplikasi Slack
  2. Langkah – Langkah Pembuatan dan Penggunaan Slack
 

 

 

MATERI

pdf Pengantar-Software-Komunikasi-ICS_LT

pdf Pertemuan I - Implementasi Komunikasi dalam ICS (ver.2)

pdf Pertemuan I - Tutorial Slack V.3

 

REFERENSI 

pdf Hawkins, Dan - Communication in ICS

pdf ICS_COMU_Implement Best Practices Guide

pdf NIMS Communication and Information Management

pdf NIMS, Component II page 23 - Communication and Information Mgmt

pdf Nimsgen, Craig - Role of the Communications in ICS

pdf WHO - Communicating Risk in PHE

pdf WHO WPRO, Risk-Communication-for-HCF (ID.ver10mar)

 


PENUGASAN


report icon Penugasan 1

monitor Kirim penugasan di sini

 

Arsip Video

 asdf

Reportase

h1 1 komunkasi angk 4

Dok. PKMK FK-KMK UGM “Pemaparan Materi Implementasi Komunikasi dalam ICS”

Rangkaian Workshop Online Aktivasi Hospital Disaster Plan dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 memasuki minggu II. Pada minggu ini, peserta mengikuti sesi Workshop Komunikasi dalam Incident Command System Penanganan COVID-19 di Rumah Sakit. Workshop ini bertujuan untuk memudahkan dan memperbaiki sistem komunikasi dalam ICS Penanganan Covid-19 di rumah sakit. Peserta diharapkan mampu memahami dasar - dasar komunikasi, posisi komunikasi dalam struktur ICS, juklak yang dibutuhkan dalam komunikasi dan penggunaan alat komunikasi menggunakan aplikasi Slack.

Narasumber pada hari ini adalah Gde Yulian Yogadhita M.Epid, Apt dan dr. Dhite Bayu Nugroho, MSc, PhD dari PKMK FK - KMK UGM dengan fasilitator Happy R Pangaribuan SKM, MPH. Gde Yulian Yogadhita M.Epid, Apt menyampaikan materi Implementasi Komunikasi dalam ICS (ver.2). Narasumber kedua, dr. Dhite Bayu Nugroho, MSc, PhD menjelaskan materi Tutorial Slack V.3.

Sebelum pemaparan materi, moderator menyampaikan hasil dari penugasan minggu sebelumnya bahwa RS sudah mempunyai struktur organisasi berdasarkan ICS dimana sudah ada pembagian tugas dan planning jika terjadi lonjakan apa yang akan dilakukan RS, bagaimana alur komunikasinya dan sarana komunikasi yang digunakan. Materi komunikasi ini diantarkan terlebih dahulu oleh Prof. Laksono Trisnantoro dari PKMK FK - KMK UGM yang menyebutkan bahwa survei awal 100% RS komunikasinya menggunakan WhatsApp Group (WAG) dan belum ada yang menggunakan aplikasi Slack. WA lebih populer itu dikarenakan kestabilan koneksi, adanya notifikasi, PIN - nya menggunakan nomor ponsel, adanya tanda pesan terkirim, sudah diterima dan sudah dibaca serta adanya fitur yang menarik. Selain itu Prof. Laksono menyebutkan kelebihan menggunakan WA diantaranya terintegrasi dalam sistem, broadcast kirim pesan bisa ke banyak pengguna dan memiliki fitur “Tarik pesan”. Namun WAG bisa mengakibatkan pesan penting yang disampaikan tertimbun sehingga harus scroll up agar tidak tertinggal informasi dan bisa juga terjadi “ngeplang” atau membelokkan arah pembicaraan diskusi. Sedangkan dalam ICS diperlukan sistem komunikasi untuk memastikan sistem manajemen dalam COVID-19 dapat dicapai, memaksimalkan pertanggungjawaban tiap bidang/subbidang, dan untuk memantapkan rentang kendali.

