Bandung - Lebih dari 2 ribu kepala keluarga (KK) di Kelurahan Cieunteng, dan Andir, Kecamatan Baleendah, dan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, diminta untuk mengungsi, menyusul ketinggian Sungai Citarum hingga atas batas normal.
Untuk mengantisipasi luberan air Sungai Citarum, warga Baleendah dan Dayeuhkolot terpaksa membuat tanggul pengamanan yang terbut dari karung dan pasir di sekitar bantaran sungai.
Beberapa masyarakat di dua kecamatan itu, bahu membahu membuat pagar pembatas yang terbuat dari karung berisi pasir sungai, dan menempelkan lumpur yang telah mengeras di dekat pintu rumah mereka.
“Meski luberan Sunga Citarum akibat hujan deras belum sampai ke permukiman warga, kami tetap melakukan upaya antisipatif,” ujar Wawan, warga Baleendah.
Meski demikian, Wawan dan sejumlah warga mengaku belum akan mengungsi. "Memamg sudah ada imbauan untuk mengungsi. Namun, kami masih memilih bertahan di rumah sambil menjaga perabotan rumah," tuturnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat Udjwalprana Sigit membenarkan ada imbauan kepada warga untuk mengungsi dalam rangka mengantisipasi luberan Sungai Citarum.
Sigit menjelaskan terpaksa kembali memperpanjang pemberlakuan siaga darurat bencana hingga Selasa (16/7) karena hujan masih terus mengguyur sebagian besar wilayah Jabar.
“BPBD Jabar, memberlakukan siaga (darurat) bencana pada 16 Januari 2013, lalu diperpanjang hingga 16 Mei. Karena kondisi cuaca belum menentu, siaga bencana kembali diberlakukan hingga 16 Juli,” jelas Sigit.