Hari 1
Hari Pertama: Selasa, 22 Agustus 2023
PKMK – PKMK FK-KMK UGM bekerja sama dengan Center for Disease Control (CDC) di bawah program INSPIRASI mengadakan “Functional Exercise Penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat (Public Health Emergency/ PHE) di Provinsi Sulawesi Selatan, Kota Makassar dan Kabupaten Maros” bertempat di Four Points Hotel, Makassar selama 4 hari sejak 22 - 25 Agustus 2023.
Dok. PKMK FK-KMK UGM : Situasi kelas saat berdiskusi mematangkan rencana operasi exercise dan persiapan logistik
Kegiatan ini dibagi dalam 4 hari, dimulai dari hari pertama merupakan persiapan Functional Exercise, hari kedua academic session dan briefing, hari ketiga pelaksanaan functional exercise, dan hari keempat merupakan kegiatan evaluasi dan revisi dokumen perencanaan sesuai dengan hasil temuan functional exercise hari ketiga.
Pada hari pertama, PKMK khusus melakukan persiapan dengan panitia lokal. Panitia lokal terdiri dari perwakilan masing-masing Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Maros, dan Dinas Kesehatan Kota Makassar. Panitia ini sudah dibentuk sejak awal 2023 dan bertugas untuk menyusun skenario, jadwal kegiatan, rencana operasi gladi hingga logistik yang dibutuhkan bersama dengan mentor dari PKMK UGM, yakni Apt. Gde Yulian Yogadhita, M.Epid. dan Madelina Ariani, SKM., MPH.
Dok. PKMK FK-KMK UGM : Panitia lokal berlatih sebagai narator membacakan skenario dan inject untuk functional exercise hari pertama
Dalam koordinasi, dilakukan pengecekan SOP dan Dinas Kesehatan Disaster Plan yang telah dimiliki oleh ketiga dinkes. SOP yang telah ada kemudian disesuaikan dengan skenario yang telah disusun, juga dilakukan penyesuaian dengan situasi dan kondisi yang sesungguhnya di masyarakat Sulawesi Selatan. Panitia berharap simulasi yang dilakukan dapat digunakan untuk menguji standar operasional dengan bentuk latihan operasional, tanpa harus menggunakan perlengkapan secara penuh. Tujuan utama pelatihan adalah untuk dapat memahamkan konsep Penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat kepada para peserta simulasi yang berasal dari Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten, BPBD, Dinas Peternakan, KKP, RS, Puskesmas, BBLK, dan lintas sektor lainnya.
Reporter
dr. Alif Indira dan Madelina Ariani, MPH
Hari 2
Hari Kedua: Rabu, 23 Agustus 2023
PKMK – Hari kedua Functional Exercise menjadi momen pertama kali seluruh komponen pelatihan bertemu. Setelah melakukan persiapan akhir bersama panitia lokal, kali ini, agenda utamanya adalah penyampaian materi dan gladi bersih simulasi bersama para peserta, evaluator, dan observer kegiatan.
Dok. PKMK FK-KMK UGM : Pembukaan Kegiatan Functional Exercise hari kedua
Kegiatan diawali dengan pembukaan acara dan sambutan oleh perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, yakni dr. Erwan Sulistyo, M. Kes. Erwan menyampaikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini dan mengharapkan luaran yang baik sehingga Provinsi Sulawesi Selatan dapat lebih siap dalam melakukan upaya penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat. Selain itu, dari INSPIRASI dan PKMK FK-KMK UGM diwakili oleh dr. M. Hardantyo P., MPH, PhD., mengungkapkan rasa syukur bahwa rangkaian acara functional exercise dapat dibuka dan diselenggarakan bersama berbagai pihak di Provinsi Sulawesi Selatan. Kegiatan ini, meski bukan akhir, tetapi merupakan tahap akhir dalam penyempurnaan dokumen perencanaan penanggulangan bencana, krisis kesehatan, dan kedaruratan kesehatan masyarakat di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Kabupaten Maros, dan Kota Makassar. Masih ada lanjutan setelahnya, yakni after action review dan diseminasi.