Gde Yulian Yogadhita M.Epid, Apt mengatakan bahwa pada sesi ini beliau bukan memberi materi melainkan mengingatkan kembali bahwa komunikasi ini tergantung dari pimpinan. Posisi komunikasi dalam ICS bersifat vertical diusahakan komunikasi horizontal itu diminimalkan untuk mengurangi terjadinya konflik. Aspek komunikasi dalam ICS perlu ditekankan dalam SOP untuk memastikan penerima pesan memahami isi pesan sehingga bisa memberikan respon. Komunikasi dalam ICS harus terdokumentasi dengan baik dan dicatat semua sehingga dapat digunakan untuk evaluasi.

Setelah paparan dari narasumber pertama, moderator memaparkan hasil survey awal. Sebanyak 16 RS yang sudah mengerjakan survei awal sampai dengan hari Minggu 17 Mei 2020 pukul 21.00 WIB, antara lain: RSUD Pandan, RSI Pati, RS Undata, RSNU Jombang, RS Sari MUlia Banjarmasin, RS Islam Jakarta Cempaka, RS Woodward Palu, RSIA Graha Medika, RS Permata Bekasi, RSI Unisma, RSU Sis Aldjufrie Palu, RS Permata, RSUD Wonosari, RSUD DR. H. Abdul Moeloek, RSNU Banyuwangi. Dari hasil survei didapatkan ada 69% yang sudah menunjuk Juru Bicara / posko informasi COVID-19. Dan 31 % belum memiliki juru bicara informasi COVID-19 dan akan diadakan. Sebanyak 87% sudah ada mekanisme yang menjamin bahwa semua informasi yang keluar ke masyarakat, media, staf RS, Dinas Kesehatan, disetujui oleh Incident Commander / Ketua Satgas RS Sedangkan 13% RS yaitu RSNU Jombang dan RS Woodward Palu belum ada mekanisme tersebut dan akan diadakan. Sebanyak 69% sudah melakukan pencatatan semua intervensi dan hasil rapat, sedangkan 31% pencatatan masih belum rapi.   Sebanyak 56% sudah ada mekanisme atau SOP untuk mengkomunikasikan kebutuhan RS ke masyarakat / pemberi bantuan non-formal selain dinkes dan BPBD. Sedangkan 44% belum ada mekanisme dan akan diadakan. Instrument yang digunakan tim COVID-19/ komunikasi internal RS dalam sistem komando / ICS/ tim bencana paling banyak adalah melalui WAG (96,9%), ada rapat rutin tatap muka setiap hari (28,1%) sedangkan melalui grup telegram dan grup Slack sebanyak 0%.

RS yang sudah melaksanakan poin-poin di dalam survei awal antara lain RS Sari Mulia Banjarmasin, RS Permata Bekasi, RSI Unisma, RSUD Wonosari yaitu sudah menunjuk juru bicara RS dan ruang /posko informasi Covid-19, informasi yang keluar atas persetujuan Incident Commander, ada tenaga khusus yang mencatat informasi di grup WA / notulensi saat rapat, emberikan informasi pasien/ jumlah ruang isolasi ke Dinkes, ada mekanisme atau SOP untuk mengkomunikasikan kebutuhan RS ke masyarakat / pemberi bantuan non- formal.

Diskusi sesi pertama RSUD Ungaran menyampaikan untuk komunikasi internal menggunakan WAG, dan ada rapat setiap hari. LO masih dipegang oleh 1 orang saja yaitu Kasie. Pelayanan Medik dan masuk dalam Tim Covid-19 Kabupaten. Beliau ditunjuk karena pejabat yang mempunyai hubungan dengan pihak lain (menhubungkan antar RS dan Dinas Kesehatan). RSUD Ungaran juga menanyakan kepada narasumber apakah LO memang bisa dipegang 1 orang saja atau seperti apa.

