Kasus cacar monyet (monkeypox) ini meningkat signifikan di daerah Afrika. Belajar dari COVID-19 yang muncul di Wuhan menjadi alasan yang kuat bagi Indonesia untuk waspada terhadap kemungkinan monkeypox memasuki Indonesia meskipun bahaya yang ditimbulkan tidak separah COVID-19. Seperti berita yang dirilis oleh CNBC Indonesia, Menkes RI mengatakan di Indonesia sebenarnya sudah ada 11 kasus suspect yang diduga monkeypox karena muncul bintik - bintik merah di tubuh penderita, namun setelah dilakukan tes ternyata cacar air biasa. Disebutkan juga bahwa sudah ada 1500 reagen disebar ke seluruh provinsi yang dapat digunakan untuk tes gejala suspek monkeypox, sementara untuk vaksin kemenkes sedang mencari. Artikel berikut membahas bagaimana epidemiologi, karakteristik klinik, diagnosis dan pencegahan monkeypox. Cacar monyet adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh virus cacar monyet (MPXV), virus DNA untai ganda dari famili Poxviridae. Presentasi klinis cacar monyet mirip dengan cacar, dalam hal gejala, waktu terjadinya ruam, dan distribusi ruam, tetapi umumnya tingkat keparahan rendah dengan tingkat kematian dan skarifikasi yang lebih rendah dibandingkan cacar. Tingkat keparahan tergantung sistem kekebalan tubuh yang dimiliki. Tidak ada pengobatan khusus untuk cacar monyet. Perawatan suportif, manajemen simptomatik, dan pengobatan infeksi bakteri sekunder tetap menjadi rekomendasi utama. Pencegahan penyebaran MPXV di daerah endemik diantaranya menghindari kontak dengan hewan pengerat dan primata serta membatasi kontak langsung dengan darah dan daging yang tidak dimasak dengan benar. Sementara upaya untuk menghentikan perdagangan daging hewan liar dan konsumsi hewan liar sangat sulit baik secara budaya maupun ekonomi karena daging ini mungkin merupakan satu-satunya sumber protein yang tersedia bagi masyarakat termiskin. Kampanye pendidikan kesehatan besar - besaran diperlukan untuk meningkatkan kesadaran umum dan memberi nasihat tentang penanganan yang tepat dari spesies reservoir hewan potensial (sarung tangan, pakaian pelindung, masker bedah) serta menghindari kontak dekat dengan siapa pun yang terinfeksi.