Pada setiap latihan, diharuskan ada sesi akademiknya juga sebagai rangkaian proses pembelajaran. Oleh karena itu, setelah rangkaian pembukaan, sesi diisi dengan materi refreshment tentang PHEOC (Public Health Emergency Operation Center) dan perannya pada setiap tahapan kebencanaan mulai dari pra, saat, dan setelah kejadian oleh dr. Bella Donna, M.Kes. Terdapat 4 poin penting dalam materi tersebut. Pertama, bahwa kegiatan penanggulangan bencana difokuskan pada kegiatan klaster. Maka, pembentukan klaster kesehatan harus dilakukan sejak pra-bencana. Kedua, setelah pembentukan klaster kesehatan, dilanjutkan dengan penyusunan rencana kontijensi untuk Health Emergency Operation Center (HEOC) dan PHEOC yang juga dilakukan saat pra-bencana. Ketiga, pengelolaan situasi bencana saat Tanggap Darurat dilaksanakan oleh HEOC. Terakhir, bahwa di bawah HEOC, semua sub klaster dijalankan sesuai jenis bencana yang terjadi.
Dok. PKMK FK-KMK UGM : Peserta kegiatan menanggapi materi yang disampaikan
Materi kedua, “Pengenalan Functional Exercise”, disampaikan oleh Apt. Gde Yulian Yogadhita, M.Epid. Materi yang disampaikan mulai dari latar belakang diadakannya functional exercise, alur yang akan digunakan, daftar pemain, dan teknis kegiatan di hari ketiga dimana seluruh peserta dan panitia akan menjalani simulasi penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat dengan kasus yang sudah disiapkan. Harapannya, di sesi ini semua peserta dan panitia memiliki pemahaman yang sama tentang jenis exercise yang dipilih, kasus yang digunakan, hingga luaran yang akan dihasilkan.
Dok. PKMK FK-KMK UGM : Para peserta melaksanakan gladi dan tour ke ruang-ruang yang akan digunakan saat simulasi
Sesi selanjutnya adalah refreshment dan sosialisasi dokumen perencanaan atau Dinas Kesehatan Disaster Plan Provinsi, Kabupaten dan Kota, termasuk SOP-SOP dalam situasi kedaruratan kesehatan masyarakat dan bencana. Di sini, Madelina Ariani, SKM., MPH., hanya kembali mengajak para pemain simulasi untuk lebih memahami dokumen perencanaan dan SOP yang sudah ada, karena semua kegiatan functional exercise pada 24 Agustus 2023 merupakan uji coba untuk seluruh dokumen tersebut.
Pada sesi siang, peserta melakukan gladi dengan berkeliling ke ruang-ruang yang akan digunakan keesokan harinya. Gladi ini menjadi momen penting agar setiap peserta memiliki persepsi yang sama dan siap mengaktifkan suasana seperti dalam masa bencana.
Reportase
dr. Alif Indira dan Madelina Ariani, MPH
Hari 3 - Press Release
Press Release
UGM dan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Gelar Latihan Bersama Penanggulangan Wabah Penyakit
Makassar, 24 Agustus 2023 – Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat di Four Points Hotel Kota Makassar, Kamis (24/08).
Latihan ini merupakan bagian dari peningkatan kapasitas daerah dalam penanganan bencana non-alam seperti COVID-19, flu burung dan wabah lainnya. Kegiatan ini difasilitasi oleh Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) UGM bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan dan Centers for Disease Prevention and Control (CDC USA). Latihan diperlukan dalam melihat respon terhadap wabah, menilai prosedur, meningkatkan koordinasi lintas sektor, mengidentifikasi kesenjangan, dan menguji sistem dalam serealistis mungkin.
dr. M. Hardhantyo, MPH, Ph.D dalam pembukaannya menyatakan bahwa "semua pihak yang terlibat dalam bencana di daerah harus memiliki pemahaman, keterampilan, dan kesiapan yang sama dalam menghadapi berbagai kemungkinan skenario kedaruratan atau wabah"
Pelatihan ini dirancang untuk mencerminkan kondisi wabah dan memberikan kesempatan untuk mempraktikkan pemecahan masalah dan menilai koordinasi antar lembaga. Dalam kegiatan ini PKMK FK-KMK UGM menggandeng Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Dinas Kesehatan Kota Makassar, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Maros untuk berpartisipasi langsung sebagai panitia serta pemain latihan yang akan mensimulasikan prosedur daerah dalam menghadapi situasi kebencanaan.
Latihan juga turut melibatkan berbagai instansi lintas sektor, termasuk RSUD Daya Kota Makassar, RSAL Jala Ammari, RSAU dr. Dody Sardjoto, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulawesi Selatan, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar, hingga akademisi dari universitas yang ada di Kota Makassar. Rangkaian kegiatan sudah dimulai sejak beberapa hari sebelumnya, meliputi kegiatan persiapan pada 22 Agustus 2023, persiapan peran pada 23 Agustus 2023. Hingga terakhir, kegiatan akan ditutup dengan sesi debriefing, evaluasi dan penutupan pada 25 Agustus 2023.