Narasumber menanggapi pertanyaan dari RSUD ungaran. Beliau menyampaikan sebaiknya RS memiliki LO lebih dari 1 orang, tidak harus pejabat, karena akan menghubungkan RS dengan pihak luar. Tetapi memang semakin tinggi jabatan LO, maka akan lebih berpengaruh dengan relasi ke pihak luar. Narasumber menceritakan pengalaman pada saat penanganan gempa di Palu, ada RS yg mempunyai hubungan baik dengan NGO yang memberikan ARV ke penderita HIV. Dikarenakan penderita HIV tidak bisa datang sendiri ke RS, maka ARV nya diberikan di posko RS. Jadi dari RS ada LO khusus , ada orang yang khusus menangani konseling kepada penderita HIV/AIDS sekaligus menjadi LO dengan NGO tersebut. Narasumber mengatakan bahwa di RSUD Ungaran mungkin ada LO khusus yang berhubungan dengan Dinas Kesehatan, dengan Pemerinta Daerah, dengan RS lain, dengan organisasi kemasyarakatan misalnya dengan UNDIP. Dimunkinkan LO ada banyak tidak hanya 1 orang. LO juga bersifat fleksibel. Apabila hanya dijabat oleh 1 orang, maka akan banyak sekali informasi yang menumpuk dan akan menjadi beban bagi orang tersebut. LO bisa diberikan kepada staf yang mungkin tingkat penanganan kepada pasien covid-19 tidak terlalu tinggi. Apabila dimungkinkan dari masing-masing bidang memiliki LO sendiri tetapi tetap ada sarana komunikasi tersendiri.

Dari chat room ada yang menanyakan bagaimana jika RS memiliki sumber daya yang terbatas, apakah dimungkinkan adanya kerjasama misalnya dari pihak eksternal yang ditarik menjadi LO dan dimasukkan dalam struktur ICS. Narasumber memberikan tanggapan dengan menekankan untuk melihat terlebih dahulu hubungan RS dengan pihak luar. Apakah hubungannya sangat kuat. Apabila hubungannya RS dengan Dinas Kesehatan maka tidak bisa dipihak ketigakan. Tetapi apabila ada kejadian luar biasa misalnya dalam kondisi bencana, maka dimungkinkan untuk memobilisasi pihak luar, misal dari STIKES. Dengan catatan Untuk mobilisasi SDM eksternal harus ada MOU sebelumnya dan tetap ada komunikasi internal dan eksternal.

RSU Sari Mulia Banjarmasin memberikan tanggapan terkait survei awal. Mereka menyampaikan bahwa sudah menyiapkan mekanisme untuk pencatatan dan yang menjadi fokus adalah Juru Bicara adalah tim hukum dari RS, jadi semua informasi yang akan keluar ke masyarakat selalu dikoordinasikan dengan tim hukum, sehingga apabila ada informasi - informasi terkait pasien, maka tim hukum yang akan menyampaikan. Untuk infromasi yang keluar atas persetujuan Incident Commander. Pencatatan informasi dilakukan oleh sekretaris, baik informasi melalui Grup WA ataupun pada saat rapat. Ada 2 sekretaris. Internal RS pada saat rapat dan eksternal untuk pencatatan dan pelaporan yang ke Dinas Kesehatan. Untuk pemberian informasi pasien / jumlah ruang isolasi ke dinkes sudah dilakukan melalui tim eksternal. Mekanisme/ sop untuk komunikasi kebutuhan RS ke masyarakat dilakukan kepada masyarakat yang datang ke IGD ataupun ke poliklinik. Untuk informasi ke masyaratkat hanya lewat media di RS saja. Misal informasi tentang pembatasan jam pelayanan di RS dan jam berkunjung. Narasumber menanggapi apa yang disampaikan oleh RSU Sari Mulia Banjarmasin bahwa penting untuk dilakukan pencatatan pada setiap informasi yang masuk dan dimasukkan dalam SOP.Narasumber juga mengapresiasi adanya Tim Hukum RS yang ditunjuk sebagai juru bicara. Hal tersebut dirasa tepat untuk menyampaikan informasi karena memiliki pengetahuan yang lebih untuk meyampaikan informasi ke masyarakat.

RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Lampung menyampaikan bahwa ada ketetapan dari Dinas Kesehatan untuk juru bicara terkait COVID-19 hanya Dinas Kesehatan yang boleh menyampaikan. Berkaitan dengan hal tersebut apakah RS menetapkan juru bicara. Narasumber memberikan jawaban singkat apabila sudah ada ketetapan untuk juru bicara dari Dinas Kesehatan dan 1 pintu maka harus mengikuti dan menghormati ketetapan tersebut. Apabila ada informasi dari rumah sakit maka akan disampaikan ke Dinas Kesehatan terlebih dahulu.

h1 2 komunkasi angk 4

Dok. PKMK FK-KMK UGM “Diskusi Tutorial Aplikasi Slack”

