Triase pasien korban bencana adalah tindakan awal yang wajib dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk mengelompokkan korban yang didasarkan pada prioritas pasien. Pengelompokan korban berdasar pada beratnya cedera, kemungkinan untuk hidup, dan keberhasilan tindakan berdasar sumber daya (SDM dan sarana) yang tersedia. Kendala yang sering dihadapi saat melakukan triase adalah pasien korban bencana dalam jumlah besar sementara ada keterbatasan tempat dan SDM yang melakukan triase. Prosedur triase ini harus menjadi perhatian utama yang wajib disiapkan rumah sakit khususnya dalam dokumen hospital disaster plan (HDP). Kajian berikut memberikan gambaran tentang triase pasien sakit kritis atau cedera selama insiden korban massal karena peristiwa seperti bencana, pandemi, atau insiden teroris. Banyak pertanyaan-pertanyaan yang dibahas dalam artikel khususnya pertanyaan yang sering diajukan oleh para klinisi, termasuk "apa itu triase?," "kapan harus melakukan triase?," "apa saja jenis-jenis triase bencana?," "bagaimana melakukan triase?," "apa etika triase?," "bagaimana untuk mengatur triase?," dan "penelitian apa yang diperlukan pada triase?," . Pengambilan keputusan triase sangat penting untuk keberhasilan respons terhadap insiden korban massal. Penerapan triase berbeda di seluruh spektrum respons lonjakan dari konvensional hingga respons krisis. Triase bencana akan semakin kompleks dimana sebagian besar dokter memiliki pengalaman yang terbatas dan sering mengalami kesulitan dalam membuat pergeseran dari perspektif pasien ke populasi. Ditambah lagi jika kondisi rumah sakit collabs akibat bencana atau banyaknya pasien yang tidak terkendali.