Solok - Pemerintah Provinsi Sematera Barat mengalokasikan dana sebesar Rp 3,36 miliar untuk membiayai pelaksanaan program peningkatan kesiapsiagaan terhadap bencana.
Dana itu bersumber dari APBD 2013 dan dialokasikan dalam pos anggaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar selaku satuan perangkat pemerintah daerah (SKPD) pelaksana urusan kesiapsiagaan bencana, kata Gubernur Sematera Barat (Sumbar) Irwan Prayitno di Padang, Rabu.
Program peningkatan kesiapsiagaan terhadap bencana dilaksanakan melalui delapan kegiatan oleh BPBD Sumbar dengan melibatkan sejumlah pihak terkait.
Pelaksanaan kegiatan-kegiatan peningkatan kesiapsiagaan terhadap bencana tidak terlepas dari kondisi provinsi Sumbar yang disebut sebagai "Supermarket" bencana alam, karena banyaknya jenis bencana alam yang mengancam wilayah ini.
Selain bencana alam, Sumbar juga terancam bencana disebabkan manusia seperti konflik sosial, endemi wabah penyakit dan kegagalan teknologi, katanya.
Ancaman bencana itu antara lain disebabkan posisi Sumbar terletak dekat dengan pertemuan lempeng Indo-Australia dan Euro Asia di samudera Hindia sebelah Barat Mentawai serta dilalui patahan semangka dari Solok Selatan sampai Pasaman.
Selain itu, Peraturan Gempa Indonesia (SNI-1726 2002) menempatkan Sumbar sebagai salah satu wilayah yang memiliki percepatan gempa maksimum (PGA) tertinggi di Indonesia.
Potensi bencana itu juga diperkuat kajian dilakukan sejumlah ahli geologi dan didukung dokumen Pemerintah Belanda menunjukan di ibukota Sumbar, Padang pernah terjadi gempa besar diikuti gelombang tsunami pada tanggal 10 Februari 1797 dan 24 November 1833.
Tsunami itu memiliki ketinggian mencapai sekitar empat meter dan landaannya menjangkau wilayah sejauh satu kilometer dari pantai.
Dalam catatan sejarah juga mengungkapkan pada tanggal 28 Juni 1926 gempa berkekuatan 7,0 skala richter mengguncang Sumbar menyebabkan 354 orang tewas dan sekitar 3.000 unit rumah rusak.
Gempa tersebut sangat populer di Sumbar saat itu dan menjadikan bencana itu sebagai referensi penunjuk waktu untuk mencatat sesuatu yang terjadi terkait dengan bencana alam yang melanda daerah ini.
Bencana gempa dengan kekuatan besar kembali melanda Sumbar pada 6 Maret 2007 dengan kekuatan 6,3 skala richter menewaskan 66 orang dan merusak sekitar 35 ribu rumah warga di 10 kabupeten dan kota.
Pada 30 September 2009 gempa berkekuatan 7,9 Skala Richter kembali menguncang Sumbar menyebabkan 1.195 orang tewas dan sekitar 249 ribu rumah warga rusak di 10 kabupaten dan kota termasuk merusak parah infrastruktur ekonomi dan sosial provinsi ini.
source: http://www.beritasatu.com