Sesi selanjutnya penyampaian tutorial aplikasi Slack oleh dr. Dhite Bayu Nugroho, MSc, PhD. Dhite mengatakan bahwa masa darurat bencana diperlukan komunikasi efektif baik internal maupun eksternal. Mengatasi keterbatasan WAG, ada sistem baru yang disebut Slack yang dirancang mempunyai kanal - kanal untuk diskusi. Untuk membuat Slack hanya dibutuhkan email dan pertama - tama yang dilakukan membuat workspace. Kelebihan dari Slack ini salah satunya pesan yang sudah dikirim bisa diedit. Untuk Slack ini tidak dipaksa semua RS memakai tetapi ini memperkenalkan saja.

Diskusi sesi kedua diawali oleh RSI Unisma yang menyampaikan beberapa kesulitan dalam mengoperasikan aplikasi Slack, antara lain : kesulitan untuk melakukan evaluasi terhadap kegiatan dari masing - masing anggota dan kegiatan di dalam kelompok. Setelah itu meng - invite peserta dan dikirim ke WAG, tetapi ketika ingin melihat aktivitas tidak berhasil dan juga belum memahami fitur-fitur yang ada di Slack. Narasumber menanggapi pertanyaan dengan memberikan apresiasi kepada RSI Unisma yang sudah berhasil membuat workspace. Narasumber juga mengulang Kembali tutorial Slack agar peserta memahami kembali cara penggunaan aplikasi Slack tersebut.

Pertanyaan selanjutnya dari RS Tarakan Jakarta yang menanyakan apakah data Slack bisa diretas oleh hacker, berapa jumlah maksimal member di dalam grup dan perbedaan dengan telegram dan keunggulan Slack. Narasumber menyampaikan bahwa telegram juga menggunakan sistem cloud seperti Slack, sehingga file yang diupload dapat diunduh dengan mudah di plafon manapun selama kita memiliki akses terhadap akun tersebut. Tidak ada isu dari sisi keamanan dan belum ada laporan peretasan data dari Slack. Ada 2 versi untuk pembatasan, ada slack yang free dan ada yang berbayar. Kemudian yang berbayar memang mahal sekali, tetapi yang free sudah cukup powerfull untuk memfasilitasi komunikasi internal di dalam ICS. Untuk yang free, pesan yang bisa disimpan dalam sistem Slack hanya 10.000 pesan saja setelah itu pesannya tidak bisa tersimpan dalam sistem. Dapat menggunakan fasilitas google drive yang bisa diintegrasikan dengan Slack. Sehingga file yang dikirimkan tidak disimpan di Slack tetapi disimpan di google drive. Anggota maksimal 2000 dalam 1 workspace.

Pertanyaan ketiga dari RSI Cempaka Putih Jakarta yang menanyakan terkait email dan link pada saat pertama kali mendaftar, informasi-informasi apakah bisa di back up dan untuk admin apakah bisa lebih dari 1 orang. Narasumber memberikan tanggapan yaitu bahwa email dan link dua hal yang berbeda. Yang dikirimkan email bisa masuk ke dalam Slack, yang hanya mendapatkan link via wa juga bisa masuk. Hanya saja memang lebih cepat untuk masuk Slack apabila melalui email. Peran administrasi ada 3 peran yaitu owner, administrator dan member. Lalu yang tertinggi adalah owner. Administrator bisa lebih 1 dari orang. Akan ada informasi seberapa banyak pesan yang sudah terjadi, kuota yang sudah dipakai bisa diakses dengan mudah dan versi laptop memiliki lebih banyak fitur daripada versi hp.

Workshop hari pertama Komunikasi dalam Incident Command System Penanganan COVID-19 di Rumah Sakit ditutup dengan fasilitator mengingatkan Kembali untuk mengirimkan penugasan paling lambat Selasa, 19 Mei 2020 pukul 15.00 WIB yang akan di presentasikan oleh peserta pada Rabu, 20 Mei 2020.