Sinergi berbagai instansi dalam penanggulangan wabah ini akan didokumentasikan dengan baik untuk menjadi contoh bagi Dinas Kesehatan provinsi lainnya sebagai bahan pelatihan rutin ke depan, serta bahan perbaikan prosedur terkait bencana kesehatan.
Press release disampaikan oleh Rahmat Jaya SKM M.Kes Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.
Hari 3
PKMK – Hari ketiga adalah puncak kegiatan dimana functional exercise dilaksanakan. Kegiatan ini berlangsung pukul 09.00 hingga 16.00 WITA dengan jumlah total peserta kegiatan sebanyak 80 orang, terdiri dari pemain, pengendali, dan observer.
Dok. PKMK FK-KMK UGM: Situasi di tengah functional exercise, Dinkes Kota Makassar menjawab dan mengkoordinasikan setiap inject yang diberikan
Kegiatan diawali dengan persiapan seluruh peserta, pengendali, dan observer. Persiapan meliputi pembagian perlengkapan permainan (ban lengan, naskah skenario, lembar evaluasi dan penilaian, kumpulan inject untuk tiap ruang, dan lain-lain), pengenalan area permainan dan properti di dalamnya, penjelasan aturan permainan, serta penempatan peserta ke masing-masing ruang sesuai alur permainan.
- Ruangan 1 merupakan ruang lapangan, dimana berisi pelaku perjalanan, KKP bandara dan pelabuhan, dan Rumah Sakit.
- Ruangan 2 merupakan ruang koordinasi dinas kesehatan kabupaten Maros dan Kota Makassar.
- Ruangan 3 merupakan ruang koordinasi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.
- Ruangan 4 berisi lintas sektor, mulai dari BPBD Kota Makassar, BPBD Kabupaten Maros, BPBD Provinsi Sulawesi Selatan, BBLK Kota Makassar, BTKL Provinsi Sulawesi Selatan, dan Dinas Peternakan Provinsi Sulawesi Selatan.
Dok. PKMK FK-KMK UGM: Tim surveilans Dinkes Provinsi Sul-Sel melakukan pencarian data dan informasi ke lintas sektor pada tahap penemuan kasus awal
Skenario mulai berjalan pada pukul 09.00 WITA. Pelaku perjalanan diceritakan baru saja datang dari perjalanan via darat dan laut, mengalami gejala penyakit yang dicurigai penyakit menular berbahaya. Lalu koordinasi dan prosedur deteksi dini berjalan, dan berlanjut sesuai SOP yang telah disusun masing-masing Dinas. Skenario terbagi menjadi beberapa sesi.
- Sesi 0 adalah pre-deployment, mulai dari masuknya pelaku perjalanan sampai adanya berita yang merebak di berbagai negara sebelumnya.
- Sesi 1 adalah Initial Case Finding, yang mengawali dengan temuan kasus dan atensi dari KKP hingga pencegahan kepanikan di masyarakat.
- Sesi 2 adalah Koordinasi di tingkat Kabupaten/Kota, dimana kasus yang ditemukan harus ditindaklanjuti hingga perkembangan kasus menjadi pandemi yang harus memutuskan sikap daerah dalam menghadapi ancaman tersebut. Kegiatan kemudian dijeda dengan istirahat.
- Sesi 3 yang merupakan Koordinasi di tingkat Provinsi dan Lintas Sektor yang membahas bagaimana koordinasi relawan, bantuan logistik, laporan harian, hingga deaktivasi tim saat masa pandemi dikatakan teratasi dan selesai.
Dok. PKMK FK-KMK UGM: Situasi functional exercise, persiapan rapat koordinasi dengan lintas sektor di HEOC Dinas Kesehatan Provinsi Sul-Sel
Selesai melaksanakan simulasi, peserta lalu dikumpulkan ke ruang 2 untuk melaksanakan evaluasi singkat oleh para observer dan evaluasi umum kegiatan dengan permainan interaktif. Masukan-masukan tersebut akan ditindaklanjuti pada hari keempat.