 

Reporter:

  1. Indrawati Wurdianing
  2. Ajeng Choirin

Bapelkes Semarang

Pengantar

Semua rumah sakit yang telah akreditasi pasti memiliki perencanaan penanggulangan bencana untuk rumah sakit atau Hospital Disaster Plan (HDP). Namun, karena nilai untuk HDP hanya 20 persen dan bisa lolos tanpa membuat perencanaan, tidak jarang rumah sakit hanya membuat dokumen dan tidak mensosialisasikannya ke seluruh staff. Lebih kanjut RS sering tidak menjadikan ancaman bencana sebagai budaya di rumah sakit. Oleh karena itu, jika terjadi bencana internal atau pun kedatangan korban eksternal, atau mengirimkan tim ke daerah bencana atau mengalami bencana alam, rumah sakit mengalami kesulitan dalam aplikasi HDP.

Hal yang kerap menjadi masalah, ketika terjadi bencana rumah sakit mengabaikan kembali dokumen perencanaannya. siapa yang sudah ditunjuk sebagai komandan, siapa yang akan bertugas secara operasional, bidang data informasi mengurusi apa, bagaimana analisis risiko rumah sakit sebelumnya untuk perencanaan surge hospital menghadapi lonjakan kasus, bagaimana berkomunikasi dengan dinas kesehatan untuk rujukan pasien, bagaimana memahamkan kalau seluruh staff harus mengikuti alur yang telah dibuat saat aktivasi tim bencana, dan lain sebagainya.

Situasi tersebut lebih berat terjadi pada bencana non alam seperti saat ini, pandemi global COVID-19. Walaupun pada dasarnya konsep penanganan pandemi ini sama dengan konsep penanganan bencana, namun ada perbedaan yang sangat besar. Perbedaannya terletak pada prinsip dasar penanganan karena perbedaan sifat agen kausatifnya. Pandemik saat ini disebabkan virus yang sangat menular. Bukan bencana yang bersifat trauma tidak menular. Oleh karena itu penangannya menjadi lebih sulit karena masalahnya jauh lebih kompleks. Semua rumah sakit yang pernah kami dampingi Hospital Disaster Plan-nya belum ada yang memasukkan pandemic global sebagai ancaman bencana yang mungkin terjadi, yang ada hanya sebatas KLB DBD dan malaria.

Mengingat pentingnya pengorganisasian tim bencana di rumah sakit atau incident command system (ICS) dalam menghadapi situasi bencana, maka diselenggarakan kursus refreshing ini dalam bentuk workshop. Dalam kegiatan ini kejelasan tugas fungsi dan alur pelaporan harian yang diluar dari situasi normal atau birokrasi sehari - hari akan dibahas.

Diharapkan melalui workshop ini Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK - KMK UGM akan membantu menfasilitasi rumah sakit yang sudah memiliki dokumen HDP dapat segera mengoperasikan dokumen tersebut dan bagi rumah sakit yang belum memiliki dokumen HDP dapat menyusunnya sesuai dengan kebutuhan penanganan COVID-19 khususnya dalam mengaktifkan ICS di rumah sakit.

Tujuan

  • refreshing cara pengaktifan Incident Command System (ICS) di rumah sakit dalam kerangka Hospital Disaster Plan.
  • mendiskusikan permasalahan dalam pelaksanaan HDP untuk COVID-19

Output

  • peserta memahami aktivasi ICS di rumah sakit
  • rumah sakit memiliki dan mengaktifkan tim bencana untuk menghadapi COVID-19
  • rumahsakit mempunyai dokumen HDP yang diperbaharui karena adanya COVID-19.

Peserta dan persyaratan

Diikuti oleh 3 sampai yang terdiri dari :

  • tim HDP rumah sakit,
  • pimpinan dan manajemen rumah sakit,
  • staf lainnya yang memilik tugas berkaitan dengan pelaksanaan HDP

Ketentuan Kepesertaan

Peserta wajib menjawab 4 survey pertanyaan mengenai HDP dan melalukan self assessment ICS pada link yang akan diberikan setelah menjadi peserta.

Agenda Kegiatan

Pertemuan 1

HDP dalam SNARS dan Penugasan

Senin, 6 April 2020, Pukul 08.30 -10.00 WIB


Tujuan Umum Pembelajaran:
Memahami Rencana Penanggulangan Bencana di RS (HDP) sesuai SNARS

Pembicara   : dr. Bella Donna, M.Kes
Fasilitator    : Madelina Ariani, SKM, MPH

Tujuan Pembelajaran Khusus

(TPK)

Pokok Bahasan dan

Sub Pokok Bahasan

Metode

Memahami regulasi manajemen disaster

Memahami Regulasi Manajemen Disaster :

  1. Kebijakan
  2. Struktur organisasi
  3. Peran dan tanggung jawab staf
  4. SDM alternatif
  5. Fasilitas alternatif
  6. Komunikasi
  • Ceramah
  • Tanya jawab
  • Diskusi
  • Penugasan

Memahami mengidentifikasi bencana internal dan bencana eksternal

Memahami mengidentifikasi Bencana Internal dan Bencana Eksternal :

  1. Analisis risiko (bencana non alam)
  2. Skenario (COVID-19)
Memahami melakukan self-assessment RS

Memahami melakukan self-assessment RS :

Indikator Kesiapsiagaan self-assessment

Overview ICS

Overview ICS :

  1. Latar Belakang ICS
  2. Prinsip ICS
  3. Organisasi dengan ICS

 

Materi

pdf Materi dr. Bella Donna, M.Kes

pdf Hasil Survey Peserta Workshop ICS HDP Angkatan 2- Madelina 6 Maret 2020

pdf Rekap Self Assessment Kapasitas ICS berdasarkan HSI- Peserta workshop HDI ICS angkatan 2

 

Referensi

pdf Major-Incident-Medical-Management-and-Support-Third-Edition

pdf HICS_Guidebook_2014_11

pdf Hospital safety index form

pdf Hospital safety index guideline for evaluator

 


PENUGASAN


report icon Bahan penugasan di sini

monitor Kirim penugasan di sini

report icon Rekap tugas hingga hari 1- Peserta workshop HDI ICS angkatan 2

 

 

Arsip Video

Reportase Kegiatan

Senin, 06 April 2020

6 04 2020

Dok. PKMK FK-KMK UGM “ Workshop Aktivasi HDP berbasis ICS-Angkatan II”

Peserta yang tergabung pada workshop ini sebanyak 43 rumah sakit yang tersebar di Indonesia. Fasilitator mengawali kegiatan ini dengan menampilkan hasil survei rumah sakit terkait Hospital Disaster Plan (HDP) dan Incident Command System (ICS) yang ada di RS. Hasil survei menunjukkan dari 21 rumah sakit terdapat 5 rumah sakit yang belum memiliki HDP, 6 rumah sakit belum memiliki tim bencana/ICS dan 13 rumah sakit belum mengaktifkan ICS.

Komponen HDP dalam Akreditasi SNARS : Menilai Kesiapan Rumah Sakit Saat Ini

Materi ini disampaikan oleh dr. Bella Donna, M.Kes dari Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK - KMK UGM. RS yang sudah memiliki HDP seharusnya sudah paham apa yang akan dilakukan dalam penanganan COVID-19 dan sejauh apa kapasitas mereka. Pada komponen HDP yang pertama adalah kebijakan harus siap, kemudian dibentuk sistem pengorganisasian, menyusun analisis risiko dan skenario. Skenario ini disusun berdasarkan kapasitas rumah sakit dan kondisi di daerah. Misalnya rumah sakit berada di wilayah zona merah COVID-19 sementara rumah sakit tidak termasuk rumah sakit rujukan untuk pasien COVID-19 dan faktanya RS menerima banyak pasien ODP dan PDP. Skenario ini yang penting disusun oleh RS, bagaimana rumah sakit menerima pasien dan batas pelayanan yang bisa diberikan untuk perawatan pasien. Bicara tentang ICS, BNPB sejak awal dibentuk sudah menggunakan ICS dalam sistem komando, begitu juga gugus tugas nasional. Terdapat 5 fungsi manajemen yaitu pertama komando, operasional, logistik, perencanaan dan keuangan/administrasi. Komandan lebih kepada manajemen untuk mengatur semuanya sementara operasional untuk menyelesaikan sesuatu (pelaku).