Reportase
dr. Alif Indira
Hari 4
PKMK – Sebuah kegiatan bisa dikatakan kurang sempurna jika kita tidak membuat forum evaluasi untuk sarana perbaikan dan peningkatan kualitas, serta wahana introspeksi atas sesuatu yang telah terjadi. Begitu pula dengan functional exercise penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang telah terlaksana pada 24 Agustus 2023 di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Di hari keempat ini, khusus diadakan kegiatan After Action Review Functional Exercise kemarin.
Dok. PKMK FK-KMK UGM : Salah satu evaluator sedang menyampaikan hasil penilaian dan masukan perbaikan
Di awal sesi, dipimpin oleh Apt Gde Yulian Yogadhita, M.Epid., 20 peserta kunci beserta seluruh evaluator, observer, dan pengendali menyampaikan hasil penilaian, kritik, saran, dan masukan kepada pelaksana berdasarkan tiap skenario dan inject yang diujikan. Evaluasi dilakukan menggunakan pendekatan time series sesuai dengan tahapan fase dalam inject skenario functional exercise kemarin. Harapannya dapat teridentifikasi SOP yang terlewat, SOP baru yang dibutuhkan, serta tahapan SOP yang sudah ada dan perlu diperbaiki. Selanjutnya, peserta juga memberikan tanggapan dan koreksi dari setiap evaluasi yang disampaikan. Beberapa poin yang bisa digarisbawahi dari simulasi adalah bahwa belum terbentuknya SOP Koordinasi Internal Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Maros, dan Dinas Kesehatan Kota Makassar, serta SOP Koordinasi Eksternal yang mengatur urusan dengan lintas sektor. Selain itu, ketiga dinas kesehatan juga perlu untuk mengembangkan SOP Komunikasi Risiko yang menjadi kunci dari penanggulangan kedaruratan sebelum terjadi wabah dan bahkan bencana kesehatan.
Dok. PKMK FK-KMK UGM : Pemain kunci dari Dinas Provinsi Sulawesi Selatan menyampaikan tanggapan dari hasil penilaian
Perwakilan peserta dari Dinas Kesehatan Kabupaten Maros, Annur Hikmah Basri mengatakan, bahwa dirinya sempat kaget karena yang diujikan justru kasus bencana non alam. Hal ini dikarenakan SOP yang telah disiapkan melalui Dinkes Disaster Plan Kabupaten Maros utamanya adalah untuk bencana alam banjir, sesuai dengan hasil kajian risiko bencana Kabupaten Maros. Tapi akhirnya membuka mata bahwa meski sudah memiliki Dinkes Disaster Plan, ternyata dokumen tersebut belum sempurna dan masih memerlukan ruang untuk perbaikan. Melalui simulasi ini, Annur berterima kasih sehingga nampak apa yang kurang dan dapat ditambahkan untuk dokumen dan turunannya (SOP).
Dok. PKMK FK-KMK UGM : Pemain kunci Dinas Kabupaten Maros sedang mendiskusikan hasil penilaian dan rencana tindak lanjut pasca simulasi
Dari simulasi ini juga tergambar bahwa ternyata Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota masih belum memahami alur permintaan relawan melalui sistematika Tenaga Cadangan Kesehatan (TCK) yang diatur oleh Pusat Krisis Kemenkes RI. Di sisi lain, keterlibatan lintas sektor dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat juga menjadi poin penting lain yang dievaluasi dari simulasi ini. Para peserta menyayangkan ketiadaan peran BPBD Provinsi Sulawesi Selatan pada Functional Exercise kemarin (baca: berhalangan hadir), yang padahal memegang peranan kunci dalam proses penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat.
Pasca simulasi, para peserta yang terdiri dari komponen Dinas Kesehatan Kabupaten, Kota, dan Provinsi berencana akan memperbaiki dokumen SOP dan Disaster Plan yang disusun. Sudut pandang yang beragam, yakni karena adanya keterlibatan komponen Dinkes menjadi peserta, panitia, observer, dan evaluator, akan memudahkan perbaikan dokumen-dokumen tersebut.
Di akhir acara, dilakukan pula penilaian melalui skala kualitatif terhadap teknis pelaksanaan kegiatan simulasi. Dapat disimpulkan, bahwa seluruh peserta mengaku puas dengan pelaksanaan simulasi. Mayoritas bahkan menginginkan adanya field exercise agar dapat melakukan simulasi dengan seluruh perlengkapan yang dibutuhkan. Sehingga konsep dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan dapat lebih terbentuk, disiapkan, dan dipahami oleh seluruh komponen terkait.
Reportase
dr. Alif Indira