Diskusi :

  • RS Universitas Andalas Padang direncanakan akan masuk ke dalam rumah sakit rujukan penanganan COVID-19. Rumah sakit sudah melakukan MOU dengan Fakultas Kedokteran dan Fakultas Keperawatan Universitas Andalan untuk membantu rumah sakit baik dari segi manajemen dan tenaga medis.
  • RSI Siti Aisyah Madiun melakukan merger ruangan, untuk surge capacity di RS rujukan. Namun yang menjadi kendala adalah logistik. Narasumber menyampaikan bahwa dalam persiapan logistik ini dibutuhkan sekali peran pemerintah daerah. Rumah sakit harus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan dinas kesehatan. Jika masing-masing RS rujukan di daerah sudah penuh, maka bisa dialihfungsikan ke RS yang bukan rujukan. Ini yang perlu dibicarakan, terkait surge capacity di daerah.
  • RSJ Grhasia Yogyakarta sudah mempunyai Tim Penanggulangan Bencana. Dalam penanganan COVID ini tidak mengaktifkan Tim Penanggulangan Bencana, namun membuat tim baru untuk menangani COVID, sudah ada protokol penanganan dan ada gugus tugas langsung. RS Gracia ditunjuk menjadi RS rujukan. Hal yang menjadi kendala adalah RSJ Grhasia bukan RS umum tetapi rumah sakit jiwa. Ada 2 kasus yang sudah masuk dan rumah sakit hanya merawat ODP. RSJ Grhasia masuk dalam rumah sakit rujukan level 1.
  • RSUD Kota Baru Banjarmasin bukan termasuk RS Rujukan. Sampai sekarang belum ada kasus, namun sudah mengantisipasi dengan membentuk tim bencana untuk tim internal RS. Ruang isolasi belum ada, sementara bisa memanfaatkan ruang PONED. Pelayanan yang dilakukan selama ini adalah merawat pasien suspect, dan setelah kita rujuk masih negatif, jadi belum ada kasusnya. Kendala APD terbatas dan distribusi logistik masih terhambat. RS tidak bisa berdiri sendiri, jadi dibutuhkan kebijakan wilayah dan kebijakan dinkes untuk terpenuhnya kebutuhan logistik. Semua RS yang ada di Indonesia harus tetap mempersiapkan mulai dari sistem komando karena ini sudah masuk pandemi. Jika sudah ada tim bencana, artinya tinggal mengaktifkan, bidang logistik yang bertugas menyiapkan APD.

Fasilitator mengakhiri workshop hari ini dengan menjelaskan penugasan, dimana peserta akan mengumpulkan penugasan hari ini maksimal pukul 15.00 WIB. Workshop ini akan berlanjut besok 7 April 2020 dengan membahas topik terkait ICS.

Reporter : Happy R Pangaribuan

Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM

 

 

  • 1
  • 2
Di dunia magis kasino online, Spin Gratis adalah salah satu bonus yang paling dicari, menawarkan pemain kesempatan untuk memutar gulungan permainan slot tanpa mempertaruhkan uang mereka sendiri. Pemain Austria memiliki berbagai pilihan fantastis untuk menikmati bonus ini, dan panduan komprehensif kami untuk https://smartbonus.at/freispiele/ Free Spins memberikan wawasan mendetail tentang penawaran Free Spins terbaik yang tersedia. Panduan ini dirancang untuk membantu pemain pemula dan berpengalaman menavigasi berbagai bonus Free Spins yang ditawarkan oleh kasino online top Austria. Panduan kami mempelajari mekanisme Free Spins, menjelaskan cara kerjanya dan cara memaksimalkan potensinya. Baik itu bagian dari paket sambutan atau penawaran yang berdiri sendiri, penting untuk memahami syarat dan ketentuan, seperti persyaratan taruhan dan batasan permainan. Perbandingan dan ulasan kami tentang berbagai penawaran spin gratis memastikan Anda memiliki informasi terbaru di ujung jari Anda. Kami juga memberikan tips ahli tentang cara mendapatkan hasil maksimal dari putaran gratis ini dan meningkatkan peluang Anda untuk mengubahnya menjadi kemenangan nyata. Dengan panduan kami, Anda akan diperlengkapi dengan baik untuk memanfaatkan penawaran spin gratis terbaik di Austria, menjadikan setiap sesi slot lebih menarik dan berpotensi memberi Anda hadiah.